CEKAU.COM-Analisis kelayakan pengembangan agroindustri sagu sebenarnya sebaga salah satu metode untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah usaha. Nah, perlu juga mempertimbagkan asumsi yang dipergunakan untuk analisis kelayakan pengembangan agroindustri sagu tersebut, bahkan perlu mempertimbangkan hal-hal, seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period serta Net B/C Ratio. Sehingga usaha yang dilakukan dapat meminimalkan kegagalan.
Pengembangan agroindustri sagu ini mencakup dua biaya pokok yaitu, biaya investasi (bangunan, fasilitas, peralatan dan pelatihan), dan biaya operasional/modal kerja yang termasuk didalamnya gaji, listrik, transportasi dan sebagainya. Berbagai keunggulan sagu, memiliki nilai tambah tidak hanya di pasar domestik, melainkan mencari nilai tambah tinggi di pasar internasional. Untuk itu, dibutuhkan teknologi tepat guna yang didukung kontinuitas, sehingga agroindustri sagu di pastikan akan terus membesar untuk masa depan.
Pengembangan agroindustri sagu mendesak dilakukan, agar sagu tidak lagi menjadi komoditas yang dimarginalkan. Apalagi pengembangan produksi sagu d Riau, saat ini mencapai 200 ribu ton per tahun, namun baru 56 persen yang bisa dimanfaatkan dengan baik. Secara rinci dapat dilihat pada tulisan ini: Sagu, Potensi Agroindustri yang belum Tergarap Maksimal.
Berikut analisis finansial, asumsi yang dipergunakan untuk analisis kelayakan pengembangan agroindustri sagu, adalah:
- Umur proyek diasumsikan berjalan selama sepuluh tahun
- Harga untuk seluruh output dan input yang digunakan dalam analisis adalah harga konstan, kecuali harga jual produk olahan sagu mengalami fluktuasi 5% mulai tahun kedua.
- Biaya investasi dikeluarkan dalam satu tahun yaitu tahun ke-1
- Produksi dimulai sejak tahun pertama, dengan jumlah produksi yang sama.
- Tingkat suku bunga yang berlaku 13% per tahun (berdasarkan rata-rata suku bunga yang berlaku saat ini).
- Skala usaha agroindustri sagu dalam studi ini adalah skala UKM.
Perhitungan kelayakan finansial Pembangunan Pengolahan sagu di Kabupaten Bengkalis adalah sebagai berikut:
Net Present Value (NPV)
Merupakan selisih antara Present Value (PV) dari manfaat dan Present Value (PV) dari biaya, dimana jika nilai NPV = 0, berarti proyek layak diusahakan karena dapat mengembalikan social opportunity cost of capital. Dalam analisis finansial terhadap pembangunan pengolahan sagu di lokasi study ini, maka nilai NPV > 0, berarti proyek pembangunan ini layak untuk diusahakan.
Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan suku bunga yang membuat NPV proyek sama dengan nol. IRR juga menunjukkan tingkat keuntungan atas investasi bersih suatu proyek. Jika nilai IRR yang dihasilkan dari analisis finansial terhadap pembangunan pengolahan sagu di Kabupaten Bengkalis adalah diatas tingkat suku bunga yang berlaku, dengan kriteria kelayakan proyek bila nilai IRR = i dapat terpenuhi maka proyek ini layak diusahakan.
Payback Period
Merupakan masa pengembalian investasi yang ditentukan dengan cara menjumlahkan keuntungan bersih atas biaya operasional pertahun sehingga mencapai jumlah yang dapat menutupi atau sama dengan biaya investasi.
Net B/C Ratio
Merupakan perbandingan antara Present Value total benefit yang mempunyai nilai positif (sebagai pembilang) dengan Present Value total bersifat negatif (sebagai penyebut). Jika Net B/C = 1.
Analisis Kelayakan Pengembangan Agroindustri Tepung Sagu
Tepung sagu adalah pati yang diekstrak dari batang sagu. Produk ini digunakan untuk pengolahan makanan, pakan, kosmetika, industri kimia dan pengolahan kayu. Batang sagu dapat diolah menjadi tepung sagu dengan cara sederhana menggunakan alat-alat yang biasa terdapat di dapur rumahtangga. Untuk industri kecil, pengolahan sudah memerlukan alat-alat mekanis untuk mempertinggi efisiensi hasil dan biaya.
Alat-alat tersebut dapat dibuat di bengkel konstruksi biasa dengan menggunakan bahan-bahan lokal. Untuk industri menengah dan besar, pengolahan memerlukan alat-alat moderen dengan kerja efisien dan kapasitas besar. Pada tulisan ini dijelaskan pengolahan tepung sagu skala rumah tangga/Industri Kecil menengah.
Bahan dan Alat yang dibutuhkan untuk Membuat Tepung Sagu
- Batang sagu.
- NaHSO3 (pemutih)
Peralatan
- Pengupas kulit seperti ; kapak, golok atau pisau.
- Perendam parutan (baskom, ember, drum atau bak semen)
- Pemarut sagu.
- Penyaring bubur sagu.
- Tempat pengendapan (bak khusus, baskom atau ember).
- Pengering.
Cara Pembuatan
- Pengupasan. Batang sagu dikupas untuk membuang kulit luar yang keras.
- Pemarutan. Batang sagu yang telah dikupas kulitnya diparut halus menjadi bubur sagu. Jika batang yang ditangani cukup banyak, batang diparut dengan mesin pemarut.
- Pembuatan larutan sulfit. Natrium bisulfit dilarutkan ke dalam air. Setiap 1 liter air ditambah dengan 3 gram natrium bisulfit. Larutan yang telah diperoleh disebut larutan sulfit. Larutan silfit dapat dibuat dengan biaya murah dengan cara mengalirkan gas SO2 ke dalam air. Gas SO2 tersebut dibuat dengan membakar belerang (S atau sulfur).
- Penambahan larutan sulfit dan pengadukan. Bubur hasil pemarutan ditambah larutan sulfit (1 bagian bubur ditambah degan 1 bagian air) sehingga menjadi bubur encer. Bubur encer ini diaduk-aduk agar pati lebih banyak yang terlepas dari sel batang. Jika bubur cukup banyak, pengadukan dilakukan denga alat pengaduk mekanis.
- Penyaringan suspensi pati. Bubur sagu disaring dengan kain saring sehingga pati lolos dari saringan sebagai suspensi pati, dan serat tertinggal pada kain saring. Suspensi pati ini ditampung pada wadah pengendapan. Penyaringan juga dapat dilakukan dengan mesin penyaring mekanis.
- Pengendapan pati. Suspensi pati dibiarkan mengendap di dalam wadah pengendapan selama 12 jam. Pati akan mengendap sebagai pasta. Cairan diatas endapan dibuang.
- Pengeringan. Pasta pati dijemur diatas tampah, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air dibawah 14%. Produk yang telah kering akan gemerisik bila diremas-remas. Hasil pengeringan ini disebut dengan tepung kasar.
- Penggilingan. Tepung kasar selanjutnya ditumbuk atau digiling sampai halus (sekurang-kurangnya 80 mesh) menjadi tepung sagu.
- Pengemasan.Tepung sagu dapat dikemas didalam karung plstik atau kotak kaleng dalam keadaan tertutp rapat.
Rincian Anggaran Biaya (RAB) Pembuatan Sagu
Usaha pengolahan sagu mencakup dua biaya pokok yaitu, biaya investasi dan biaya produksi/ biaya operasional modal kerja.
Kebutuhan Biaya Investasi Pembuatan Tepung Sagu
Selanjutnya penghitungan biaya investasi pengolahan tepung sagu secara lebih jelas ditampilkan pada tabel berikut ini.
Tabel, Kebutuhan Biaya Investasi Pengolahan Sagu dalam Bentuk Tepung Sagu
Penyusutan biaya investasi adalah dengan menggunakan Metoda garis lurus, sebagai contoh; dengan usia ekonomis 2 tahun maka penyusutan alat parust adalah: 3.000.000/2 = 1.500.000/tahun, dianggap habis selama 2 tahun masa pakai. Jadi total biaya penyusutan seeluruh biaya investasi pertahun sesuai dengan nilai ekonomisnya adalah Rp. 15.500.000.*
0 komentar:
Posting Komentar