Terapi Lebah |
CEKAU.COM-Terapi lebah bisa menghilangkan berbagai penyakit? Wah... benarkah? Anda tentu mengenal dengan lebah. Apalagi mendengar sengatannya yang bisa membuat tubuh menjadi bengkak. Jenis serangga yang cukup menakutkan ini ternyata bukan saja madu memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Tetapi juga memiliki kehebatan dan khasiat pada sengatannya yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Kekuatan dari zat-zat aktif yang terkandung di dalam madu dan sengatan lebah ini diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa sengatan lebah bisa sebagai pengobatan alternatif disebut Apitherapi.
Terapi lebah ini sudah lama dilakukan oleh orang tua-tua dahulu. Sejak zaman kerajaan Mesir, hingga berkembang ke Eropa, Asia, hingga sampai ke Asia Tenggara. Nah, hingga ke Indonesia, terapi lebah ini, hingga sekarang masih banyak dimanfaatkan oleh generasi sekarang, sebagai upaya pengobatan alternatif, setelah dinilai secara media penyakt yang diderita tidak mampu memberikan perubahan secara sinifikan.
Malah, ada pula pasien, tanpa melalui pengobatan secara medis, mereka justru langsung datang berobat dengan menggunakan sistem terapi lebah ini. "Ya, sejak dulu, orangtua-tua sudah menggunakan terapi lebah ini sebagai upaya pengobatan untuk penyakit rematik, pegal linu, urat terbenam (salah urat), flu dan demam, masuk angin, hingga penyakit berat. Penyakit yang tergolong berat pun bisa dilakukan, seperti mencegah darah tinggi, diabetes (kencing manis), mengatasi stroke maupun jenis kanker tertentu," jelas Datuk Dalang, tetua Melayu Riau.
Dijelaskan Datuk, yang merupakan keturunan dari Datuk Pesisir, dari empat Datuk di masa Kerajaan Siak, menilai bahwa lebah yang lama diingatkan dalam firman Allah SWT menyebut, bahwa lebah diciptakan untuk manusia. Maka, berbagai penyakit dapat dicegah dengan cara meminum air madu lebah, juga dengan cara memanfaatkan sengatan lebah.
"Makanya, dalam Al quran sudah disebut, bahwa lebah memiliki khasiat yang sangat banyak. Jika kita berpikir, maka manfaat yang terkandung dalam madu yang dihasilkan lebah bisa dapat diketahui. Apalagi menkaji secara mendalam manfaat racun yang dikandung dalam sengatannya," sebutnya.
Madu yang ditempatkan khusus ini, kata Datuk, bahwa disebut perut madu (honey stomach, honey sac atau crop). Tentu terpisah dengan perut besar dari lebah. Makanya, di dalam perut madu itu ada proses penguraian gula komplek yang dikenal disakarida, lalu diubah menjadi gula sederhana yang disebut monosakarida. Malah ini sering juga orang salah paham, bahwa madu disebutnya sebagai kotoran lebah. Padahal hal ini jelas berbeda, karena berasal dari perut lebah.
"Makanlah dari tiap-tiap jenis buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya juga terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. Ini termaktup dalam QS An-Nahl: 69," jelas Datuk.
Terapi lebah ini sudah lama dilakukan oleh orang tua-tua dahulu. Sejak zaman kerajaan Mesir, hingga berkembang ke Eropa, Asia, hingga sampai ke Asia Tenggara. Nah, hingga ke Indonesia, terapi lebah ini, hingga sekarang masih banyak dimanfaatkan oleh generasi sekarang, sebagai upaya pengobatan alternatif, setelah dinilai secara media penyakt yang diderita tidak mampu memberikan perubahan secara sinifikan.
Malah, ada pula pasien, tanpa melalui pengobatan secara medis, mereka justru langsung datang berobat dengan menggunakan sistem terapi lebah ini. "Ya, sejak dulu, orangtua-tua sudah menggunakan terapi lebah ini sebagai upaya pengobatan untuk penyakit rematik, pegal linu, urat terbenam (salah urat), flu dan demam, masuk angin, hingga penyakit berat. Penyakit yang tergolong berat pun bisa dilakukan, seperti mencegah darah tinggi, diabetes (kencing manis), mengatasi stroke maupun jenis kanker tertentu," jelas Datuk Dalang, tetua Melayu Riau.
Dijelaskan Datuk, yang merupakan keturunan dari Datuk Pesisir, dari empat Datuk di masa Kerajaan Siak, menilai bahwa lebah yang lama diingatkan dalam firman Allah SWT menyebut, bahwa lebah diciptakan untuk manusia. Maka, berbagai penyakit dapat dicegah dengan cara meminum air madu lebah, juga dengan cara memanfaatkan sengatan lebah.
"Makanya, dalam Al quran sudah disebut, bahwa lebah memiliki khasiat yang sangat banyak. Jika kita berpikir, maka manfaat yang terkandung dalam madu yang dihasilkan lebah bisa dapat diketahui. Apalagi menkaji secara mendalam manfaat racun yang dikandung dalam sengatannya," sebutnya.
Madu yang ditempatkan khusus ini, kata Datuk, bahwa disebut perut madu (honey stomach, honey sac atau crop). Tentu terpisah dengan perut besar dari lebah. Makanya, di dalam perut madu itu ada proses penguraian gula komplek yang dikenal disakarida, lalu diubah menjadi gula sederhana yang disebut monosakarida. Malah ini sering juga orang salah paham, bahwa madu disebutnya sebagai kotoran lebah. Padahal hal ini jelas berbeda, karena berasal dari perut lebah.
"Makanlah dari tiap-tiap jenis buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya juga terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. Ini termaktup dalam QS An-Nahl: 69," jelas Datuk.
Madu Lebah memiliki khasiat menyembuhkan penyakit |
Datuk juga mengatakan, dikalangan medis muslim, hewan kecil yang memiliki banyak manfaat ini, malah sudah dikaji secara medis, baik dari produksi madu yang dihasilkannya, juga hasil sengatannya ternyata mempengaruhi kehidupan kesehatan manusia. Salah satunya adalah pengobatan alternatif untuk penyakit rematik.
"Nah, kalangan medis muslim, lebah ini sudah dinayatkan dalam Al quran, sebagai hewan kecil yang memiliki banyak manfaat dalam kesehatan. Secara medis pun, baik dari produksi madu yang dihasilkan lebah, juga hasil sengatannya juga bisa mengaboti orang sakit rematik," katanya kepada redaksi cekau.com.
Pengobatan Aphiterapi
Dr Abdullah Qayyum menilai, bahwa model penyembuhan penyakit melalui terapi lebah ini disebut Aphiterapi. Menurutnya, sengatan lebah ini sangat baik untuk menormalkan segala aktivitas pembuluh darah dan syaraf pada tubuh. Apalagi pengobatan lebah yang disebut Apiterapi ini secara umum dimanfaatkan untuk meredakan gangguan syaraf.
"Umumnya, terapi ini dimanfaatkan untuk meredakan gangguan rematik, pegal-pegal, salah urat, masuk angin, flu, hingga penyakit berat, yang katanya bisa mengobati darah tinggi hypertensi, diabetes, maupun kanker. Bahkan cara ini pun diklaim efektif untuk mengobati stroke," terang praktisi kesehatan ini.
Namun, kata Qayyum, lebah yang mampu memberikan dampak positif bagi kesehatan ini adalah lebah penghasil madu jenis Apis Mellyfera dan Apis Cerrana. Jenis lebah ini dipercaya memiliki serum aktif yang bermanfaat dengan kandungan bahan aktif utama adalah melitin, apamin, adolapin, phospholiphase A2, hyaluronidase, histamine, dan dopamine, serta protease-inhibitors.
"Semua kandungan ini baru sebagian kecil yang terlacak dari hasil penelitian medis. Namun, masih banyak lagi bahan bermanfaat yang dikandung oleh lebah ini. Hampir 200 bahan aktif bermanfaat yang dihasilkan oleh lebah bagi kesehatan," jelasnya.
Dikatakan Abdullah Qayyum lagi, kegunaan madu lebah yang terkandung di dalam zat - zat tersebut adalah sebagai anti radang yang dapat mengeluarkan kortisol, mencegah merangsang pembekuan darah pada tubuh, mencegah kerusakan sel, anti alergi, meningkatkan denyut jantung, menurunkan tekanan darah, anti radang atau mampu menghentikan pendarahan.
"Memang banyak sekali manfaat madu lebah ini. Bahkan zat-zat yang terkandung di dalamnya, hingga saat masih banyak yang belum dikaji secara mendalam. Karena hampis sebanyak 200 bahan aktif berguna bagi kesehatan manusia," sebutnya.
Selain memiliki manfaat berbagai bahan aktif yang terkandung di dalam madu lebah ini, tambah Qayyum, maka manfaat terapi lebah yang lain dimiliki lebah ini adalah dapat menyembuhkan berbagai penyakit, melalui sengatannya. Secara teknis, cara pengobatannya yaitu lebah diambil dengan menggunakan penjapit kemudian disengatkan pada titik syaraf tubuh yang sakit. Sehingga, sengatan lebah tersebut akan mengalirkan racun melalui peredaran darah ke seluruh tubuh. Hasilnya, racun lebah itu akan bekerja mengatasi masalah yang dihadapi pasien.
"Namun, proses kerja terapi lebah ini tentunya dilakukan oleh tenaga yang sudah ahli dan terlatih. Apalagi untuk menentukan dimana letak rasa sakit si pasien dan titik syaraf yang sakit tersebut," ingat dokter muda ini.
WHO Mengakui Terapi Lebah
Sebagai dokter muda yang juga membuka praktek umum dokter Abdullah Qayyum di Jalan Gatot Soebroto Pekanbaru, Riau ini, mengatakah bahwa ilmu terapi lebah di Indonesia sebenarnya sudah banyak dilakukan. Bahkan setiap kota besar, sudah terlihat praktek terapi lebah. Pasalnya, terapi lebah ini bukan saja berkembang di Asia, namun juga telah lama dipakai kalangan dokter sejak dahulu di Mesir dan berkembang di Eropa.
"Apalagi, penggunaan terapi lebah ini sudah diakui oleh organisasi kesehatan internasional di PBB, Word Healty Organitation (WHO), sebagai pengobatan alternatif yang dikenal dengan sebutan pengobatan alternatif atau Aphiterapi," katanya.
Abdullah Qayyum juga mengimbau, bahwa sebelum pasien melakukan terapi lebah ini, sebaiknya harus mengenal bentuk terapi yang dilakukan. Termasuk membaca buku sebagai referensi tentang penyakit yang diderita, bahkan keluhan yang dialami. Sehingga dengan demikian, kata Qayyum, maka pasien dapat menerima solusi terapi yang akan diberikan.*
"Nah, kalangan medis muslim, lebah ini sudah dinayatkan dalam Al quran, sebagai hewan kecil yang memiliki banyak manfaat dalam kesehatan. Secara medis pun, baik dari produksi madu yang dihasilkan lebah, juga hasil sengatannya juga bisa mengaboti orang sakit rematik," katanya kepada redaksi cekau.com.
Pengobatan Aphiterapi
Dr Abdullah Qayyum menilai, bahwa model penyembuhan penyakit melalui terapi lebah ini disebut Aphiterapi. Menurutnya, sengatan lebah ini sangat baik untuk menormalkan segala aktivitas pembuluh darah dan syaraf pada tubuh. Apalagi pengobatan lebah yang disebut Apiterapi ini secara umum dimanfaatkan untuk meredakan gangguan syaraf.
"Umumnya, terapi ini dimanfaatkan untuk meredakan gangguan rematik, pegal-pegal, salah urat, masuk angin, flu, hingga penyakit berat, yang katanya bisa mengobati darah tinggi hypertensi, diabetes, maupun kanker. Bahkan cara ini pun diklaim efektif untuk mengobati stroke," terang praktisi kesehatan ini.
Namun, kata Qayyum, lebah yang mampu memberikan dampak positif bagi kesehatan ini adalah lebah penghasil madu jenis Apis Mellyfera dan Apis Cerrana. Jenis lebah ini dipercaya memiliki serum aktif yang bermanfaat dengan kandungan bahan aktif utama adalah melitin, apamin, adolapin, phospholiphase A2, hyaluronidase, histamine, dan dopamine, serta protease-inhibitors.
"Semua kandungan ini baru sebagian kecil yang terlacak dari hasil penelitian medis. Namun, masih banyak lagi bahan bermanfaat yang dikandung oleh lebah ini. Hampir 200 bahan aktif bermanfaat yang dihasilkan oleh lebah bagi kesehatan," jelasnya.
Dikatakan Abdullah Qayyum lagi, kegunaan madu lebah yang terkandung di dalam zat - zat tersebut adalah sebagai anti radang yang dapat mengeluarkan kortisol, mencegah merangsang pembekuan darah pada tubuh, mencegah kerusakan sel, anti alergi, meningkatkan denyut jantung, menurunkan tekanan darah, anti radang atau mampu menghentikan pendarahan.
"Memang banyak sekali manfaat madu lebah ini. Bahkan zat-zat yang terkandung di dalamnya, hingga saat masih banyak yang belum dikaji secara mendalam. Karena hampis sebanyak 200 bahan aktif berguna bagi kesehatan manusia," sebutnya.
Selain memiliki manfaat berbagai bahan aktif yang terkandung di dalam madu lebah ini, tambah Qayyum, maka manfaat terapi lebah yang lain dimiliki lebah ini adalah dapat menyembuhkan berbagai penyakit, melalui sengatannya. Secara teknis, cara pengobatannya yaitu lebah diambil dengan menggunakan penjapit kemudian disengatkan pada titik syaraf tubuh yang sakit. Sehingga, sengatan lebah tersebut akan mengalirkan racun melalui peredaran darah ke seluruh tubuh. Hasilnya, racun lebah itu akan bekerja mengatasi masalah yang dihadapi pasien.
"Namun, proses kerja terapi lebah ini tentunya dilakukan oleh tenaga yang sudah ahli dan terlatih. Apalagi untuk menentukan dimana letak rasa sakit si pasien dan titik syaraf yang sakit tersebut," ingat dokter muda ini.
WHO Mengakui Terapi Lebah
Sebagai dokter muda yang juga membuka praktek umum dokter Abdullah Qayyum di Jalan Gatot Soebroto Pekanbaru, Riau ini, mengatakah bahwa ilmu terapi lebah di Indonesia sebenarnya sudah banyak dilakukan. Bahkan setiap kota besar, sudah terlihat praktek terapi lebah. Pasalnya, terapi lebah ini bukan saja berkembang di Asia, namun juga telah lama dipakai kalangan dokter sejak dahulu di Mesir dan berkembang di Eropa.
"Apalagi, penggunaan terapi lebah ini sudah diakui oleh organisasi kesehatan internasional di PBB, Word Healty Organitation (WHO), sebagai pengobatan alternatif yang dikenal dengan sebutan pengobatan alternatif atau Aphiterapi," katanya.
Abdullah Qayyum juga mengimbau, bahwa sebelum pasien melakukan terapi lebah ini, sebaiknya harus mengenal bentuk terapi yang dilakukan. Termasuk membaca buku sebagai referensi tentang penyakit yang diderita, bahkan keluhan yang dialami. Sehingga dengan demikian, kata Qayyum, maka pasien dapat menerima solusi terapi yang akan diberikan.*
0 komentar:
Posting Komentar