Kantor PDAM Pekanbaru |
CEKAU.COM-Konsorsium Korea Selatan, PT Beomhan Eng akan berinvestasi di bidang air bersih di Pekanbaru. Tak tanggung-tanggung dana Rp2 triliun. Hanya saja, investasi tersebut, apakah termasuk perbaikan instalasi yang sudah bocor yang sudah lama tidak pernah diganti-ganti, bak penampungan air yang sudah lama tidak terpakai, biaya pompa atau termasuk gaji karyawan dan administrasi lainnya? Belum lagi, potongan biaya komisi dan lainnya.
Namun, dari berbagai sumber, dana triliunan tersebut disiapkan untuk membangun sistem Built Operat and Transfer (BOT) yang terdiri dari instalasi pengolahan dan menara penampung air bersih. Sementara gaji karyawan dan administrasi dan uang komisi hingga sekarang tidak jelas. Jika demikian dana trilunan tersebut tidak bakal mencukupi permasalahan yang terjadi di tubuh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang hingga kini carut-marut.
Walikota Pekanbaru, Firdaus MT, usai mendengarkan ekspos PT Beomham Eng, selama dua jam di Jakarta, Selasa (29/1/2013), mengatakan Ekspose ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang diteken enam bulan lalu. "Kami memang mendengarkan final report atau laporan terakhir studi kelayakan dengan dua alternatif yakni pengolahan air minum dari air baku di Sungai Siak dan Sungai Kampar," ujarnya.
Selain Firdaus, pertemuan itu juga dihadiri Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekanbaru Azmi, Direktur Utama PDAM Tirta Siak Pekanbaru Edwin Supradana dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pekanbaru Sofyan. Sedangkan dari pihak PT PT Beomhan Eng dihadiri Hwang Jung Uk (Proyek Manager), Jong Seng Scop (Finance Manager Seolin Acconting Corp) dan Ju Jong Sie (CMER Corp sebagai Construction Manegement).
Firdaus mengakui konsorsium dari negeri Ginseng itu sangat serius dan visibel dalam tawaran kerjasama dengan harga air berada di kisaran Rp7000/liter di Pekanbaru. "Bukti keseriusan tersebut, karena kami sudah melakukan tiga kali pertemuan dan termasuk melakukan studi kelayakan," ujarnya.
Ditambahkan Firdaus, jika terjadi kesepahaman dari hasil ekspose tersebut, bentuk kerjasama dengan sistem BOT itu akan berlangsung selama 30 tahun. "Pemko hanya menyediakan lahan saja, setelah 30 tahun tahun, maka semua bangunan/infrastruktur akan menjadi milik Pemko Pekanbaru," ujarnya.
Jika berjalan lancar, Firdaus menegaskan maka akan dimulai pembangunan konstruksi dan beroperasi tahun 2018 dengan kapasitas 119 ribu meter kubik per hari atau setara dengan kurang dari kebutuhan 100 ribu rumah tangga. "Kalau bisa mensuplai 100 rumah tangga, artinya bisa memasok 5 persen dari populasi penduduk di Pekanbaru," katanya.
Mantan Kadis PU Riau ini menyatakan, bentuk kerjasama adalah bangun operasi transfer (BOT). Artinya, pihak investor akan membangun instalasi pengolahan dan tower penampung dan dari tower tersebut akan langsung di jual ke pembeli, yakni PDAM. "Jadi air bersihnya tidak langsung di jual ke warga masyarakat," sebutnya.*
0 komentar:
Posting Komentar