Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Rabu, 21 November 2012

Plasa Ternak Sumatera, Riau Optimis Tercapai

Askardiya R Patrianov
CEKAU.COM-Riau menuju pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia (KEI) di Sumatera, diyakini akan tercapai. Target tersebut dikemas dalam pengembangan kawasan peternakan melalui optimalisasi potensi sumber daya lokal. Ujung-unjungnya potensi agroekosistem sebagai sumber pakan ternak lestari tersebut mampu menjembatani peluang pembentukan plasa ternak di Sumatera.

Kepala Dinas Peternakan Riau, Drh Askardiya R Patrianov MP mengatakan hal ini usai mempresentsikan program kerja dinas melalui konsep pengembangan kawasan peternakan melalui optimalisasi potensi sumber daya lokal kepada sejumlah wartawan, Selasa (20/11/2012).

"Ini sangat menjanjikan. Apalagi potensi agroekosistem kelapa sawit di Provinsi Riau, sangat besar, sebagai sumber pakan ternak lestari. Ditambah lagi potensi jenis pakan sagu di Kepulauan Meranti sangat besar," jelasnya.

Patrianov mengatakan, bahwa lebih dari 60 persen luas kebun kelapa sawit nasional berada di Sumatera. Inilah dasar pengembangan KEI melalui sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional. Sementara, potensi pakan lain, seperti sagu menjadi komoditas lokal yang akan dikembangkan pada tahun 2013 mendatang.

"Jika ini tercapai, maka integrasi tanaman-ternak akan membangun keseimbangan pertumbuhan dan pemerataan diversifikasi pendapatan masyarakat," katanya.

Apalagi Riau, tambah Patrianov, memiliki potensi luas kebun kelapa sawit mencapai 2,3 hektar pada tahun 2010. Jumlah ini memiliki peluang pengembangan sentra ternak di Riau yang mencapai 1.545.719 ekor. Daya dukung potensi lahan untuk sentra ternak ini tersebar di duabelas kabupaten/kota di Provinsi Riau.

Patrianov menyakini, setelah pencapaian potensi agroekosistem sebagai sumber pakan ternak lestari dan didukung sistem integrasi ternak di kawasan budidaya tanaman, maka peluang terbesar Provinsi Riau akan mengendakan pembangunan plasa ternak di Sumatera.

Setakat ini, jelas Patrianov, secara teknis pencanangan plasa ternak dibangun dengan target sebagai pasar ternak. Misalkan, Riau akan menampung jumlah ternak yang datang dari Jakarta menuju Medan. Nah, transit inilah yang akan dimanfaatkan. Apalagi, pola ini membantu mobilisasi perjalanan yang jauh, sehingga kesehatan ternak dpat terjamin.

Sementara deviden (keuntungan) yang diraih Riau, tambahnya, bahwa konsep ini memberikan nilai tambah, jika Riau berhasil meningkatkan produksi lokal dan menjualnya di plasa tersebut. "jika efisiensi dan produktivitas integrasi ternak dan budidaya tanaman ini tercapai, maka ini akan menjadi nilai tambah ketika ternak Riau tersebut ikut andil di palasa tersebut," yakinnya.

Diharapkannya, Riau salah satu provinsi menuju  KEI dapat tercapai melalui integrasi ternak-tanaman dengan pendekatan sektoral dan spasial yang didukung seluruh stakeholders, sehingga mempercepat pembangunan melalui plasa ternak ini.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home