Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Selasa, 12 Februari 2013

Kasus Anas, KPK Bantah Korupsi Hambalang Digantung

Johan Budi

CEKAU.COM-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah menggantung nasib Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat (PD), terkait kasus proyek Hambalang. Bahkan kasus ini disinyalir menyebabkan anjloknya suara partai berlambang 'Mercedes' pada pemilihan umum (Pemilu) 2013 mendatang. Lembaga antikorupsi ini meminta semua pihak tidak mengait-ngaitkan upaya hukum dengan politik.

"Penegakan hukum itu tidak bisa dipaksa-paksa dan tidak terkait dengan sandera-menyandera," tegas Juru Bicara KPK, Johan Budi SP. "Kami mohon KPK jangan dikaitkan dengan politik atau kedudukan seseorang di dalam partai," tambahnya.

Johan mengatakan, status Anas di KPK adalah saksi kasus Hambalang. Komisinya, kata dia, tidak bisa didesak untuk menentukan nasib Anas ke depan. "Kami harus firm benar dengan dua alat bukti yang cukup jika menetapkan seseorang menjadi tersangka," ujarnya,

Sebaliknya, bila KPK sudah menemukan dua alat bukti yang cukup, tanpa diminta, tanpa dipaksa pun KPK akan menetapkan seseorang itu menjadi tersangka. "Selama itu belum ada, KPK tidak bisa menetapkan seseorang menjadi tersangka," katanya. 

Anas Diminta Mundur

Sementara, desakan agar Anas Urbaningrum mundur dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD) semakin kencang. Permintaan itu pun diiringi kabar Sekretaris Jenderal PD Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas akan menjadi pelaksanatugas (Plt) bos PD. "Mas Ibas menjadi pejabat sementara sebelum KLB (kongres luar biasa)," kata politikus PD, Ruhut Sitompul, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/2).

Permintaan agar Anas mundur kian ramai setelah Saiful Mujani Research & Counsulting (SMRC) merilis hasil surveinya pada Minggu (3/2). Berdasarkan survei SMRC, jika Pemilu digelar hari ini, perolehan suara PD yang dirundung dugaan kasus korupsi sepanjang 2012 akan jeblok. PD pun menyatakan pemberitaan masif tentang dugaan keterlibatan Anas dalam kasus dugaan korupsi proyek stadion olahraga Hambalang menjadi penyebab turunnya pamor PD.

Ruhut mengatakan, KLB akan segera disiapkan untuk melengserkan Anas dari kursi Ketum. Pria yang juga dikenal dengan panggilan Poltak itu menyebut kepemimpinan Anas tak akan lama lagi. "Cuma pendukung Anas bikin aku ketawa, mereka kayak mantap konsolidasi," ujarnya seperti dilansir detikcom.

Wakil Ketua Umum PD Max Sopacua membenarkan adanya pertemuan antara Ibas dengan Sekretaris Dewan Pembina PD, Jero Wacik. Pertemuan itu, kata Max, digelar pada Minggu. Namun, menurut mantan penyiar TVRI itu, Jero berinisiatif menemui Ibas untuk mengetahui apa saja masalah di internal DPP PD.

"Itu pertemuan yang sudah lama diagendakan," kata Max. Menurut dia, Jero memang ingin memperkenalkan diri setelah ditunjuk menggantikan Andi Mallarangeng sebagai Sekretaris Dewan Pembina PD. Andi sendiri mundur setelah ditetapkan jadi tersangka kasus Hambalang. Max tidak menjelaskan kenapa Jero Wacik memilih bertemu Ibas dan bukan menanyakan langsung perkembangan internal DPP PD pada Anas.

Max juga membantah pernyataan Ruhut. Max menegaskan tak ada keinginan untuk mengganti Anas dalam waktu dekat. "Saya nggak dengar itu. Saya nggak tahu. Itu berita tak jelas. Kita punya AD ART, kalau langgar itu, berati sudah di ambang kehancuran," tandas Max.

Max menjelaskan, Fraksi PD sudah membahas hasil survei SMRC yang menunjukkan elektabilitas PD tinggal delapan persen. FPD dan DPP ingin situasi kondusif. "Bukan atas dasar suka tidak suka. Kita percaya SBY percaya dengan hasil Saiful Mujani jadi kalaupun dasar survei itu dikarenakan keterlibatan sejumlah kader dan mengakibatkan elektabilitas. Itu kenyataan yang melekat di masyarakat," kata Max.

Partai Demokrat sendiri tidak mau menghakimi seseorang dengan opini publik. Karena itu FPD tak memerlukan pro dan kontra atas hasil survei itu. "Tapi nilai negatif masyarakat yang akibat publikasi tidak bisa dibantah," kata Max dilansir situs metrotv.

Populeritas Demokrat Menurun

Terpisah, Ibas juga angkat bicara soal anjloknya citra PD. "Saya berpendirian, Partai Demokrat harus diselamatkan," katanya seperti dilansir tempo.co. Pernyataan ini disampaikan menanggapi hasil survei SMRC. Menurut putra bungsu Presiden SBY ini, hasil survei tersebut merupakan lampu merah bagi partai. "Seharusnya semua introspeksi diri," katanya.

Ibas mensinyalir merosotnya popularitas partai disebabkan dugaan korupsi sejumlah kader. Kendati tidak menyebutkan siapa kader yang dimaksud, beberapa nama dari PD yang sering diberitakan tersandung kasus antara lain Angelina Sondakh, Muhammad Nazaruddin dan Andi Mallarangeng. Ada pula nama Anas yang diduga terlibat dalam proyek Hambalang.

Ibas juga mendesak supaya KPK segera memberikan kejelasan terkait dengan nama-nama kader partai yang disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi. "Kalau salah, ya salah, kalau tidak, ya tidak," ujarnya.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home