Rusli Zainal |
CEKAU.COM-Sejak ditetapkan sebagai tersangka, Gubernur HM Riau Rusli Zainal MP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (8/2) lalu, berbagai media pun mulai berani munculkan judul yang dihalaman depan media. Simpang siur berita pun mulai dibicarakan berbagai kalangan. Tak sedikit berbicara menjatuhkan, namun banyak pula menyayangkan hal itu terjadi.
Meski Rusli telah mampu mengnahkodai Provinsi Riau dengan pembangunan yang megah, tapi tetap saja suara sumbang semakin tinggi. Dengarkan curahan hati (Curhat) seorang gubernur Riau, HM Rusli Zainal MP. Baca: Gubernur Riau: Mohon Doa Masyarakat Riau.
"Inilah pengorbanan hidup seperti dikatakan orangtua-tua dahulu. Jika hidup tak mau berkorban dan tidak mau menghadapi permasalahan, maka tak usah lagi hidup," sebut Datuk Dalang, staf ahli cekau.com.
Datuk pun menilai jika persoalan suap ketika Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, yang mencuat adalah pembangunan arena menembak menjadi alasan, sangat miris sekali. Apalagi kasus izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) itu yang dinilai berbagai pihak lebih banyak unsur politisnya. Apalagi kasus tersebut bermula pada 2001-2006 di Pelalawan dan Siak.
Selain itu, sebut Datuk, Rusli Zainal yang dikenal sang visioner itu juga dikenal sosok pejabat dan politisi yang kawakan dengan konsep pemikiran jauh ke depan. Menurut Datuk keturunan Datuk Pesisir Kerajaan Siak itu, menilai ketika berbagai proyek spektakuler infrastrukur tercipta setelah Rusli Zainal menjabat. Sementara puluhan tahun sampai enam puluhan belum Gubernur Riau yang melakukan hal yang sama. Mesti guburneur itu berasal dari Riau.
"Jika banyak menilai, dulu Riau lambat pembangunannya, karena alasan gubernur Riau berasal dari Jawa, sementara ketika ada kesempatan dari Riau, justru tidak ada perubahan. Nah, zaman Rusli inilah, pembangunan itu terwujud dalam waktu singkat. Terlepas dari kepentingan ia memang berasal dari seorang kontraktor," jelasnya.
Datuk menyebut seperti Jembatan Siak di Siak Sri Indrapura, Jembatan Rumbai Jaya di Indragiri Hilir saat ia menjabat sebagai Bupati hal itu sudah diusulkan, dan sejumlah pengembangan infrastruktur di Provinsi Riau lainnya. Yang uniknya adalah penyelenggaraan PON XVIII, bahwa Riau sebagai tuan rumah. Sementara pesta olahraga Islam ternama Islamic Solidarity Games (ISG) III, pun Indonesia menjadi penyelenggara, bahkan Riau yang ditunjuk sebagai tuan rumah.
"Sejak kapan lagi Riau sebagai tuan rumah PON atau ISG ini. Nah, cobalah renungkan bersama, jika kita ingin menilai seseorang dalam kebijakannya selama ini. Makanya kita harus bijak pula untuk melihat apa yang ada saat ini. Makanya, jika hidup di negeri Melayu akan paham hal itu. Jangan mentang-mentang sudah puluhan tahun tinggal dan mencari makan di Riau, malah ia mengaku bukan orang Riau. Kita bisa tahu siapa yang menilai dengan bijak," tegasnya.
Yang terpenting, sebut Datuk, bahwa kata-kata pepatah dulu harus kembali diingatkan, Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Maka, artinya, dimana kita mencari nafkah dan bertempat tinggal, maka disitulah kita berada dan menjadi bagian dari daerah itu. Siapa pemimpinnya, dan siapa imamnya. "Ini umpama salat berjamah, jika imam salah melafazkan kita ingatkan dengan kata-kata, bila imam melakukan salah dalam rakaat, maka kita pun melafazkan, agar ia tahu, bahwa ia memang benar salah. BUkan dengan cara mengeser Imam dan disuruh ia mundur menjadi makmum. Tolong camkan (diingat) itu," tegasnya lagi.
Jadi, Datuk pun menyambut baik, warkah maklumat yang dikeluarkan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), terkait banyak berita lokal yang menghujat Imam tersebut. Empat point yang disampaikan LAMR ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab sebagai lembaga yang menangani masalah etika dan moral adat melayu Riau. Baca lengkapnya: Gubri Diperiksa KPK, LAMR Keluarkan Warkah Maklumat.
Meski Rusli telah mampu mengnahkodai Provinsi Riau dengan pembangunan yang megah, tapi tetap saja suara sumbang semakin tinggi. Dengarkan curahan hati (Curhat) seorang gubernur Riau, HM Rusli Zainal MP. Baca: Gubernur Riau: Mohon Doa Masyarakat Riau.
"Inilah pengorbanan hidup seperti dikatakan orangtua-tua dahulu. Jika hidup tak mau berkorban dan tidak mau menghadapi permasalahan, maka tak usah lagi hidup," sebut Datuk Dalang, staf ahli cekau.com.
Datuk pun menilai jika persoalan suap ketika Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, yang mencuat adalah pembangunan arena menembak menjadi alasan, sangat miris sekali. Apalagi kasus izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) itu yang dinilai berbagai pihak lebih banyak unsur politisnya. Apalagi kasus tersebut bermula pada 2001-2006 di Pelalawan dan Siak.
Selain itu, sebut Datuk, Rusli Zainal yang dikenal sang visioner itu juga dikenal sosok pejabat dan politisi yang kawakan dengan konsep pemikiran jauh ke depan. Menurut Datuk keturunan Datuk Pesisir Kerajaan Siak itu, menilai ketika berbagai proyek spektakuler infrastrukur tercipta setelah Rusli Zainal menjabat. Sementara puluhan tahun sampai enam puluhan belum Gubernur Riau yang melakukan hal yang sama. Mesti guburneur itu berasal dari Riau.
"Jika banyak menilai, dulu Riau lambat pembangunannya, karena alasan gubernur Riau berasal dari Jawa, sementara ketika ada kesempatan dari Riau, justru tidak ada perubahan. Nah, zaman Rusli inilah, pembangunan itu terwujud dalam waktu singkat. Terlepas dari kepentingan ia memang berasal dari seorang kontraktor," jelasnya.
Datuk menyebut seperti Jembatan Siak di Siak Sri Indrapura, Jembatan Rumbai Jaya di Indragiri Hilir saat ia menjabat sebagai Bupati hal itu sudah diusulkan, dan sejumlah pengembangan infrastruktur di Provinsi Riau lainnya. Yang uniknya adalah penyelenggaraan PON XVIII, bahwa Riau sebagai tuan rumah. Sementara pesta olahraga Islam ternama Islamic Solidarity Games (ISG) III, pun Indonesia menjadi penyelenggara, bahkan Riau yang ditunjuk sebagai tuan rumah.
"Sejak kapan lagi Riau sebagai tuan rumah PON atau ISG ini. Nah, cobalah renungkan bersama, jika kita ingin menilai seseorang dalam kebijakannya selama ini. Makanya kita harus bijak pula untuk melihat apa yang ada saat ini. Makanya, jika hidup di negeri Melayu akan paham hal itu. Jangan mentang-mentang sudah puluhan tahun tinggal dan mencari makan di Riau, malah ia mengaku bukan orang Riau. Kita bisa tahu siapa yang menilai dengan bijak," tegasnya.
Yang terpenting, sebut Datuk, bahwa kata-kata pepatah dulu harus kembali diingatkan, Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Maka, artinya, dimana kita mencari nafkah dan bertempat tinggal, maka disitulah kita berada dan menjadi bagian dari daerah itu. Siapa pemimpinnya, dan siapa imamnya. "Ini umpama salat berjamah, jika imam salah melafazkan kita ingatkan dengan kata-kata, bila imam melakukan salah dalam rakaat, maka kita pun melafazkan, agar ia tahu, bahwa ia memang benar salah. BUkan dengan cara mengeser Imam dan disuruh ia mundur menjadi makmum. Tolong camkan (diingat) itu," tegasnya lagi.
Jadi, Datuk pun menyambut baik, warkah maklumat yang dikeluarkan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), terkait banyak berita lokal yang menghujat Imam tersebut. Empat point yang disampaikan LAMR ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab sebagai lembaga yang menangani masalah etika dan moral adat melayu Riau. Baca lengkapnya: Gubri Diperiksa KPK, LAMR Keluarkan Warkah Maklumat.
"Saya setuju dengan warkah maklumat LAM Riau ini. Ini sebagai tanggung jawab moril mengenai etika dan moral adat dan budaya melayu Riau. Menghujat dengan bentuk emosi tidak sesuai dengan adat resam melayu Riau. Yang terbesar adalah Indonesia salah satu bagian dari Bangsa Melayu yang kini sudah mulai terpecah-pecah," jelasnya.
Rusli: Jaga Marwah Melayu Santun
Setelah memimpin upacara bersama jajaran di kantor Gubernur Riau, Senin (11/2/2013), Rusli Zainal pun berjanji bahwa kantor Gubernur akan terbuka bagi masyarakat umum yang ingin mendengarkan arahannya. Banyak dukungan dari berbagai kalangan yang datang.
"Antusiasme yang sampai ke saya dan keluarga sungguh luar biasa. Ini menjadi kekuatan tersendiri di tengah kami menghadapi musibah seperti saat ini. Namun demikian, saya perlu meluruskan beberapa hal mengenai apel besok pagi, agar tidak miskomunikasi" kata Rusli Zainal.
Pernyataan 'membuka pintu kantor Gubernur' disebut Gubri sebagai pernyataan kiasan yang bersifat spontanitas ketika diwawancarai secara LIVE oleh Riau Televisi (RTV). Pernyataan tersebut dimaksudkan, agar masyarakat bisa melihat, Gubri Rusli Zainal bertanggungjawab atas kepemimpinannya dan tidak lari dari masalah seperti dugaan beberapa kalangan.
"Jadi pernyataan membuka pagar itu lebar-lebar, benar-benar spontanitas. Karena saya sempat dikabarkan menghilang atau lari dari masalah ini. Padahal Sabtu dan Minggu adalah hari libur, dan hari sebelumnya, saya masih bekerja untuk rapat-rapat persiapan Islamic Solidarity Games (ISG) di Jakarta. Jadi tidak benar saya menghilang. Untuk membuktikan itulah, saya persilahkan, yang mau lihat saya berpidato nanti hari Senin, silahkan lihat. Saya tidak kemana-mana,saya akan berdiri di halaman kantor Gubernur," jelas Gubri.
Usai pernyataan tersebut, beberapa undangan menghadiri apel pagi bersama Gubernur pun terus beredar secara berantai di masyarakat. Meski yang akan hadir tulus mendukungnya, Gubri tetap berharap tidak ada dugaan-dugaan negatif dampak dari ucapan spontanitasnya tersebut.
"Nanti salah-salah saya disebut melakukan pengerahan massa. Musibah ini sudah demikian berat untuk saya dan keluarga, jadi jangan ditambah-tambah. Saya tak ingin ada lagi fitnah di tengah musibah. Pernyataan saya itu benar-benar spontanitas sebagai bentuk pertanggungjawaban saya sebagai pemimpin," jelas Gubri Rusli Zainal.
Namun, andai masyarakat tetap ada yang datang, Gubri pun menitipkan pesan agar betul-betul menjaga situasi dan kondisi dengan baik. Dengan tetap menjaga marwah orang Melayu Riau yang santun.
"Saya menyarankan, rakyat lebih baik melihat dari media saja. Pintu kantor Gubernur akan tetap terbuka. Namun saya bermohon, tetaplah jaga ketertiban dan jaga keamanan bersama. Tidak ada sebenarnya yang spesial dari apel pagi ini, karena memang rutin saya lakukan selama ini, " kata Rusli Zainal.*
0 komentar:
Posting Komentar