Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Sabtu, 18 Februari 2012

Jembatan Siak III Melengkung, Besi Bentangan Palsu?

CEKAU.COM-Silang sengketa terkait melengkungnya badan Jembatan Siak III Pekanbaru, Riau ini, sepertinya tak akan pernah habis. Ini lantaran, sebelum ada hasil keputusan tetap dari Kementerian PU Jakarta untuk benar-benar mengkaji ulang kekuatan Jembatan Siak tersebut. Termasuk mengaudit speksifikasi besi bentangan jembatan. Pasalnya, disinyalir ada speksifikasi alat dari besi bentangan jembatan itu terbuat dari bahan besi aplosan. Palsu?

"Kalau tidak, aib atas kebobrokan kerja pemerintah maupun rekanan plat merah alias perusahaan yang mengerjakan milik pemerintah itu akan selalu buruk di mata masyarakat Indonesia apalagi dunia," kata Anas Aismana, budayawan Riau, ketika diminta tanggapannya terkait adanya isu besi yang tidak memenuhi standar.

Kata Anas lagi, tentunya ini perlu dikaji ulang, apakah ditemui penggunaan pendekatan-pendekatan oversimplified, yang menunjukan adanya lack of knowledge terutama yang menyangkut pengetahuan tentang umur struktur jembatan juga?

Bahkan, tambahnya, inipun perlu dikaji apa yang telah dilakukan pihak rekanan selama lima tahun belakangan ini. Sudah berapa banyak pekerjaan multiyears yang terbilang 'gagal' dilakoninya?

Jembatan Siak III yang menghubungkan Kecamatan Senapelan dan Rumbai Pesisir ini, ternyata menelan dana mencapai Rp136,57 miliar. Sudah anggaran terbilang besar, kini jembatan memiliki panjang 520 meter, itu dengan kondisi melengkung. Banyak pihak meminta agar jembatan itu bukan sekedar mengukur kelengkungan beban, namun ada baiknya mengkaji speksifikasi besi yang dinilai tak memenuhi standar.

Banyak alasan mengapa jembatan ini dengan konstruksi bentang utama rangka baja itu melengkung. Secara kasat mata ini terlihat jelas, bila dibanding kondisi awal peresmian lalu. Mesti dibilang lama masa pengerjaannya, namun tetap tak menjamin kekuatan jembatan.

"Lama pengerjaan proyek ini memang lama, yakni multiyears. Ini lebih disebabkan minimnya alokasi dana pertahun," kata Kepala Dinas PU Riau SF Hariyanto usai peresmian beberapa waktu lalu.

Meskipun kondisi fisik jembatan Siak III cukup meresahkan warga dan sangat berbahaya, namun Pemerintah Provinsi Riau, tetap memastikan tidak akan menutup jembatan tersebut. Sebelumnya juga pernah keluar hasil kajian Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Penelitian Pembangunan (Balitbang) pusat, bahwa jembatan tidak perlu ditutup, karena belum dinilai kritis.

Ini juga diungkapkan Asisten II Setdaprov Riau bidang perekonomian dan pembangunan, Emrizal Pakis kepada Metro Riau, Rabu (15/2). " Belum akan ditutup, untuk Jembatan Siak III kita masih menunggu rekomendasi hasil penelitian dari Kementerian PU dan Balitbang Pusat," tandasnya.

Dijelaskannya, kemungkinan ada tiga opsi pilihan terhadap kondisi jembatan Siak III tersebut, yakni aman untuk dilalui dalam jangka waktu panjang, aman tetapi harus diperhatikan, atau tidak aman untuk dilalui. "Kita tunggu saja apa hasil rekomendasi Balitbang itu, kalau sudah ada hasilnya akan kita umumkan ke masyarakat," ujar Ketua I PB PON itu.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis) PU Riau SF Haryanto, Rabu (8/2) mengakui Jembatan Siak III yang sudah berganti nama menjadi Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah 'cacat bangunan'.

"Memang ada cacat sedikit. Bengkok itu sah-sah saja, akan tetapi masih mampu dan tak berbahaya," kata SF Haryanto ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (8/2).

Namun dia mengklaim kondisi jembatan tidak berbahaya sehingga tidak perlu ditutup. Alasannya ini tidak teralu membahayakan pengguna jalan. Mesti pemerintah pusat meminta agar Dinas PU Riau melakukan pemeriksaan setiap empat hari sekali selama seminggu.

Dari hasil loading test atau uji beban yang dilakukan Dinas PU Riau, kata SF Haryanto, Jembatan Siak III mampu menampung beban seberat 80 ton. Tetapi Jembatan Siak III diusulkan mendapatkan sertifikasi kondisi kekuatan jembatan, maka perlu dilakukan tes pembebanan terhadap jembatan Siak III mencapai 100 ton sampai 150 ton.

"Tim sudah dibentuk sebagai tindaklanjut untuk melakukan uji beban, nama-nama dari tim sudah diminta ke pusat untuk tes beban. Untuk saat ini kapasitas atau kemampuan Jembatan Siak III baru 80 ton," ucap SF Haryanto. Namun, sayang Haryanto tidak menyebutkan kapan tes itu dilakukan.

Dari hasil pemeriksaan Dinas PU Riau, penurunan lengkungan ke bawah di Jembatan Siak III sudah berhenti. Haryanto juga mengklaim pemerintah pusat juga menjamin Jembatan Siak III aman untuk dilintasi.

Direktur Lalu Lintas Polda Riau melalui Wadirlantas AKBP Agus Indra, SIK dikonfirmasi akhir pekan lalu dengan sejumlah wartawan, mengatakan pihaknya belum mau berkomentar lebih banyak seputar Jembatan Siak III. Dia menyarankan masalah itu sebaiknya dikonfirmasikan saja ke Dinas PU.

Agus Indra mengaku belum ada pembicaraan atau pertemuan membahas keselamatan pengunaan atas Jembatan Siak III ini bersama instansi terkait.

Tak sesuai Speksifikasi

Jembatan Siak III yang dikerjakan PT Waskita Karya dengan dana APBD Riau Rp136, 57 miliar diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Itu diakui Sekretaris Lembaga Pengembang Jasa Kontruksi (LPJK) Riau Prof Dr Sugeng Wiyono kepada sejumlah wartawan.

Katanya, ada lengkungan ke bawah yang seharusnya sesuai dengan teknis atau metode pelaksanaan jembatan, jembatan Siak III harus melengkung ke atas 50 sentimeter. Lengkungan negatif  itu, dapat berbahaya bagi kontruksi Jembatan.

Sebab apabila tidak segera dilakukan perbaikan, maka akan berdampak pada hanger. "Kemungkinan pada metode pelaksanaan tidak sesuai dengan spesifikasi tekhnis, kalau tak segera diperbaiki berbahaya," ucap Profesor yang juga akademis di salah satu universitas terkemuka di Riau.

Ini juga diakui Datuk Meyko Sopyan, Pemerhati Masyarakat Pekanbaru, bahwa ini sudah menyalah, dan tentu dinas terkait harus membuat pernyataan dengan menjamin atas kekuatan tersebut. Artinya, bila terjadi sesuatu di kemudian hari, maka pihak tersebut harus menanggung semua resiko yang terjadi. Ini bisa dipertanggungjawabkan melalui materil maupun material.

"Jadi tujuannya adalah tanggungjawab. Sejauh mana para pemimpin bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukannya. Mesti pekerjaan itu adalah tanggungjawab rekanan," terangnya.

"Kalau tidak dilakukan seperti ini maka, semua pekerjaan di Indonesia selama ini akan punah ranah. Jika sekedar diucap di bibir, anak kecil saja juga pandai," geramnya. 

Kekhawatiran Datuk ini lagi, ia juga mendengar ada desas-desus bahwa besi bentangan yang digunakan untuk Jembatan Siak III, ternyata aspal alias asli tapi palsu. Ia tahu ketika meninjau kondisi pembuatan jembatan Desember lalu, bahwa masyarakat di sekitar lokasi juga tahu, bahwa besi dibuat dengan hasil proses besi limbah daur ulang.

"Kondisi ini memang menyedihkan. Kepada pihak terkait sebaiknya secepatnya menelusuri apakah isu ini benar atau tidak? Karena kekhawatiran warga sangat tinggi," kata Anas yang juga lama tinggal di daerah pesisir itu.*


~ 1 komentar ~

  1. Pembengaaak semuaa itu.si Novi DPRD itu dah jelas betul.masyarakat aja bisa tau. jembatan bergelombang bahaya sekali. SUGENG itu haram jadah juga. kemarin dia bilang lari dari spesifikasi sekarang die dukung, dasar pembengak semua..kena kutuk lah kalian haii Profesor profesor busuk !!

    BalasHapus

Prev Post Next Post Home