Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Senin, 19 Desember 2011

Bangun WC di Atas Makam Raja Dekat Mesjid Raya Pekanbaru

Mesjid Raya Nur Alam Pekanbaru
CEKAU.COM - Warga Pekanbaru keturunan Siak akan menghancurkan WC umum yang berada di atas Komplek Pemakaman Raja-raja Siak, samping Mesjid Raya Nur Alam, Jalan Senapelan Pekanbaru, hari ini, Selasa (20/12). Aksi ini terpaksa dilakukan oleh puluhan warga keturunan Siak ini, lantaran selama bulan puasa lalu, sudah diingatkan ke kontraktor maupun pemerintah.

Karena dinilai sudah melecehkan datuk-datuk dan keturunan mereka yang mendirikan kota Pekanbaru, maka aksi ini akan menjemput seluruh warga Pekanbaru yang merasa hidup dan mencari nafkah di 'Negeri Payung Sekaki' untuk berpartisipasi melawan kezaliman dan melanggar adat dan budaya Melayu.

"Ya, ini bentuk solidaritas sesama warga Pekanbaru untuk melibatkan diri sebagai orang yang mencari nafkah di sini. Kami tak suka bila WC itu dibangun di atas makam seorang Raja, pendiri Kota Pekanbaru. Ini melanggar etika dan adat," tegas seorang lelaki yang biasa dipanggil Ucok 'Atan', yang lama tinggal di Jalan Perdagangan, Pasar Bawah Pekanbaru.

Ini disampaikannya ketika Ucok hadir bersama seluruh warga keturunan Siak, saat berkumpul di Jalan Tanjung Medang Pekanbaru. "Kami sepakat, bahwa besok (hari ini, Selasa red) bangunan WC itu harus diluluhlantakkan," tegasnya.

Anas Aismana, yang juga keturunan Datuk Pesisir Siak, mengaku gerah atas tindak-tanduk para pengambil kebijakan yang berani membangun WC di atas makam raja-raja Siak. Ini sudah menghancurkan dan melecehkan harkat dan martabat orang Melayu.

"Sebenarnya pembangunan WC itu sudah menyalah. Bahkan kami sudah mengingatkan kepada pemborong agar jangan membangun WC di atas makam raja-raja itu. Tapi hingga sekarang keinginan kami tak digubris. Jadi jangan salahkan kami bila meluluhlantakkannya," tegas Anas Aismana, kepada wartawan, Senin (19/12).

Ketegasan Anas, juga diamini Datuk Meiko Sopyan, pemuda Melayu yang juga pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Pekanbaru, bahwa aksi ini sebagai klimaks atas kekhufuran ummat manusia yang lebih mementingkan pembangunan tanpa melihat sisi kehidupan lain.

"Seharusnya ada norma-norma adat yang dipegang utuh oleh para pengambil kebijakan, bila hendak merancang sebuah pembangunan yang menyangkut adat maupun budaya setempat," ingat Datuk.

Aksi itu tidak sebatas menghancurkan, namun warga keturunan Siak ini mengaku akan melacak siapa yang ada di balik ide pembangunan WC di atas makam raja-raja Siak. "Kami akan mencari tahu, siapa yang memberi ide atas pembangunan WC itu. Mereka harus meminta maaf kepada anak-cucu dan keturunan warga Siak," tegasnya.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home