Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Kamis, 13 Oktober 2011

Sungai Karampal Desa Siberida Riau Tercemar Limbah Sawit PT NHR

CEKAU.COM - Sungai Karampal di Desa Siberida Kecamatan Batanggangsal Indragiri Hulu (Inhu), Riau, tercemar. Pencemaran Sungai Karampal tersebut disebabkan adanya kebocoran limbah Pabrik Kelapa sawit (PKS) milik PT Nikmat Halona Reksa (NHR), yang menyebabkan sejumlah ikan mati. Bahkan, sungai sebagai tepat mandi masyarakat itu tidak bisa digunakan lantaran airnya bikin tubuh gatal-gatal.

Padahal, sebanyak 30 KK warga Desa Siberida yang hidup di sepanjang sungai tersebut sangat tergantung pada kondisi Sungai Karampal. Selain sebagai matapencaharian menangkap ikan juga sumber kehidupan sehari-hari. Ini diakui Kepala Desa Siberida Kecamatan Batanggangsal, Helmi, bahwa masyarakat yang berada di sepanjang Sungai Karampal sangat tergantung dengan sumber air itu. Selain digunakan untuk mandi, cuci dan kakus (MCK), juga sebagai tempat mencari ikan, karena masyarakat pekerjaannya sebagai nelayan penangkap ikan.

"Kami, 30 KK warga Desa Siberida memang tergantung dengan Sungai Karampal ini. Kalau sungai ini tercemar, mampuslah kami. Madi dan mencari ikan pun payah," aku Helmi.

Helmi pun menjelaskan, hal ini bukan saja sekali terjadi, bahkan masyarakat Siberida selalu menderita akibat kebocoran pipa limbah perusahaan tersebut. "Kami selalu menderita, karena bocornya limbah sawit itu. Susah kami mencari ikan, udang untuk makan," jelasnya.

Berbagaai macam jenis ikan, tambah Helmi, seperti ikan baung, ikan barau-barau, udang galah dan lain, sering mati mendadak terutama pada musim hujan. Sepertinya, perusahaan mengambil kesempatan dengan membuang limbah pada musim hujan. "Akibatnya, ketika mandi, maka tubuh menjadi gatal-gatal,” katanya.

Adanya pencemaran ini diperkuat lagi adanya bukti, hasil investigasi tim dari Pemerintah Kabupaten Inhu, saat pengambilan sejumlah sample di beberapa titik di sepanjang sungai tersebut. Tim yang dipimpin langsung Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Inhu Teguh Kristiyanto didampingi oleh Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Kakansatpol PP, staf kantor Camat Siberida serta pihak terkait, Jumat (23/9), sehari setelah terjadi kebocoran pipa limbah. Selain pengambilan sample air limbah PKS, tim juga melakukan pengumpulan data
pada 13 kolam limbah penampungan milik perusahaan.

Adanya kasus ini, membuat Ketua DPC Partai Gerindra Inhu Marzuki, kepada Metro Riau, meminta agar opersional perusahaan pengelola buah sawit itu dihentikan. “Kita meminta agar pihak terkait segera menghentikan operasional PT NHR untuk jangka waktu yang tidak ditentukan," tegasnya.

Menurutnya dengan dihentikannya operasional PT. NHR diharapkan perusahaan dapat segera memperbaiki berbagai kelemahan penanganan limbah selama ini. Pihak terkait diharapkan terus mengawasi pekerjaan tersebut sampai limbah PKS betul-betul aman bagi masyarakat dan
lingkungan.

“Kalau PT NHR masih tetap ingin beroperasi harus memberikan jaminan kepada masyarakat dan juga pihak terkait mengenai pengamanan limbah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sehingga tidak terulang kembali kebocoran-kebocoran limbah seperti yang sudah terjadi selama ini,” jelas anggota DPRD Inhu ini.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home