Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Kamis, 15 November 2012

Pulau Jemur, Kawasan Konservasi Penyu tak Maksimal

Penyu Hijau
CEKAU.COM-Pengelolaan konservasi Kepulauan Arwah, Rokan Hilir, Provinsi Riau, sebagai pendekatan kawasan zona perlindungan (konservasi) habitat penyu, saat ini belum maksimal. Perlu perhatian serius semua Stakeholders. Karena pembesaran penyu yang dilakukan secara alami dan buatan itu, termasuk jenis Penyu Hijau, yang terbilang langka.

Belum optimalnya usaha pengelolaan ini, terbukti adanya fasilitas pendukung untuk pemeliharaan tukik (anak penyu), kini terlihat terbengkalai. Kondisi ini dapat ditemui di Pulau Jemur dan Labuhan Bilik. Dua pulau ini termasuk dalam gugusan Kepulauan Arwah.

Kondisi yang memprihatinkan ini dapat terlihat pada bangunan penunjang dan fasilitas pendukung lainnya. Bak pembesaran tampak retak-retak dan mulai ambruk. Bahkan rumah pelindung pembesaran secara buatan yang berukuran 6x6 meter dalam kondisi tak layak.

Bila ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan berdampak buruk bagi perkembangbiakkan dan pembesaran penyu hijau sebagai habitat langka yang dilindungi.

”Sebagai pengelolaan konservasi penyu hijau, Kepulauan Arwah ini harus dikelola secara optimal. Ini sebagai upaya mempertahankan keanekaragamanhayati yang harus melibatkan seluruh stakeholders,” jelas Pareng Rengi MSi, kepada cekau.com, pekan lalu.
 
Tukik penyu hijau
Selama ini, lanjut Pareng, Kepulauan Arwah dijadikan salah satu pusat riset pembesaran tukik dan konservasi bagi habitat ikan. Selain alamnya masih asri, terutama kondisi habitatnya mendukung, juga terdapat konsentrasi fitoplankton pada perairannya.

Alasan ini pula Kepulauan Arwah, dijadikan sebagai kawasan konservasi sesuai Keputusan Presiden Nomor 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, dalam pembagian kawasan lindung menjadi 15 kawasan.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home