Jembatan Siak III Riau |
CEKAU.COM-Tragedi runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) harus dijadikan pelajaran, bagi Pemerintah Provinsi Riau. Pasalnya, secara teknis permasalahan yang dialami Jembatan Siak III ini juga dinilai sama: terletak pada lengkungan landasan alias dag jembatan. Ini diakui sejumlah pengamat konstruksi di Riau.
Adanya lengkungan pada landasan Jembatan Kuar sebenarnya sudah diakui sejumlah pengamat termasuk ahli kontruksi lokal. Bahkan upaya perbaikan pada landasan jembatan yang mulai melengkung itu sudah dilakukan para ahli dengan pendongkrakan pada bagian tengah yang turun mencapai 25 centimeter.
Jembatan Kukar melintasi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, pada 1995 lalu itu, tentunya memiliki konstruksi yang dirancang dengan kabel gantung sebagai kontruksi utama yang berfungsi untuk menahan beban. "Kalau ada satu gantungan yang terganggu, mungkin kendor atau ada masalah, bebannya akan lain sekali," sebut Haryoto, konsultan jalan dan jembatan lokal di Kukar.
Tapi, apa lacur, jembatan Kukar tersebut akhirnya ambruk pada 28 November 2011 lalu. Tentunya ini mengagetkan kalangan masyarakat Indonesia di luar Kabupaten Kukar. Namun, bagi masyarakat Kukar sendiri ini hal biasa. Apalagi bagi para pengamat kontruksi dan praktisi lokal.
Pasalnya, seputar pergeseran posisi jembatan sudah lama digaungkan. Bahkan pada 2009 dan 2010 silam sudah ada pembicaraan bahwa jembatan ada kerenggangan sehingga ditutup dengan pelat baja. Bahkan banyak pihak menyayangkan mengapa Pemerintah Kukar tidak melakukan langkah-langkah cepat dan antisipsi.
Malah, ramalan bahwa Jembatan Kukar tidak akan berumur panjang, disampaikan oleh ahli fisika dan matematika dari Universitas Mulawarwan, Profesor Jamaludin. Saat jembatan baru diresmikan pada tahun 2001 lalu, dia meramalkan jembatan tidak akan berumur panjang, karena pembagunan konstruksi jembatan ini tidak memperhatikan teori dasar perubahan frekwensi angin.
Adanya, ramalan akan ambruknya jembatan Kukar ini pun sudah terbukti. Ini dilakukan dari hasil uji frekuensi rendah ke tinggi. Bahkan dilihat kondisi konstruksi jembatan tersebut tidak memperhatian hal itu. Malah, pertama kali dioperasikan saja sudah retak-retak. Bahkan pengamat lokal menilai tak bakal bertahan sepuluh tahun.
Secara teknis, Jembatan Kukar memang bukan jembatan gantung pertama di Indonesia. Sebut saja sudah ada jembatan gantung Mamberamo di Papua sepanjang 235 meter dan Jembatan Barito sepanjang 230 meter. Namun tiga jembatan gantung jenis suspension, ini secara teknis mempunyai karakteristik struktur yang berbeda dan metoda pelaksanaan pun berbeda.
Adanya lengkungan pada landasan Jembatan Kuar sebenarnya sudah diakui sejumlah pengamat termasuk ahli kontruksi lokal. Bahkan upaya perbaikan pada landasan jembatan yang mulai melengkung itu sudah dilakukan para ahli dengan pendongkrakan pada bagian tengah yang turun mencapai 25 centimeter.
Jembatan Kukar melintasi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, pada 1995 lalu itu, tentunya memiliki konstruksi yang dirancang dengan kabel gantung sebagai kontruksi utama yang berfungsi untuk menahan beban. "Kalau ada satu gantungan yang terganggu, mungkin kendor atau ada masalah, bebannya akan lain sekali," sebut Haryoto, konsultan jalan dan jembatan lokal di Kukar.
Tapi, apa lacur, jembatan Kukar tersebut akhirnya ambruk pada 28 November 2011 lalu. Tentunya ini mengagetkan kalangan masyarakat Indonesia di luar Kabupaten Kukar. Namun, bagi masyarakat Kukar sendiri ini hal biasa. Apalagi bagi para pengamat kontruksi dan praktisi lokal.
Pasalnya, seputar pergeseran posisi jembatan sudah lama digaungkan. Bahkan pada 2009 dan 2010 silam sudah ada pembicaraan bahwa jembatan ada kerenggangan sehingga ditutup dengan pelat baja. Bahkan banyak pihak menyayangkan mengapa Pemerintah Kukar tidak melakukan langkah-langkah cepat dan antisipsi.
Malah, ramalan bahwa Jembatan Kukar tidak akan berumur panjang, disampaikan oleh ahli fisika dan matematika dari Universitas Mulawarwan, Profesor Jamaludin. Saat jembatan baru diresmikan pada tahun 2001 lalu, dia meramalkan jembatan tidak akan berumur panjang, karena pembagunan konstruksi jembatan ini tidak memperhatikan teori dasar perubahan frekwensi angin.
Adanya, ramalan akan ambruknya jembatan Kukar ini pun sudah terbukti. Ini dilakukan dari hasil uji frekuensi rendah ke tinggi. Bahkan dilihat kondisi konstruksi jembatan tersebut tidak memperhatian hal itu. Malah, pertama kali dioperasikan saja sudah retak-retak. Bahkan pengamat lokal menilai tak bakal bertahan sepuluh tahun.
Secara teknis, Jembatan Kukar memang bukan jembatan gantung pertama di Indonesia. Sebut saja sudah ada jembatan gantung Mamberamo di Papua sepanjang 235 meter dan Jembatan Barito sepanjang 230 meter. Namun tiga jembatan gantung jenis suspension, ini secara teknis mempunyai karakteristik struktur yang berbeda dan metoda pelaksanaan pun berbeda.
Jembatan Siak III, Riau Melengkung |
Nah, mesti sudah ada upaya perbaikan pada jembatan Kukar tersebut, namun perlakukan secara teknis inilah menjadi permasalahan. "Secara teknis, ini kesalahan yang dilakukan karena hanya pada bagian tengah dag yang didongkrak. Akibatnya, beban yang dipikul oleh kabel vertical pada bagian tersebut terjadi gaya yang berlebih alias over stress. Sehingga memicu runtuhnya jembatan tersebut," terang Ir Rony Ardiansyah MT IPU, praktisi teknik sipil melalui tulisan dialektika di media lokal.
Rony juga mengingatkan bahwa kondisi Kukar tersebut diduga akibat putusnya hanger (penghubung antar batang) nomor 13, bila ini dihitung dari pylon (menara penyangga) arah Tenggarong. Maka, putusnya hanger ini terjadi saat proses jacking (proses pengangkatan jembatan). "Akibatnya, ketahanan jembatan berkurang, sehingga dalam waktu 20 detik jembatan Kukar ambruk. Setelah runtuhnya hanger, terjadi efek domino dalam waktu 20 detik" jelasnya.
Nah, bagaimana dengan Jembatan Siak III Pekanbaru ini? Beberapa waktu lalu, tim Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) sudah menemukan camber jembatan negatif. Artinya, ada yang melengkung dan lentur ke bawah. Kondisi cember Jembatan Siak III negatif ditemukan di posisi bagian tengah.
Menurut Rony, seharusnya cember jembatan harusnya positif semua atau melengkung ke atas. Bahkan ditemukan pula refreshing external di bawah gelagar yang melentur atau melengkung ke bawah.
Alasan ini pula, Rony mengingatkan diperlukan perhatian serius dan hati-hati dalam perbaikan Jembatan Siak III tersebut. Pasalnya, bila dilakukan perbaikan dengan cara mendongkrak pada bagian camber negative itu, jangan sampai terjadi kelebihan gaya atau over stress pada satu atau beberapa kabel/cable vertical, yang bisa menimbulkan putusnya kabel-kabel tersebut. "Karena, gagalnya Jembatan Kutai Kartanegara bisa dijadikan pelajaran buat kita dalam memperbaiki Jembatan Siak III," ingatnya.*
Rony juga mengingatkan bahwa kondisi Kukar tersebut diduga akibat putusnya hanger (penghubung antar batang) nomor 13, bila ini dihitung dari pylon (menara penyangga) arah Tenggarong. Maka, putusnya hanger ini terjadi saat proses jacking (proses pengangkatan jembatan). "Akibatnya, ketahanan jembatan berkurang, sehingga dalam waktu 20 detik jembatan Kukar ambruk. Setelah runtuhnya hanger, terjadi efek domino dalam waktu 20 detik" jelasnya.
Nah, bagaimana dengan Jembatan Siak III Pekanbaru ini? Beberapa waktu lalu, tim Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) sudah menemukan camber jembatan negatif. Artinya, ada yang melengkung dan lentur ke bawah. Kondisi cember Jembatan Siak III negatif ditemukan di posisi bagian tengah.
Menurut Rony, seharusnya cember jembatan harusnya positif semua atau melengkung ke atas. Bahkan ditemukan pula refreshing external di bawah gelagar yang melentur atau melengkung ke bawah.
Alasan ini pula, Rony mengingatkan diperlukan perhatian serius dan hati-hati dalam perbaikan Jembatan Siak III tersebut. Pasalnya, bila dilakukan perbaikan dengan cara mendongkrak pada bagian camber negative itu, jangan sampai terjadi kelebihan gaya atau over stress pada satu atau beberapa kabel/cable vertical, yang bisa menimbulkan putusnya kabel-kabel tersebut. "Karena, gagalnya Jembatan Kutai Kartanegara bisa dijadikan pelajaran buat kita dalam memperbaiki Jembatan Siak III," ingatnya.*
0 komentar:
Posting Komentar