Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Selasa, 02 Oktober 2012

Masalah Terantang-Islamic Centre Bangkinang Semakin 'Panas'

Islamic Centre Bangkinang
CEKAU.COM-Peliknya masalah antar warga di Desa Terantang, Kecamatan Tambang dan kasus Islamic Centre Bangkinang, semakin berlarut-larut dan panas saja. Sejumlah tokoh masyarakat risau, karena jika masalah ini berlarut-larut akan memicu perpecahan hubungan silaturahmi. Warga minta Bupati Kampar turut andil menyelesaikan konflik tersebut.


Sebut saja, putusnya silaturahmi antar warga di Desa Terantang semakin jauh, ketika masalah eksploitasi penambangan Galian C di Pulau Umpun, mencuat. Berbagai polemik di mata warga terlihat ketika ratusan massa mengatasnamakan warga Desa Terantang, Kecamatan Tambang melakukan aksi unjuk rasa di Markas Polisi Resort (Polres) Kampar dan Kantor Bupati Kampar, Kamis (20/9/2012) lalu.

Uniknya, sejumlah warga meminta kasus yang menimpa Pjs Kades Terantang dan Ketua Koperasi Iyo Basamo, dihentikan. Alasannya, penahanan tersebut sudah melanggar Undang-undang yang berlaku, baik Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005, tentang pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah, maupun Perda Nomor 4 Tahun 2007.

ua kubu bertentangan antara mendukung mantan kades dan yang tidak mendukung. Ini terbukti ketika sebelum aksi ini dilakukan, bahwa Lembaga Kerapatan Adat, Ninik Mamak Nan Ba Ompek Kenegerian Desa Terantang, melayangkan surat pernyataan kepada Bupati Kampar, pada Rabu (5/9) lalu. Surat ini berisikan kesaksian 16 pemangku adat terkait aksi oknum desa yang mencatut nama orang nomor satu di Kampar itu.

"Konflik warga di Desa Terantang, mengenai tidak dibolehkannya Galian C itu, termasuk masalah yang kecil. Jika pimpinan bijak menyelesaikannya, tidak akan mungkin masyarakat terpecah belah," kesal tokoh masyarakat Kampar, H Anwar Tamimi, mengesalkan sikap pejabat daerah Kampar tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut.

Hal ini juga terjadi pada konflik di Islamic Centre Bangkinang, sebagai tempat peribadatan ummat muslim kini menjadi ajang politik. Ini diamini Datuk Besar Mawardi, bahwa pemuka-pemuka agama disengaja di adu-domba oleh oknum tertentu. "Ini akan memutuskan tali silaturahmi," risaunya.

Konflik di Islamic Centre Bangkinang, ini ternyata dipicu surat bernada ancaman yang dilayangkan pengelola Gedung Muamalat, Markaz Islami kepada sejumlah penyewa.

Malah, Badan Amil Zakat Daerah (Bazda), persatuan lansia (Perlansia), dan sejumlah organisasi lainnya, akhirnya hengkang. Padahal, sebelumnya organisasi ini bisa memakai ruang di gedung Muamalat tersebut, mesti uang sewa agak terlambat.

Uniknya, pengurus Persatuan Lanjut Usia Kampar, terpaksa hengkang dari sektretariatnya, Senin (24/9) lalu, gara-gara diusir paksa oleh pengurus. Pasalnya, wadah perkumpulan para orangtua ini tak sanggup bayar kontrak dan akhirnya pindah ke Gedung Veteran.

Surat 'sakti' bernomor 35/BPMI/IX/2012 pada 10 September 2012 itu, Badan Pengelola memberikan tengat waktu hingga 30 September 2012 untuk melunasi sewa gedung tersebut. Isinya, segala bentuk aset di Gedung Markaz Islami segera dipindahkan.

Karena gedung akan dimanfaatkan untuk pengembangan usaha Markaz Islamy Surat ditandatangani seorang pengurus Markaz Divisi Usaha, Subirman dan diketahui Ketua Umum Badan Pengelola Dr Dasman Yahya Ma'ali LC MA.*


~ 5 komentar ~

  1. Dalam keadaa begitni memang rentan dimasuki oleh provokator, sudah sewajarnyalah pemerintah segera ikut andil dalam menyelesaikan smeua perkara, sehingga keadaan tidak keburu dimanfaatkan oleh orang-orang dengan kepentingan tertentu.

    Demikian juga para pemuka masyarakat dan orang orang berpengaruh lainnya hendaknya lebih bijak dalam menyikapi keadaan.

    BalasHapus
  2. setuju, bro. Ada manajemen konflik. Sstttttttt..?

    BalasHapus
  3. Bukan Manajemen Komlik tapi otak Oknum tertentu yang menguntukan Pihak tetrtentu dan tidak beratika masa untuk menjual pulau dipalsukan Nenenek mamak

    BalasHapus
  4. Penjualan Pulau nBotiong Terantang namp[ak dipaksaa\kan Kades, mungkin Hutang budinya Sama Jefri Noor Bupati Kampar kalau tidak masa pulau milik Ninik Mamak di jUal begitu saja dan banyak penyimpangan dan harganya Rp.2.500/kubik saya yakin masarakat aslki teranytang sanmggup beli Rp.10.000/Kubik.

    BalasHapus
  5. Saya lihat masyarakat terantang yang setuju penjualan pulau Botiong Milik Ninik Mamak teranmtang pada umumnya massyarakat yang awam masyarakat yanfg maju dan berpendidikkan tidak ada yang mendukung, disarankan coba Survey oleh Pak Buypati Jefri Noor mana bisa Saya punya kepentingan bisnis disitu baiar saja masyarakat kacau balau inilah pikiran kotor pak Bupati

    BalasHapus

Prev Post Next Post Home