Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Rabu, 08 Juni 2011

Kisah Nyata Cerita Hubungan Bebas, Nikah Muda atau Masa Depan?


CEKAU.COM - Ada yang curhat (curahan hati) dari seorang gadis dengan teman dekatnya. Sebut saja namanya Zazkia. Dan, teman dekatnya bercerita kepada www.cekau.com. pekan lalu. Begitu ia bertutur kisahnya, tak heran Zazkia uraikan air mata. Ada penyesalan dan ia merasa sulit untuk meneruskan hidup dengan bahagia. Akibat pernikahan dini?



Berihwal dari sebuah cafe kecil di pusat kota Bekasi, Jawa Barat. Sebagai remaja perantauan dari kota Pekanbaru, ia sekolah di salah satu pusat kota perdagangan dan jasa itu. Gadis manis ini sudah lama kenal dengan pacarnya. Tiga tahun sudah hubungan mesra mereka lakoni. Selama hubungan itu mereka tidak pernah melakukan hubungan badan alias hubungan bebas.

Tapi, untuk sekedar kiss atau sentuhan-sentuhan acap mereka perankan. Zazkia mengaku sentuhan itu (menurut Zakia) dilakukan di banyak kesempatan. Kalau pulang sekolah di hari Sabtu, ia minta izin ama tantenya nginap di rumah teman. Pulangnya harus pagi-pagi. Zazkia bukan hendak berbohong. Zazkia memang nginap di sana. Tapi, ia sampai ke rumah temannya di Bandung. Jadi Zazkia, harus naik bus selama empat jam. Zazkia mengambil kesempatan di dalam bis kota di bangku tengah.

Aksi ini pun ia lakukan ketika bolos sekolah. Nonton sama doi di bioskop dengan film yang kira-kira nga enak ditonton. Tujuannya cuma satu, biar ruangan sepi. Lalu, mengambil bangku di sudut dengan posisi tengah-tengah. Itu pun melihat situasi sekitarnya.

Sering juga Zazkia lakukan di sudut gang belakang rumah tantenya di malam Minggu. Sehabis jalan-jalan, doi merapatkan tubuhnya ke badannya. Dengan posisi tegak, sebenarnya Zazkia ngga sanggup. Karena lututnya ngga mampu menahan beban si doi. Meski Zazkia menikmati sentuhan-sentuhan itu.

Nah, di atas sofa ruang tamu rumah si cowok atau rumah Zazkia pun acap memicu aksi itu. Baik siang atau pun malam. Bahkan, pernah ia lakukan di atas teras kantor lurah tempat ia bermastautin. Tapi, malam itu memang hujan. Kesempatan itu lah ia lakukan. Bahkan, ketika tahun baru, atau libur ia selalu pergi ke taman. Dan, ia tetap terapkan dengan aksi yang sama.

Zazkia menyimpulkan bahwa semua kesempatan itu tergantung situasi dan keinginan kedua pasangan. Tapi, selama aksi gila itu, kata Zazkia, selalu dimulai dari cowoknya. Ia bukan tak mampu menolak hasrat untuk berhubungan sama cowoknya yang menggebu-gebu itu. Tapi, inilah kasih sayang yang bisa ia tunjukkan. Alasannya, selama sentuhan nikmat itu mereka lakukan, si doi ngga mau melakukan lebih jauh alias seperti hubungan sesungguhnya.

Disinilah zazkia percaya pada cowoknya. Ia tidak merusak meskipun kesempatan itu selalu ada. Dan, ini bertahan selama dua tahun. Tapi, apa lacur, ketika usai sekolah, si doi diterima di Universitas di Jakarta. Sedangkan Zazkia harus pulang ke kampung halamannya, Pekanbaru.

Kisah cinta dengan sentuhan nikamat itu akhirnya buntu. Zazkia tak mampu menerima perpisahan. Di Pekanbaru, di usia muda, Zazkia dinikahkan dengan calon pilihan orangtuanya. Ia tak bisa berbuat banyak. Tapi, ia mencoba untuk memulai rasa cinta lagi. seiring waktu, pernikahan besar-besaran akhirnya berlangsung.

Kini, mesti sudah beranak dua, ia tak bisa melupakan kisah cintanya dengan sang doi. Maaf, kata Zazkia, sampai di malam pertama pun ia tak mampu melupakan doi. Parasnya selalu terbayang ketika suaminya hendak menggaulinya. "Ini ngga bisa aku lupakan. Dosa kah aku," ucap Zazkia.

Hingga kini, Zazkia sadar, ia tak mampu memberikan yang terbaik untuk suaminya. Mesti perlakuan sang suami sangat baik terhadap anak dan dirinya. Meski uang ada, namun ia tak mampu berbuat melakukan kreativitas. Yang Zazkia tahu, bahwa pernikahan muda memberikan dirinya dorongan hubungan pertama yang tidak terlupakan sama si doi. Mesti itu tidak ia lakukan bersama pacarnya dulu. Tapi, sikap dan tingkah lakunya setidaknya sama seperti hubungan sesungguhnya.

Mungkin dari sinilah Zazkia meyakini, pacaran di kala muda, mengenal hubungan dan caranya, berbuat untuk sesaat karena rasa ingin mencoba. Bahkan, harus siap untuk menerima keadaan yang berubah tiba-tiba. Makanya, di usia muda, daya pikir dan kebijaksanaan dalam mengambil suatu keputusan memang belum diterikat di benak remaja yang berusia muda.

Barangkali, disinilah kedewasaan berpikir dan bertindak sering dimiliki orang dewasa.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home