Apa yang dinikmati anak-anak itu?
Ketika lumpur membenamkan kaki hingga ke lutut biru.
Pada kerang yang dicari.
Pada lumpur yang menghujam kaki.
Apa yang dinikmati anak-anak itu?
Ketika selembar papan sepanjang satu meter, dijadikan alas seperti berselancar.
Pada riang tawa, dan sesekali mereka histeris dengan paras yang terpancar.
Riak gelombang pun muncul, ketika kapal menghentam air surut.
Mereka tetap saja menyusuri partikel pasir halus berwarna kelabu di tepi laut.
Di wilayah pesisir, tepi pantai Desa Concong Luar.
Aksi itu terus bersahaja, di bawah mentari menyusup kilau.
Pada segumpal awan di batas cakrawala.
Ketika surut menepi dalam prahara.
Memuput riang mereka.
Tapi, apakah yang dinikmati anak-anak itu?
Ketika lumpur membenamkan kaki hingga ke lutut biru.
Ada sejuta bakau luluh lantak di tepian laut.
Entah...... abrasi.
Ketika gelombang menghantam darat.
Entah....... Lapuk.
Ketika usia tak lagi mampu bertahan hidup.
Entah........ keserakahan manusia.
Pada gelapnya kebutuhan hidup.
Entah......?
Tapi, apakah yang dinikmati anak-anak itu?
Ketika waktu terentang jauh.
(Tulisan dikirim oleh De Aci, Ketika menyusuri kehidupan anak-anak pesisir di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau)
Rabu, 12 Oktober 2011
Apa yang Dinikmati Anak-anak Itu?
Simak Tulisan Terkait :
Label:
Gaya Hidup,
Puisi,
Seni
Apa yang Dinikmati Anak-anak Itu?
Cekau.Com 2011-10-12T09:55:00+07:00 : 4.5
Cekau.Com 2011-10-12T09:55:00+07:00 : 4.5
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar