 |
| Tingkatkan IQ |
CEKAU.COM-Ternyata IQ (Intelligence Quotient) bisa turun lantaran adanya pengaruh suatu penyakit. Ilmuwan dari University of New Mexico menganalisis nilai IQ di Amerika Serikat sehingga menemukan bahwa paparan penyakit menular berpengaruh besar terhadap kekuatan otak. Mengapa bisa?
Faktor genetik dan pendidikan sering disebut-sebut sebagai hal yang berpengaruh besar terhadap kecerdasan seseorang. Namun sebuah penelitian terbaru mengklaim bahwa penyakit jauh lebih banyak mempengaruhi kecerdasan seseorang, yakni IQ seseorang.
Alasannya ilmuan tesebut adalah karena manusia, terutama anak-anak, mencurahkan banyak energi untuk proses kerja otak. Jika penyakit yang menguras energi terjadi maka kecerdasanlah yang pasti menjadi korban. Penemuan tersebut dilaporkan dalam jurnal Scientific American.
"Nah, penyakit menular itu dapat dikatakan faktor yang dapat merampas sejumlah besar energi dari perkembangan otak. Bukti menunjukkan bahwa penyakit infeksi merupakan penyebab utama bervaraisinya kecerdasan manusia secara global," kata Christopher Eppig, dilansir dari DailyMail.
Epigg dan timnya telah menkaji terkait teori apa saja yang dapat diuji untuk mempengaruhi tingkat IQ termasuk pendidikan, kekayaan dan gagasan. Apalagi selama ini orang yang tinggal makin jauh dari sub-Sahara semakin pintar dengan pemikiran bahwa otak tidak perlu berusaha keras untuk menjamin kelangsungan hidup.
Namun, kondisi yang bervariasi di tempat lain ini, teorinya adalah bahwa proses berpikir lebih diperlukan untuk bertahan hidup, sehingga menyebabkan IQ menjadi naik. Setelah melihat tingkat kecerdasan tersebut, maka di seluruh Amerika, Eppig dan timnya menepis teori-teori ini. Bahwa negara-negara dengan lima rata-rata IQ terendah, ternyata memiliki tingkat penyakit menular yang lebih tinggi ketimbang negara dengan lima rata-rata IQ tertinggi.
Wah, hipotesis tersebut meyakini memungkinkan orang-orang untuk membantu meningkatkan IQ di seluruh dunia dengan lebih efisien. Untukitu, jika faktor-faktor utama adalah faktor genetik seperti yang telah diusulkan beberapa orang, maka nilai IQ akan cenderung sangat sulit berubah. Nah...?*
Faktor genetik dan pendidikan sering disebut-sebut sebagai hal yang berpengaruh besar terhadap kecerdasan seseorang. Namun sebuah penelitian terbaru mengklaim bahwa penyakit jauh lebih banyak mempengaruhi kecerdasan seseorang, yakni IQ seseorang.
Alasannya ilmuan tesebut adalah karena manusia, terutama anak-anak, mencurahkan banyak energi untuk proses kerja otak. Jika penyakit yang menguras energi terjadi maka kecerdasanlah yang pasti menjadi korban. Penemuan tersebut dilaporkan dalam jurnal Scientific American.
"Nah, penyakit menular itu dapat dikatakan faktor yang dapat merampas sejumlah besar energi dari perkembangan otak. Bukti menunjukkan bahwa penyakit infeksi merupakan penyebab utama bervaraisinya kecerdasan manusia secara global," kata Christopher Eppig, dilansir dari DailyMail.
Epigg dan timnya telah menkaji terkait teori apa saja yang dapat diuji untuk mempengaruhi tingkat IQ termasuk pendidikan, kekayaan dan gagasan. Apalagi selama ini orang yang tinggal makin jauh dari sub-Sahara semakin pintar dengan pemikiran bahwa otak tidak perlu berusaha keras untuk menjamin kelangsungan hidup.
Namun, kondisi yang bervariasi di tempat lain ini, teorinya adalah bahwa proses berpikir lebih diperlukan untuk bertahan hidup, sehingga menyebabkan IQ menjadi naik. Setelah melihat tingkat kecerdasan tersebut, maka di seluruh Amerika, Eppig dan timnya menepis teori-teori ini. Bahwa negara-negara dengan lima rata-rata IQ terendah, ternyata memiliki tingkat penyakit menular yang lebih tinggi ketimbang negara dengan lima rata-rata IQ tertinggi.
Wah, hipotesis tersebut meyakini memungkinkan orang-orang untuk membantu meningkatkan IQ di seluruh dunia dengan lebih efisien. Untukitu, jika faktor-faktor utama adalah faktor genetik seperti yang telah diusulkan beberapa orang, maka nilai IQ akan cenderung sangat sulit berubah. Nah...?*
0 komentar:
Posting Komentar