Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Jumat, 07 Desember 2012

Tolak Galian C, Rumah Warga Kampar Dilempari Batu

Warga Kampar Tolak Galian C
CEKAU.COM-Kasus penolakan warga terhadap penambangan galian C di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, kian memanas. Perkembangan terkini, ternyata warga Terantang diintimidasi yang diduga dilakukan oleh dua orang oknum warga yang mendukung aksi eksploitasi tersebut. Bahkan, aksi demo antar warga pun semakin keruh. Pasalnya, baju ninik mamak Adat Kenegerian dirobek saat demo berlangsung.

"Mengapa Bupati Kampar Jefri Noer mengizinkan aksi galian C ini. Sedangkan warga dan ninik mamak sudah lama tidak menyetujui aksi penggalian pasir itu. Sekarang warga sudah diadudombakan," kata Ketua Pemuda Desa Terantang, Jhon Hendri kepada sejumlah wartawan, Kamis (6/12/2012).

Aksi teror yang dialami warga, dikatakan John, setelah terjadi bentrok fisik saat menentang izin galian C yang diberikan Bupati Kampar. Kejadian itu membuat beberapa unit rumah warga dilempari batu yang diduga dilakukan oleh oknum warga yang mendukung izin tersebut. Akibatnya warga ketakutan. Bila aksi ini berlanjut, ditakutkan akan terjadi pertumpahan darah sesama warga Terantang sendiri.

"Jangan sampai ini terjadi. Tapi bila aksi teror terhadap warga dilakukan oleh oknum itu, maka bisa jadi warga yang menolak izin itu akan semakin bertambah dukungan," katanya.

Hanya saja, pesan Jhon, warga diharap tenang, dan jangan panik terhadap aksi teror ini. Karena, pengakuan dari sejumlah warga, mereka sempat ketakutan, apalagi saat mengantarkan anaknya sekolah.

Tokoh  masyarakat Terantang Pujuk Adat Kenegerian Terantang, Mawardi Dt Mangkuto mengecam tindakan aksi teror tersebut. "Penambangan galian C di Desa Terantang ini harus segera dihentikan. Jangan sampai antar warga saling bentrok. Jika ada teror meneror, maka ini harus dipertanyakan. Siapa dibalik semua ini. Semua kan jelas," katanya.

Baju Kebesaran Adat Dirobek

Sementara aksi perobekan baju kebesaran Ninik Mamak Anizar Datuk Putau Kenegerian Terantang, Tambang mendapat kecaman keras dari berbagai pihak. Kerapatan Adat Tambang Terantang menyatakan bahwa tindakan perobekan itu termasuk bentuk pelecehan terhadap Kebudayaan Kampar.

Pucuk Adat Tambang Terantang, Mudahar Datuk Godang menyesalkan hal ini kepada Metro Riau, Kamis (6/12/2012). "Tindakan perobekan itu merupakan perbuatan keji. Ini tidak bisa ditolerir karena dianggap telah mencabik-cabik kebesaran Ninik Mamak di mata Adat Kenegerian Tambang dan Kampar secara umum," kesalnya.

Mudahar menilai, adat Kampar pakaian itu disebut baju kebesaran. Untuk itu, pihaknya akan melakukan rapat adat dengan Kepala Bagian Hukum Setdakab Kampar. Secara pribadi, dirinya telah berkoordinasi dengan Lembaga Adat Kampar (LAK) untuk memberitahu tindakan perobekan itu. Kerapatan Adat akan melaporkan secara resmi ke LAK, setelah diperoleh hasil pertemuan lintas Ninik Mamak nanti.

Terhadap pelaku perobekan, Mudahar menegaskan akan ada sanksi adat tegas. "Nantilah dibicarakan dalam pertemuan," katanya ketika ditanya bentuk sanksi tersebut. Ia berharap, polemik Galian C secepatnya dituntaskan. Ia khawatir, konflik horizontal yang timbul akibat Galian C semakin parah.

Diceritakannya, kasus perobekan baju ini dialami Anizar Datuk Putau. Ia  kembali membuat laporan ke Polres Kampar pasca-bentrok di Desa Terantang, Tambang, Senin (3/12/2012) lalu. Laporan itu dibuat atas tuduhan penganiayaan terhadap dirinya. Kini kasus ini tengah diadili oleh Pengadilan Negeri Bangkinang.

Selain Anizar Datuk Putau, pasca-bentrok Senin lalu, tiga warga lain juga membuat laporan dengan tuduhan yang sama. Ketiga orang itu di antaranya, Yusri alias Injok, Yusri alias Mayung dan Asrul B.

Warga tak Setuju Galian C di Kampar

Sebelumnya, aksi penolakan terhadap aksi penambangan di Pulau Umpun ini, juga pernah terjadi di Desa Empat Balai dan Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kuok. Malah, saking geramnya, ratusan warga mendatangi pertambangan galian C milik Hamdani, Selasa 23 Oktober 2012. Mereka menuntut penambangan tersebut ditutup.

Warga dua desa menuntut agar penambangan ditutup, karena dinilai sudah merusak lingkungan. Malah, massa mendatangi lokasi pertambangan galian C dengan menggunakan sepeda motor dan membawa spanduk bertuliskan 'Atas Nama Masyarakat Dua Desa Meminta Galian C Harus Ditutup, karena Merusak Lingkungan'.

Tuntutan warga akhirnya diterima, mesti sempat pemilik galian meminta waktu selama sebulan menutupnya. Namun, warga bersikeras dan tidak ada tawar-menawar. Desakan tersebut akhirnya diterima, dan warga pun membubarkan diri.

Nah, apakah Anda setuju dengan penambangan galian C di Pulau Umpun di Tengah Sungai Kampar, di Desa Terantang, Kecamatan Tambang? Silahkan beri saran dan kritikan Anda. Terimakasih.*


~ 1 komentar ~

Prev Post Next Post Home