Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Jumat, 30 November 2012

Kekerasan dalam Rumah Tangga Picu Perceraian

Kekerasan dalam Rumah Tangga
CEKAU.COM-Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat dipicu banyak hal. Diantaranya ada faktor ekonomi, pendidikan rendah, cemburu dan bisa juga disebabkan pengaruh dari salah seorang orangtua kedua belah pihak. Nah, ketika kendali rumah tangga Anda dipegang orangtua, maka bisa saja hal ini memicu kekerasan dalam rumah tangga. Yang terpenting ingat masa depan anak-anak Anda.

Nah, terkadang ada seorang istri yang terlalu banyak menuntut dalam hal banyak hal. Seperti sang suami harus bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga, baik dari kebutuhan sandang, pangan maupun pendidikan anak. Dari situlah awal pertengkaran terjadi antara suami dan istri. Sehingga ujung-ujungnya berakhir kekerasan dalam rumah tangga.

Dari pertengkaran itu, maka kedua belah pihak pun tidak lagi bisa mengontrol emosi. Kata-kata pedas terdengar dari ucapan mulut yang ular berbisa. Sementara, emosi pun tidak lagi terkontrol dengan baik. Kalau tidak tangan yang bicara, paling tidak peralatan dapur, seperti piring, gelas, pot bunga, sendok, garpu, menjadi incaran suami. Brukk... semua peralatan itu bisa saja pecah dan berderai di lantai. Sementara jika hal itu terjadi sang istripun akan diam membisu.

Nah, seharusnya kedua belah pihak bisa mengontrol diri. Seperti, seorang istri harus bisa memahami keuangan keluarga. Karena, naik turunnya penghasilan suami sangat mempengaruhi besar kecilnya pengeluaran keluarga. Ya, berhemat dengan mengeluarkan uang sesuai kebutuhan. Sementara seorang suami tentunya memahami emosi istri, yang saban hari ditekan perasaan dengan berbagai tuntutan kebutuhan hidup yang tak pernah turun-turun. Yang ada hanyalah kebutuhan hidup selalu naik.

Dilema memang. Ada sisi permasalahan di rumah tangga yang merupakan suatu kewajiban suami dan disi lain ada tuntutan yang merupakan hak seorang istri. Nah, inilah persoalannya, bahwa yang menjadi faktor utama kekerasan rumah tangga ini muncul adalah berawal tuntutan seorang istri.

Alasan ini pula, mengapa ujung-ujungnya tuntutan keuangan ini berdampak pada masalah ekonomi. Maka, tak heran, berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa faktor ekonomi memicu perpecahan rumah tangga. Malah, berbagai data di Kantor Urusan Agama (KUA) alias tempat pernikahan, menyebut tingkat perceraian dalam rumah tangga banyak terjadi dengan alasan faktor ekonomi keluarga.

Begitu besarkan pengaruh ekonomi ini, terhadap perceraian? Nah, sementara alasan ekonomi dalam perceraian, justru tidak diterima oleh KUA. Anehkan? Tapi, disinilah kasus perceraian itu merembet kemana-mana. Karena, awal perceraian di pengaruhi faktor ekonomi, namun ada proses keributan antara istri dan suami. Buntutnya ya, keributan itu berakhir kekerasan. Inilah menjadi alasan utama kaum hawa untuk bercerai.

Mengapa Perceraian Terjadi
  1. KEUANGAN. Masalah ini berbuntut pada ekonomi. Pendapatan kecil sedangkan pengeluaran besar. Sehingga seorang istri tidak mampu mengkoordinir keuangan dengan bijak. Apalagi ada pengaruh orangtua istri, wah, pertengkaran bakal tak terelakkan sehingga terjadi pertengkaran dan berujung kekerasan dalam rumah tangga. Sebaliknya, sang suami harus memahami emosi istri. Karena hal ini adalah hak mereka. Segala usaha, tawakal dan berserah diri padaNya, disertai berdoa, tentu ada jalan terbaik yang menanti Anda. Yakin dan percayalah.
  2. PENDIDIKAN. Nah, masalah pendidikan bisa juga mempengaruhinya. Pasalnya, tingkat pengetahuan dan wawasan seseorang ketika menghadapi sikap, bahasa, dan pengaruh lingkungan, tidak mampu diimbangi dengan pengetahuan yang ada. Tanpa filterisasi semua informasi sehingga istri cenderung memilih menuntut hak ketimbang melihat dengan bijak pekerjaan suami, status, gaji, dan usaha yang telah dilakukan suami. Menerima nasehat sah-sah saja, tapi harus disaring dengan logika yang sehat. Tenang dan hati tidak dalam keadaan gundah maupun risau.
  3. KARAKTER. Tidak mampu mengimbangi sifat-sifat yang dinilai tidak baik, yang terlihat saat emosi memuncak, ini bisa memicu konflik yang berkepanjangan. Nah, disinilah dibutuhkan kesabaran dari kedua belah pihak. Bisa saja, dalam membina sebuah rumah tangga, ada suami atau istri yang memiliki sifat arogan dan cenderung menang sendiri. Mengalah dalam berumah tangga merupakan kewajiban yang dimiliki oleh istri ataupun suami.
  4. KEKERASAN RUMAH TANGGA. Nah, tiga hal diatas, keuangan, pendidikan dan  karakter, akhirnya terkumpul menjadi satu dalam satu wadah yang disebut pelampiasan emosi secara maksimal. Wah, tentu yang terjadi adalah keributan. Jika ini terjadi maka kekerasan dalam rumah tangga tak terelakkan. Yang menjadi persoalan adalah ternjadinya kekerasan dalam rumah tangga yang menjadi korban adalah kaum perempuan. Wanita menjadi korban utama kekerasan sudah dibuktikan dari banyak hasil penelitian.
Tip Agar Terhindar dari Perceraian

Kekerasan dalam Rumah Tangga, menjadi faktor akhir perceraian. Untuk itu, seharusnya seorang suami maupun istri harus bisa berkomunkasi dengan baik. Banyak bertanya atau belajar dari berbagai media, sangat dibutuhkan. Menerima informasi dari luar, baik membaca buku, maupun informasi lihat dari teman, atau saudara kandung, bahkan dari orangtua, bisa saja sebagai bahan referensi. Tetapi, yang terpenting adalah hati yang tenang.

Ciptakan sebuah rumah tangga harmonis dan rukun diantara kedua belah pihak. Ini mungkin impian semua orang. Tetapi jika hanya sekedar membaca dan berbicara saja, tentu hal ini akan sulit tercapai. Semua rumus matematika atau sosial kemasyarakatan tidak akan mampu menyelesaikan konflik rumah tangga ini. Untuk itu, kembalikan pada niat dan kesabaran.

Kesabaran ini dapat tercapai, jika hati diselimuti dengan berzikir. Sebutlah asma Allah seusai melakukan ibadah. Bisa juga dilakukan dimana dan kapan saja. Yang penting niat. Lakukan setiap saat. Insya Allah semua permasalahan konflik keluarga bisa diatasi dengan kesabaran. 

Yang terpenting, Anda harus berpikir bijak dengan melihat kondisi terburuk yang dialami anak Anda, jika perceraian itu terjadi. Pikirkan untuk masa depan anak Anda, dan jangan egois memikirkan diri sendiri.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman, keluarga, maupun rumah tangga Anda. Kami doakan semoga keluarga Anda menjadi sakinah, mawaddah dan warahmah. Amiin. Kami sangat bangga jika informasi ini Anda sampaikan ke teman atau sanak saudara Anda.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home