Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Selasa, 05 Februari 2013

Sagu, Potensi Agroindustri yang belum Tergarap Maksimal

Pohon Sagu

CEKAU.COM-Tanaman sagu sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif bagi masyarakat. Pasalnya, sagu mampu menghasilkan pati kering hingga 25 ton per haktar (ha). Jumla ini jauh melebihi beras atau jagung.  Wah..? Bahkan, kadar pati kering dalam sagu yang terkandung itu, pati beras hanya 6 ton per hektar. Sementara pati kering jagung hanya 5,5 ton. Malah, limbah sagu ini pun bisa digarap seperti bungkil atau pelepah sagu untuk pakan ternak.

Jika dilihat dari aspek nilai gizi, tepung sagu mempunyai beberapa kelebihan dibanding tepung dari tanaman umbi atau serelia. Hal ini terlihat bahwa tanaman sagu mengandung pati tidak tercerna yang penting bagi kesehatan pencernaan. 

Berbagai keunggulan sagu, seharusnya mampu menggerakkan peneliti lokal untuk mengembangkan keragaman produk pangan bernilai tambah tinggi yang berbasis sagu. Tidak hanya di pasar domestik, melainkan mencari nilai tambah tinggi di pasar internasional.

Dengan asupan teknologi tepat guna yang didukung kontinuitas pasokan tepung sagu, keuntungan dari agroindustri sagu di pastikan akan terus membesar untuk masa mendatang.

Pengembangan agroindustri sagu mendesak dilakukan, agar sagu tidak lagi menjadi komoditas yang di marginalkan. Pengembangannya tentu saja memerlukan kerja sama sinergis antara pengusaha, peneliti lokal dan pemerintah.
Jenis Produk Olahan Sagu yang Siap Dikonsumsi
Produksi sagu saat ini mencapai 200 ribu ton per tahun, namun baru 56% saja yang dimanfaatkan dengan baik. Padahal sagu tidak hanya dipakai industri. Akibatnya, kebutuhan industri yang mencapai sekitar 200 ribu ton setiap tahun harus diimpor. Rendahnya produksi sagu, karena pemerintah saat ini tidak serius mengembangkan budidaya tanaman tahunan tersebut.

Disamping itu kurangnya minat masyarakat dalam mengelola sagu sebagai akibat dari rendahnya kemampuan dalam memproduksi tepung sagu melebihi kebutuhan masyarakat lokal. Malah, rendahnya kemampuan dalam mengolah tepung sagu menjadi bentuk-bentuk produk lanjutannya, kondisi geografis terutama habitat tanaman sagu umumnya berada pada daerah marginal/ rawa-rawa yang sukar dijangkau, serta adanya kecenderungan masyarakat menilai bahwa pangan sagu adalah tidak superior, seperti halnya beras dan beberapa komoditas karbohidrat lainnya. 

Padahal, sebagai penghasil sari pati terbesar tanaman sagu menjanjikan produksi pati sepanjang tahun. Setiap batang bisa memproduksi sekitar 200 kilogram (kg) tepung sagu basah per tahun, atau 25 hingga 30 ton per ha. Usia tanaman sagu ini sekitar 7-10 tahun untuk bisa dipanen. Hal ini dapat diliat dari Peta Sebaran Sagu di Riau

Peta Sebaran Sagu di Riau

Tanaman sagu juga cocok untuk dikembangkan di daerah-daerah marginal seperti daerah rawa dan gambut. Dengan demikian pengembangan sagu pada lahan itu tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, namun juga dari aspek ekologis. 

Dibandingkan dengan mengubah lahan gambut atau rawa menjadi sawah, akan lebih menguntungkan jika dikembangkan untuk kebun sagu. Sebab, pembukaan lahan gambut atau rawa menjadi lahan persawahan biayanya sangat tinggi, tidak sebanding dengan perolehannya.

Potensi Sagu yang Menjanjikan

Sejalan dengan kondisi dan potensi sagu tersebut, maka sangat diperlukan suatu kajian yang menghasilkan arahan dan acuan dalam menyusun strategi/ kebijakan peningkatan pendayagunaan potensi sumberdaya alam, manusia dan pendukung permodalan, sosial dan finansial untuk mengembangkan sektor agroindustri sagu.

Sebut saja, seperti mengetahui potensi tanaman sagu dan menyusun rencana strategis, terukur dan aplikatif dalam pengembangan agroindustri sagu. Pengembangan agroindustri sagu ini merupakan suatu kebijakan yang sangat tepat untuk dikembangkan dan sesuai dengan butir. Program pengembangan pertanian dan sesuai dengan potensi sumberdaya pendukung yang ada. 

Keuntungan yang diraih dalam sektor pengembangan agroindustri sagu ini, meliputi:
  1. Secara ekonomi pengelolaan tanaman sagu melalui agroindustri merupakan suatu peningkatan nilai tambah dari tanaman sagu  menjadi tepung sagu, dilanjutkan ke bahan baku pangan serta diolah ke proses industri.
  2. Secara lingkungan tanaman sagu dapat menyelamatkan lingkungan dari beberapa permasalahan lingkungan.
  3. Dari aspek ketenagakerjaan dapat membuka lapangan kerja melalui proses peningkatan sumberdaya manusia yang terlibat bak langsung maupun tidak langsung dari kegiatan hulu sampai ke proses hilirnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sagu sebagai berikut:
  1. Potensi sagu yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal dalam mendukung program ketahanan pangan, dimana pemenuhan kebutuhan pangan cenderung mengandalkan pada impor beras dan gandum.
  2. Upaya pemanfaatan lahan yang sesuai untuk tanaman sagu di Indonesia yang cukup luas belum disikapi secara serius, dan belum didukung dengan sistem agroindustri dan agribisnis yang mencakup pengadaan bahan baku secara kontinyu, peningkatan rendemen serta mutu melalui proses pengolahan sagu sampai pada tahap pemasarannya.
  3. Dapat diketahui bahwa keunggulan dari tanaman sagu baik dilahan dataran rendah, juga cocok untuk dikembangkan di daerah-daerah marginal, seperti di lahan rawa dan lahan gambut, sehingga pengembangan sagu pada lahan tersebut tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, namun juga dari aspek lingkungan.
  4. Dibandingkan dengan mengubah lahan gambut dan rawa menjadi lahan sawah, akan lebih mengunungkan jika dikembangkan menjadi kebun sagu, sebab reklamasi lahan rawa dan gambut menjadi lahan sawah akan lebih mahal dan tidak layak dari hitungan ekonominya, jika dibandingkan reklamasi menjadi lahan kebun sagu.

Potensi agroindustri sagu ini perlu mendapat perhatian semua pihak. Apalagi bila dimanfaatkan untuk pakan ternak, yang dinilai lebih ekonomi dan apalagi jumlahnya sangat menjanjikan. Bila hal ini kembangkan lebih baik, maka kemungkinan besar populasi ternak tidak menjadi hambatan pada jumlah pakan yang tersedia.

Semoga informasi ini bermanfaar untuk Anda. Silahkan hubungi kami jika Anda membutuhkan data atau saran atas potensi sagu di Riau, khususnya di wilayah pesisir di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kepulauan Meranti. Simak tulisan berikut: Potensi Ekonomi Tanaman Sagu di Provinsi Riau dan sejumlah analisis terkait isu dan permasalahan ekosistem sagu yang terjadi selama ini.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home