 |
| Johan Budi |
CEKAU.COM-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan bakal menggelar perkara atau ekspose penyelidikan kasus gedung olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat yang disebut-sebut melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Juru Bicara KPK, Johan Budi SP mengatakan, gelar perkara paling lambat Rabu, 20 Februari 2013.
"Ekspose dijadwalkan kalau tidak Selasa kemungkinan Rabu," ujar Johan, seperti dilansir tempo.co, Minggu (17/2). Johan tak tahu apakah gelar perkara itu menentukan nasib Anas. Ia hanya membenarkan ekspose ini akan membahas sejauh mana kekuatan alat bukti yang diperoleh komisinya dalam kasus ini. "Kita lihat bersama hasilnya seperti apa," imbuhnya.
Penyelidikan ini membidik peran Anas dalam kasus Hambalang. Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam itu diduga menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier dan duit Rp100 miliar. Tuduhan ini kerap dibantah Anas pada sejumlah kesempatan.
Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja sebelumnya menyatakan penerimaan Harrier Anas sudah memenuhi unsur korupsi. Namun ia menegaskan kasus ini bukan level KPK. Belakangan KPK meluruskan bahwa dugaan suap atau gratifikasi tetap masuk ke ranah KPK.
Pada Jumat 15 Februari lalu, KPK menggelar rapat pimpinan membahas kelanjutan pengusutan kasus Anas dan permasalahan penanganannya. Namun Johan mengaku belum tahu keputusan rapat tersebut. "Saya tidak tahu karena rapat masih berlangsung hingga malam (Jumat malam)," katanya.
Namun Johan mengatakan rapat pimpinan tersebut akan berlanjut sampai Senin, 18 Februari ini. Ia tak mau sesumbar tentang segala kemungkinan hasil rapat. "Yang pasti akan dilanjutkan pada gelar perkara Selasa atau Rabu," katanya lagi.
Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas meminta publik bersabar dan mendukung komisinya mengusut kasus ini. Ia juga berharap publik menghiraukan segala isu negatif yang berupaya mengganggu jalannya penegakan hukum komisinya.
"Saat yang tepat semua akan kami ungkapkan," ujarnya dan menambahkan: "Percayalah perhitungan penguasa langit yang menyertai kebenaran," sebutnya.
"Ekspose dijadwalkan kalau tidak Selasa kemungkinan Rabu," ujar Johan, seperti dilansir tempo.co, Minggu (17/2). Johan tak tahu apakah gelar perkara itu menentukan nasib Anas. Ia hanya membenarkan ekspose ini akan membahas sejauh mana kekuatan alat bukti yang diperoleh komisinya dalam kasus ini. "Kita lihat bersama hasilnya seperti apa," imbuhnya.
Penyelidikan ini membidik peran Anas dalam kasus Hambalang. Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam itu diduga menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier dan duit Rp100 miliar. Tuduhan ini kerap dibantah Anas pada sejumlah kesempatan.
Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja sebelumnya menyatakan penerimaan Harrier Anas sudah memenuhi unsur korupsi. Namun ia menegaskan kasus ini bukan level KPK. Belakangan KPK meluruskan bahwa dugaan suap atau gratifikasi tetap masuk ke ranah KPK.
Pada Jumat 15 Februari lalu, KPK menggelar rapat pimpinan membahas kelanjutan pengusutan kasus Anas dan permasalahan penanganannya. Namun Johan mengaku belum tahu keputusan rapat tersebut. "Saya tidak tahu karena rapat masih berlangsung hingga malam (Jumat malam)," katanya.
Namun Johan mengatakan rapat pimpinan tersebut akan berlanjut sampai Senin, 18 Februari ini. Ia tak mau sesumbar tentang segala kemungkinan hasil rapat. "Yang pasti akan dilanjutkan pada gelar perkara Selasa atau Rabu," katanya lagi.
Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas meminta publik bersabar dan mendukung komisinya mengusut kasus ini. Ia juga berharap publik menghiraukan segala isu negatif yang berupaya mengganggu jalannya penegakan hukum komisinya.
"Saat yang tepat semua akan kami ungkapkan," ujarnya dan menambahkan: "Percayalah perhitungan penguasa langit yang menyertai kebenaran," sebutnya.
0 komentar:
Posting Komentar