CEKAU.COM-Tengku Muhazza, tokoh muda asal Kabupaten Siak, Provinsi Riau ini mungkin sedikit lega. Pasalnya, lelaki yang sempat mencalonkan diri sebagai wakil Bupati Siak berpasangan dengan OK Fauzi Jamil, harus pasrah ketika dirinya ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Pekanbaru, pada Selasa (3/4) malam, sekira pukul 07.25 WIB.
Kader muda dari Partai Demokrat Riau ini, juga duduk sebagai anggota Komisi D DPRD Riau, dua tahun lalu. Sebelumnya ia tinggal di kota Siak mewadahi partainya dan mewakili suara masyarakat di DPRD Siak. Tak banyak yang mengenal sosok Tengku Muhazza ini. Terutama kalangan anak sekolah dan masyarakat kecil.
Bisa dikatakan, selama menduduki di Kota Siak, mungkin Muhazza belum sempat berjalan-jalan ke pelosok desa. Sebut saja, ketika cekau.com bersua dengan siswa SMP di Desa Empat Pandan, Kecamatan Kota Gasib, Kabupaten Siak, tidak banyak yang tahu nama Muhazza. Padahal, perjalanan ke desa ini lebih kurang satu jam melalui roda empat dari Ibu kota kabupaten. "Tak kenal kami nama Tengku Muhazza itu," kata mereka dengan polosnya.
Begitu pula sejumlah warga di Kecamatan Tualang. Tidak banyak yang tahu nama
Muhazza. Namun, ketika disebut sosok Tengku Muhazza pernah mencalonkan diri menjadi wakil bupati, maka mereka pun jadi ingat. Tapi, lupa dengan parasnya.
"O, Tengku Muhazza itu, kami tahu kalau ia pernah menjadi calon wakil bupati tetapi kalah. Wajahnya pun kami dah lupa," aku Sailan, kepada cekau.com, di kota Perawang.
Alasan ini pula maka perjalanan karir politik Muhazza, sebenarnya biasa-biasa saja. Tak ada yang penting untuk direkomendasikan ke publik. Namun, nasibnya berbeda dari rekan-rekannya sesama partai di Siak. Namanya melejit ketika Muhazza masuk partai Demokrat yang digawangi Presiden Susilo B Yudhoyono. Kata orang tua-tua di Siak, tuah badannya masih melindungi dirinya.
Namun, semenjak duduk menjadi wakil rakyat di DPRD Riau, nama Tengku Muhazza pun mulai sirna. Begitu pula di kalangan media cetak dan elektronik lokal, menilai nama Tengku Muhazza, jarang tercatat sebagai narasumber dalam setiap permasalahan sosial maupun pembangunan, khususnya terkait PON ke-18 Riau.
Kini, Tengku Muhazza, tak bisa berkelit lagi, bila namanya sekarang dikenal seluruh masyarakat Riau. BUkan saja di Desa Empang Pandang, Perawang, maupun di Kota Siak, tetapi sudah mengaung seantero negeri. Ini terlepas baik-buruknya sebuah nama.
Mesti sempat ditangkap KPK, kini Tengku Muhazza sudah dilepaskan sementara dengan berbagai syarat. Isu yang santer terdengar, permasalahan ini tergantung hasil pemeriksaan dan kepiawaian KPK mengorek informasi terhadap dua anggota DPRD Riau yang sudah ditahan, M Faisal Aswan dari Partai Golkar dan Mohammad Dunir dari PKB.
Pasalnya, KPK memiliki target untuk menarik 20 anggota DPRD Riau yang tersangkut kasus suap dana pembangunan venue PON Riau ini. KPK juga akan menjadwalkan pemeriksaan terhadap Gubernur Riau, HM Rusli Zainal, dan Ketua Harian PB PON Syamsurizal, mantan Bupati Bengkalis ini.
"Kita masih menunggu kepastian kedua pejabat tinggi di Riau itu. Pastinya setelah kita memeriksa seluruh anggota DPRD Riau yang terlibat," terang Johan Budi.
Kader muda dari Partai Demokrat Riau ini, juga duduk sebagai anggota Komisi D DPRD Riau, dua tahun lalu. Sebelumnya ia tinggal di kota Siak mewadahi partainya dan mewakili suara masyarakat di DPRD Siak. Tak banyak yang mengenal sosok Tengku Muhazza ini. Terutama kalangan anak sekolah dan masyarakat kecil.
Bisa dikatakan, selama menduduki di Kota Siak, mungkin Muhazza belum sempat berjalan-jalan ke pelosok desa. Sebut saja, ketika cekau.com bersua dengan siswa SMP di Desa Empat Pandan, Kecamatan Kota Gasib, Kabupaten Siak, tidak banyak yang tahu nama Muhazza. Padahal, perjalanan ke desa ini lebih kurang satu jam melalui roda empat dari Ibu kota kabupaten. "Tak kenal kami nama Tengku Muhazza itu," kata mereka dengan polosnya.
Begitu pula sejumlah warga di Kecamatan Tualang. Tidak banyak yang tahu nama
Muhazza. Namun, ketika disebut sosok Tengku Muhazza pernah mencalonkan diri menjadi wakil bupati, maka mereka pun jadi ingat. Tapi, lupa dengan parasnya.
"O, Tengku Muhazza itu, kami tahu kalau ia pernah menjadi calon wakil bupati tetapi kalah. Wajahnya pun kami dah lupa," aku Sailan, kepada cekau.com, di kota Perawang.
Alasan ini pula maka perjalanan karir politik Muhazza, sebenarnya biasa-biasa saja. Tak ada yang penting untuk direkomendasikan ke publik. Namun, nasibnya berbeda dari rekan-rekannya sesama partai di Siak. Namanya melejit ketika Muhazza masuk partai Demokrat yang digawangi Presiden Susilo B Yudhoyono. Kata orang tua-tua di Siak, tuah badannya masih melindungi dirinya.
Namun, semenjak duduk menjadi wakil rakyat di DPRD Riau, nama Tengku Muhazza pun mulai sirna. Begitu pula di kalangan media cetak dan elektronik lokal, menilai nama Tengku Muhazza, jarang tercatat sebagai narasumber dalam setiap permasalahan sosial maupun pembangunan, khususnya terkait PON ke-18 Riau.
Kini, Tengku Muhazza, tak bisa berkelit lagi, bila namanya sekarang dikenal seluruh masyarakat Riau. BUkan saja di Desa Empang Pandang, Perawang, maupun di Kota Siak, tetapi sudah mengaung seantero negeri. Ini terlepas baik-buruknya sebuah nama.
Mesti sempat ditangkap KPK, kini Tengku Muhazza sudah dilepaskan sementara dengan berbagai syarat. Isu yang santer terdengar, permasalahan ini tergantung hasil pemeriksaan dan kepiawaian KPK mengorek informasi terhadap dua anggota DPRD Riau yang sudah ditahan, M Faisal Aswan dari Partai Golkar dan Mohammad Dunir dari PKB.
Pasalnya, KPK memiliki target untuk menarik 20 anggota DPRD Riau yang tersangkut kasus suap dana pembangunan venue PON Riau ini. KPK juga akan menjadwalkan pemeriksaan terhadap Gubernur Riau, HM Rusli Zainal, dan Ketua Harian PB PON Syamsurizal, mantan Bupati Bengkalis ini.
"Kita masih menunggu kepastian kedua pejabat tinggi di Riau itu. Pastinya setelah kita memeriksa seluruh anggota DPRD Riau yang terlibat," terang Johan Budi.
Namun, hingga tulisan ini dimuat, hingga sekarang Tengku Muhazza sulit untuk dihubungi.*
0 komentar:
Posting Komentar