CEKAU.COM-Jembatan Siak III Pekanbaru, Riau saat ini, terancam ambruk. Pasalnya, kondisi melengkung jembatan berdasarkan uji frekuensi pada hanger (kebel) ternyata ada empat kebel mengalami nilai frekuansi sangat tinggi. Tentunya bila ini dibiarkan berlarut-larut, maka kebel bisa terputus sewaktu-waktu.
Meski pun jangka pendek kondisi ini belum membahayakan. Inilah hasil uji frekuensi pada seluruh hanger Jembatan Siak III Pekanbaru, Riau dilakukan beberapa waktu lalu oleh ahli kontruksi Prof Dr Ir H Sugeng Wiyono MMT, yang juga Wakil Ketua Kadin Bidang Infrastruktur dan Jasa Konstruksi Provinsi Riau.
"Ini berdasarkan uji frekuensi. Ternyata ada empat hanger menggantung pada jembatan memiliki frekwensi sangat tinggi. Kondisi tertentu, hanger tersebut bisa putus dan jembatan tersebut terancam ambruk," terangnya saat coffee morning dengan sejumlah Pimpinan Media Massa Riau, Senin (9/4).
Sugeng juga menilai, selain adanya pelengkung (tempat bergantung hangger, red) juga agak turun. Ini cukup menkuatirkan, meski pun dalam jangka pendek belum membahayakan.
Mengingat kondisi tersebut, tambah Sugeng, maka Jembatan Siak III Pekanbaru harus segera diperbaiki secepatnya. Malah, dia mengusulkan segera dilakukan renovasi secara total, dengan memotong badan jembatan demi keselamatan para pengguna. Namun mengingat besarnya biaya yang digunakan atas perbaikan tersebut, maka bisa dilakukan dengan memperbaiki empat hanger yang frekuensinya cukup tinggi.
"Saya usulkan justru badan jembatan Siak III ini dipotong, demi keselamatan para pengguna. Tapi, ini membutuhkan biaya besar. Jadi pemerintah bisa melakukan dengan memperbaiki empat hanger frekuensinya tinggi itu," terangnya.
Terkait adanya ancaman bagi para pengguna jembatan tersebut, Kepala Dinas PU Riau SF Haryanto, beberapa waktu lalu justru mengatakan tidak membahayakan. Namun diakui pula bahwa jembatan tersebut mengalami cacat bangunan. Apalagi ia menyakini adanya hasil loading test atau uji beban dilakukan Dinas PU Riau, mampu menahan beban seberat 80 ton.
Malah, Jembatan Siak III diusulkan mendapatkan sertifikat sebagai pioner jembatan panjang, melalui serangkaian tes pembebanan mencapai 100 ton sampai 150 ton.*
Meski pun jangka pendek kondisi ini belum membahayakan. Inilah hasil uji frekuensi pada seluruh hanger Jembatan Siak III Pekanbaru, Riau dilakukan beberapa waktu lalu oleh ahli kontruksi Prof Dr Ir H Sugeng Wiyono MMT, yang juga Wakil Ketua Kadin Bidang Infrastruktur dan Jasa Konstruksi Provinsi Riau.
"Ini berdasarkan uji frekuensi. Ternyata ada empat hanger menggantung pada jembatan memiliki frekwensi sangat tinggi. Kondisi tertentu, hanger tersebut bisa putus dan jembatan tersebut terancam ambruk," terangnya saat coffee morning dengan sejumlah Pimpinan Media Massa Riau, Senin (9/4).
Sugeng juga menilai, selain adanya pelengkung (tempat bergantung hangger, red) juga agak turun. Ini cukup menkuatirkan, meski pun dalam jangka pendek belum membahayakan.
Mengingat kondisi tersebut, tambah Sugeng, maka Jembatan Siak III Pekanbaru harus segera diperbaiki secepatnya. Malah, dia mengusulkan segera dilakukan renovasi secara total, dengan memotong badan jembatan demi keselamatan para pengguna. Namun mengingat besarnya biaya yang digunakan atas perbaikan tersebut, maka bisa dilakukan dengan memperbaiki empat hanger yang frekuensinya cukup tinggi.
"Saya usulkan justru badan jembatan Siak III ini dipotong, demi keselamatan para pengguna. Tapi, ini membutuhkan biaya besar. Jadi pemerintah bisa melakukan dengan memperbaiki empat hanger frekuensinya tinggi itu," terangnya.
Terkait adanya ancaman bagi para pengguna jembatan tersebut, Kepala Dinas PU Riau SF Haryanto, beberapa waktu lalu justru mengatakan tidak membahayakan. Namun diakui pula bahwa jembatan tersebut mengalami cacat bangunan. Apalagi ia menyakini adanya hasil loading test atau uji beban dilakukan Dinas PU Riau, mampu menahan beban seberat 80 ton.
Malah, Jembatan Siak III diusulkan mendapatkan sertifikat sebagai pioner jembatan panjang, melalui serangkaian tes pembebanan mencapai 100 ton sampai 150 ton.*
0 komentar:
Posting Komentar