CEKAU.COM - Gempa yang terjadi di Bali pada Kamis (13/10) bermagnitud 6, terjadi pukul 10.16.32 WIB. Pusat gempa di koordinat 9,359 Lintang Selatan dan 114,647 Bujur Timur pada kedalaman 61,3 Kilometer. Hal ini diyakini Badan Geologi Amerika Serikat atau United States Geological Survey (USGS), saat mencatat hasil gempa Bali tersebut.
Data yang dikemukakan USGS di situs resminya, seperti dilansir Kompas.com menyatakan, bahwa gempa Bali terjadi di wilayah Selatan Bali dengan jarak sekitar 100 km barat daya Denpasar, 168 km Tenggara Jember, 182 km Barat Daya Mataram, dan 931 km Tenggara dari Jakarta.
Tak Ada Potensi Tsunami
Namun, berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar, gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami. "Tak ada potensi tsunami atas gempa yng terjadi di Bali, pada Kamis (13/10) itu. Namun kita tetap waspada," yakin Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, Wayan Suardana.
BMKG itu mencatat bahwa Gempa Bali berkekuatan 6,5 skala Richter (SR), lebih kecil dari data yang dilansir BMKG Pusat. Bahkan, gempa Bali ini sudah menggoyang sejak pukul 11.25 WITA. Gempa terasa sekitar hampir satu menit dan cukup membikin panik warga.
Sebuah jumpa pers yang dihadiri beberapa wartawan di kawasan Renon, Denpasar, sempat terhenti, dan semua meninggalkan ruangan. Beberapa warga membunyikan kul-kul (alat tradisional kentongan khas Bali) sebagai peringatan.*
Tak Ada Potensi Tsunami
Namun, berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar, gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami. "Tak ada potensi tsunami atas gempa yng terjadi di Bali, pada Kamis (13/10) itu. Namun kita tetap waspada," yakin Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, Wayan Suardana.
BMKG itu mencatat bahwa Gempa Bali berkekuatan 6,5 skala Richter (SR), lebih kecil dari data yang dilansir BMKG Pusat. Bahkan, gempa Bali ini sudah menggoyang sejak pukul 11.25 WITA. Gempa terasa sekitar hampir satu menit dan cukup membikin panik warga.
Sebuah jumpa pers yang dihadiri beberapa wartawan di kawasan Renon, Denpasar, sempat terhenti, dan semua meninggalkan ruangan. Beberapa warga membunyikan kul-kul (alat tradisional kentongan khas Bali) sebagai peringatan.*
0 komentar:
Posting Komentar