Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Minggu, 04 Desember 2011

2,5 Abad Rumah Godang Suku di Kenegerian Sentajo Riau Masih Ada

Rumah Adat Dibagun 2,5 Abad lalu
CEKAU.COM-Ada sebanyak 24 unit rumah godang suku di Kenegerian Sentajo, di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, masih terpelihara hingga kini. Padahal usia bangunan ini sudah mencapai 2,5 abad.

Sampai saat ini, suku yang ada di Kenegerian Sentajo di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi, masih memegang teguh dan melestarikan adat budaya dan tradisi setempat. Salah satu buktinya, keberadaan rumah godang (rumah adat) masing-masing suku masih terlihat di kenegerian ini.

Berbagai ornamen rumah godang masih asli dengan ciri khas masa lalu. Bentuk bangunan pun dikemas unik gaya panggung dengan tiang sebagai penyangga. Sebagian rumah godang masih dihuni pewaris atas strata adat masing-masing suku. Bahkan lokasinya terletak di dataran tinggi di kelilingi sawah dan tasik di Desa Koto Sentajo.

Rumah godang ini terletak sekitar 7 kilometer dari Ibukota Kabupaten Kuantan Singingi Teluk Kuantan. Sesampai di kawasan ini, akan dapat melihat 24 buah rumah unik. Sejak berdiri sampai saat ini masih terawat oleh Pemkab Kuantan Singingi dan dijadikan sebagai salah satu cagar budaya dan menjadi desa binaan wisata.

Koto (kota) di Kenegerian Sentajo, pada masa lalu sebagi pusat diantara desa-desa di masing-masing kenegerian atau desa tertua. Artinya, berbagai aktivitas, baik pemerintahan, keagamaan, budaya, perekonomian berpadu di kenegerian ini.

Investigasi Metro Riau, keberadaan kawasan rumah godang ini sudah ada sejak 2,5 abad silam. Beberapa suku diantaranya, suku Chaniago, Piliang, Melayu, Pitopang. Masing-masing suku besar tersebut ada ada lagi pecahannya, seperti suku Pilian Soni dan Piliang Tanjung.

Selain deretan rumah godang juga ada mesjid tua Raudhatul Jannah. Berjalan di kawasan ini maka pengunjung seakan dapat merekonstruksi sistem budaya dan sosial yang berkembang dimasa lalu, dengan melihat masing-masing rumah godang dan peralatan yang ada masih dijaga.

Seterusnya rumah godang juga digunakan sebagai tempat menyudahi (memberi penghormatan dengan doa) saat pembesar adat masing-masing suku yang meninggal dunia, seperti penghulu, menti dan dubalang. Ini satu-satunya yang masih bertahan dengan baik, di Riau dan dalam satu kawasan pula.*


~ 2 komentar ~

  1. nice.... masbro. Tulisannya kren.

    BalasHapus
  2. Wah.. gila. Rumah adat ini harus dipertahankn dan disosialisasikan. Pemerintah daerah harus tanggap nih.

    BalasHapus

Prev Post Next Post Home