Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Selasa, 22 Mei 2012

Lagu Melayu Riau Punah Ditelan Massa, Mengapa?

CEKAU.COM-Ciptaan suatu karya lagu Melayu tentu menjadi keindahan dan alunan yang sedap untuk di dengar sepanjang masa. Apalagi karya lagu Melayu banyak memberikan petuah dan petunjuk ajar bagi perkembangan adat dan budaya bagi masyarakat melayu. Namun, di tengah leguh-legah musik nasional dan internasional, seakan lagu melayu hilang tanpa ada perhatian yang serius dalam perkembangan karya cipta itu. Mengapa?

Ini ditegaskan penikmat seni lagu melayu melayu, Datuk Dalang. Katanya, sebut saja beberapa lagu yang sudah sering terngiang di telinga, namun untuk mencari beberapa lagu di pasaran sangat minim, bahkan sulit untuk dijumpai.

"Hal ini menyebabkan banyak karya cipta lagu yang sudah berkembang hanya selintas dan sesaat pada waktu zaman itu saja. Dan, lesap ditelan massa," nilai Datuk.

Padahal bila cipta karya lagu itu dikembangkan, ujar Datuk, harus disosialisasikan bahkan didokumentasikan dengan baik dalam bentuk format VCD (Video Compact Disc) maupun kaset. Bila dilakukan, tentunya akan memberikan wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan budaya melayu, khususnya lagu-lagu melayu di Bumi Lancang Kuning ini.

Datuk juga menyebut, bahwa salah satu karya cipta lagu melayu yang saat ini masih bergema adalah buah karya Alm Husni Thamrin. Jumlah karya yang sudah ditambatkan sekitar 80 lagu. Beberapa lagu yang sudah tersohor sejak tahun 70-an seperti “Dedap Durhaka” dan “Baongok dalam Boncah”, seakan lesap. Mesti diakui ia pun sudah lupa dengan syair, namun tetap ingat musiknya.

"Lagu yang melengendaris ini kadang terlupakan bagi khalayak ramai di Bumi Lancang Kuning. Padahal Tahun 80-an, lagu “Dedap Durhaka” ini didendangkan di Sekolah Umum Tingkat Atas, sebagai lagu wajib atau lagu utama dalam perlombaan-perlombaan festival lagu antar sekolah di Provinsi Riau," katanya.

"Belum lagi dengan sebuah lagu yang masih teringat dibenak kita adalah lagu “Laksamana Raja di Laut”. Lagu ini gubahan Alm Husni Thamrin pada tahun 70-an juga ikut menghiasi pada era itu. Banyak yang tahu dan banyak pula yang lupa tentang syair maupun musiknya," cerita Datuk.

Kerisauan Datuk ini juga diamini Anas Aismana, adik kandung alm Husni Thamrin, sang pencipta lagu. Katanya, masih banyak lagi lagu ciptaan Husni Thamrin pada tahun 1988, dan dipublikasikan tahun 1993, seperti ”Hang Tuah”, Tuanku Tambusai”, ”Dhatin Suri Perdana dan ada banyak lagi lagu terkumpul dalam senarai”Album Siak”, tahun 2006 seperti ”Jembatan Siak”, ”Tenun Siak”, ”Putri Kaca Mayang” dan lain-lainnya.

"Bila lagu melayu ini dibiarkan tana ada dokumentasi yang lengap oleh pencipta, penikmat seni, maupun pemerintah daerah sendiri, dikhawatirkan perkembangan lagu-lagu melayu ini untuk generasi mendatang akan hilang," nilai Anas, yang juga musisi Riau ini.

Sebagai langkah konkrit, usul Anas, harus dilakukan sosialisasi terhadap perkembangan lagu ini. "Ini bentuk keseriusan kita dalam menumbuhkembangkan khasanah melayu yang termaktub dalam syair dan musik pop melayu ini, yang beredar di Bumi Lancang Kuning," katanya.

Dokumentasi Ulang

Suatu cerita dalam syair lagu-lagu melayu ini tentunya memberikan petuah dan tunjuk ajar bagi kalangan generasi mendatang, melalui pendekatan komunikatif dan persuasif lewat dendang dan lagu.

Bentuk sosialisasi lagu-lagu tersebut, usul Datuk dan Anas adalah melalui pembuatan aransemen ulang lagu-lagu yang tentunya menjadi dasar dalam pengemasan lagu untuk di masa mendatang, baik yang sudah dipublikasikan maupun yang belum tersebar dengan luas.

Melalui syair dan lagu ini berbagai informasi dan pesan-pesan serta renungan terhadap budaya dan legenda yang sudah terngiang sejak turun-temurun ini, dikemas dalam format awal yang tersusun sebagai cikal-bakal untuk memperbanyak khasanah budaya melayu, khususnya syair dan dendang lagu melayu.

"Pembuatan lagu pop melayu ini dibuat mastering demo (sample) awal yang dapat diperbanyak dan dicopy sebagai sosialisasi dan pendistribusian bagi khalayak ramai, terutama bagi masyarakat melayu yang ada di Provinsi Riau, dan di serantau," terang Anas.

"Semoga niat baik ini dapat terwujud dan diterima sebagai bentuk kepedulian kita dalam mengemas dan mengutamakan untuk kepentingan kita bersama dalam meningkatkan khasanah melayu, khususnya syair dan lagu di mata dunia, 'Tak Melayu Hilang di Bumi," kata Datuk.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home