Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Rabu, 07 November 2012

Dahlan Digugat, 10 Nama Anggota DPR belum Disebut

Dahlan Iskan
CEKAU.COM-Menteri Badan Usaha Negara (BUMN) Dahlan Iskan kabarnya akan terusik. Pasalnya, 10 nama anggota DPR terkait pemerasan BUMN, seperti dinilai Dahlan hingga kini tidak disebut. Malah, dihadapan Badan Kehormatan (BK) DPR, Dahlan Iskan hanya menyebut dua nama.

Uniknya lagi, PT Garam yang disampaikan Dahlan Iskan telah menjadi korban pemerasan ternyata membantah memberikan upeti ke anggota DPR dari daerah pemilihan Provinsi Riau itu. Kini, posisi Dahlan pun terjepit. Bila tidak menyerahkan bukti-bukti yang kuat, termasuk delapan nama lagi, maka bukan tidak mungkin Dahlan akan terseret ke ranah hukum. Mantan Direktur Utama PT PLN itu bisa dilaporkan ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Namun, terkait Dahlan masih yakin dengan ucapannya dalam pertemuan dengan Badan Kehormatan DPR, Senin lalu. "Dua nama itu mewakili 10 nama. Gambaran saya dengan mengungkap kedua nama itu yang 10 itu akan ketemu sendiri kalo memang BK ingin menelusuri," ujar Dahlan di Gedung Brantas Abipraya Jakarta, Selasa (6/11).

Dahlan pun masih bersikeras memiliki nama tersebut, termasuk bukti-bukti yang dipegangnya. Bahkan, dirinya pun sudah membeberkan nama-nama tersebut melalui tertulis yang dikirim ke BK DPR pada Rabu (7/11/2012).

"Kemarin, saya bilang diisi undangannya cukup mengungkapkan lewat bukti tertulis," tuturnya kepada sejumlah wartawan.

Dahlan pun menyebut bahwa dirinya tidak ada diintervensi dari BK DPR untuk menyebut nama lain terkait nama anggota DPR 'tukang palak'. "Minta dilengkapi bukan intervensi, minta dilengkapi. Tidak ada intervensi, yang ada kelengkapan berkas semua saja," akunya.

Sementara pengakuan anggota BK DPR, Usman Jafar menyebut bahwa kedua oknum anggota DPR 'pemalak' BUMN itu adalah Idris Laena (Fraksi Golkar) dan Sumaryoto (Fraksi PDI-Perjuangan). Idris dituding 'memalak' PT PAL dan PT Garam. Sementara Sumaryoto 'memalak' PT Merpati Nusantara Airlines.

Tetapi, Direktur Utama PT Garam, Yulian Lintang malah membantah perusahaannya pernah dipalak Idris Laena ataupun anggota DPR lainnya. "Selama saya menjadi dirut, tidak ada oknum anggota DPR yang meminta-minta uang dengan alasan apa pun,” katanya, Selasa (6/11/2012), termasuk ketika dirinya menjabat sebagai direktur pemasaran.

Tak hanya itu, banyak juga yang mempertanyakan kenapa rapat dengan BK DPR dan Dahlan Iskan berlangsung tertutup. Pasalnya, Dahlan pernah bilang mau membuka nama-nama ‘pemalak’ dalam rapat terbuka di DPR.

"Secara logika saja, pihak yang dapat mengancam dan berpengaruh mengganti posisi kursi direksi BUMN bukanlah dari partai oposisi dan partai kalah pemilu. Tapi partai berkuasa. Jadi, apakah sebelum Dahlan Iskan datang ke DPR ada tekanan? Atau hanya berdasarkan keterangan 'katanya'. Sehingga Dahlan berhitung akan dampak hukum bagi dirinya," ujar anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo.

Sementara terkait kader Partai Golkar ditunding 'memeras', Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar pun langsung bertindak cepat dengan memanggil Idris Laena. Idris bakal terancam sanksi bila tudingan Dahlan Iskan tersebut terbukti benar. "Bila terbukti pasti akan skors sesuai dengan aturan internal partai," kata Wakil Ketua Golkar, Fadel Muhammad. Fraksi Golkar akan menggelar rapat internal pekan ini untuk membahas tudingan ini.

Namun jika tuduhan tidak terbukti, Fadel berjanji partainya bakal mengambil langkah hukum. "Ini bisa menjadi pencemaran nama baik," kata Fadel. Fadel menambahkan Idris adalah kader Golkar yang tergolong aktif dalam kegiatan partai. Namun namanya tidak terlalu menonjol karena sikapnya yang lebih banyak diam.

Sementara, Wakil Ketua Fraksi PDI-P TB Hasanudin mendukung laporan Dahlan diteruskan ke aparat penegak hukum. "Saya kira laporan bagus ini harus ditindaklanjuti oleh penegak hukum. Kalau ada bukti, ya harus diproses hukum," katanya.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home