Riau Defisit 2013 |
CEKAU.COM-Tingginya belanja dari nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Riau 2013, yakni sebesar Rp 8,434 triliun, ternyata tidak seimbang dengan pendapatan yang diterima, hanya Rp 6,599 triliun. Akibatnya, Riau mengalami defisit sebesar Rp1,834 triliun sepangang 2013 mendatang.
Hal ini terungkap setelah DPRD Riau menerima nota keuangan RAPBD Riau 2013 dari Gubernur Riau, HM Rusli Zainal, dalam sidang paripurna di gedung DPRD Pekanbaru, Senin (17/12/2012). Namun, Rusli Zainal yakin, defisit ini bisa ditutupi dengan pembiayaan netto. "Defisit anggaran ini bakal ditutupi dari pembiayaan netto," yakinnya, seperti disampaikan saat pidato pengantar nota keuangan.
Selain mengakui defisit, Gubernur Riau juga membeberkan anggaran pendapatan tahun 2013, turun 0,6 persen dari tahun 2012. "Anggaran pendapatan tahun 2013 sebesar Rp6,599 triliun, atau turun 0,6 persen dari tahun 2012 yang mencapai Rp6,639 triliun," sebutnya.
Malah, pendapatan sebesar Rp6,639 triliun itu, terang Rusli Zainal, akan didapat dari sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp2,401 triliun (36,17 persen). "PAD ini berasal dari Pajak Daerah sebesar Rp2,025 triliun, Retribusi Daerah Rp12,318 miliar, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Rp119,465 miliar, serta pendapatan asli daerah lain yang sah Rp 224,146 miliar," terangnya.
Sementara dari sektor pendapatan utama, Rusli juga menguraikan, bahwa masih ada pendapatan lain berasal dari dana perimbangan pusat - daerah sebesar Rp 3,537 triliun (53,28 persen). Dana perimbangan Riau tahun 2013 bakal turun 6,75 persen dari tahun 2012. "Pendapatan dana perimbangan Riau di tahun 2012 sebesar Rp3,793 triliun," katanya.
Rusli menyebut, dana perimbangan itu dibagi menjadi Dana Bagi Hasil (DBH) hasil pajak Rp559,6 miliar, DBH bukan pajak/sumber daya alam Rp 2,772 triliun, Dana Alokasi Umum (DAU) Rp 726,6 miliar, Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 38,738 miliar.
"Pendapatan DAU bagi Riau di tahun 2013 mengalami peningkatan signifikan sebesar 32,69 atau naik Rp 237,5 miliar dari tahun 2012. Sebaliknya, DAK justru turun 38,01 persen dari tahun 2012 yang mencapai Rp62,491 miliar," terang Rusli.
Untuk pengeluaran atau belanja di tahun 2013, tambahnya, mencapai Rp 8,434 triliun. Pengeluaran ini terdiri dari Belanja Tidak Langsung Rp 3,411 triliun, Belanja Bagi Hasil Kabupaten/Kota Rp581,645 miliar, Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota dan Desa Rp 204,077 miliar, Dana Hibah dan Bantuan Sosial Rp1,552 triliun.
Untuk Belanja Tidak Langsung di 2013, terang Rusli, turun sebesar Rp659,372 miliar atau 16,20 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp4,070 triliun. Demikian juga Belanja Bagi Hasil Kabupaten/Kota turun 43,21 persen dari Rp1,024 triliun di tahun 2012. Bantuan Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa juga turun 30,86 persen dari Rp295,168 miliar di tahun 2012 lalu. "Belanja Hibah dan Bantuan Sosial juga turun sebesar 16,41 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp1,857 triliun," katanya.
"Kemudian Belanja Langsung di tahun 2013 dianggarkan Rp5,022 triliun atau naik Rp719,621 miliar atau sekitar 16,72 persen dibanding tahun 2012," lanjut Rusli Zainal.*
Hal ini terungkap setelah DPRD Riau menerima nota keuangan RAPBD Riau 2013 dari Gubernur Riau, HM Rusli Zainal, dalam sidang paripurna di gedung DPRD Pekanbaru, Senin (17/12/2012). Namun, Rusli Zainal yakin, defisit ini bisa ditutupi dengan pembiayaan netto. "Defisit anggaran ini bakal ditutupi dari pembiayaan netto," yakinnya, seperti disampaikan saat pidato pengantar nota keuangan.
Selain mengakui defisit, Gubernur Riau juga membeberkan anggaran pendapatan tahun 2013, turun 0,6 persen dari tahun 2012. "Anggaran pendapatan tahun 2013 sebesar Rp6,599 triliun, atau turun 0,6 persen dari tahun 2012 yang mencapai Rp6,639 triliun," sebutnya.
Malah, pendapatan sebesar Rp6,639 triliun itu, terang Rusli Zainal, akan didapat dari sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp2,401 triliun (36,17 persen). "PAD ini berasal dari Pajak Daerah sebesar Rp2,025 triliun, Retribusi Daerah Rp12,318 miliar, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Rp119,465 miliar, serta pendapatan asli daerah lain yang sah Rp 224,146 miliar," terangnya.
Sementara dari sektor pendapatan utama, Rusli juga menguraikan, bahwa masih ada pendapatan lain berasal dari dana perimbangan pusat - daerah sebesar Rp 3,537 triliun (53,28 persen). Dana perimbangan Riau tahun 2013 bakal turun 6,75 persen dari tahun 2012. "Pendapatan dana perimbangan Riau di tahun 2012 sebesar Rp3,793 triliun," katanya.
Rusli menyebut, dana perimbangan itu dibagi menjadi Dana Bagi Hasil (DBH) hasil pajak Rp559,6 miliar, DBH bukan pajak/sumber daya alam Rp 2,772 triliun, Dana Alokasi Umum (DAU) Rp 726,6 miliar, Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 38,738 miliar.
"Pendapatan DAU bagi Riau di tahun 2013 mengalami peningkatan signifikan sebesar 32,69 atau naik Rp 237,5 miliar dari tahun 2012. Sebaliknya, DAK justru turun 38,01 persen dari tahun 2012 yang mencapai Rp62,491 miliar," terang Rusli.
Untuk pengeluaran atau belanja di tahun 2013, tambahnya, mencapai Rp 8,434 triliun. Pengeluaran ini terdiri dari Belanja Tidak Langsung Rp 3,411 triliun, Belanja Bagi Hasil Kabupaten/Kota Rp581,645 miliar, Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota dan Desa Rp 204,077 miliar, Dana Hibah dan Bantuan Sosial Rp1,552 triliun.
Untuk Belanja Tidak Langsung di 2013, terang Rusli, turun sebesar Rp659,372 miliar atau 16,20 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp4,070 triliun. Demikian juga Belanja Bagi Hasil Kabupaten/Kota turun 43,21 persen dari Rp1,024 triliun di tahun 2012. Bantuan Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa juga turun 30,86 persen dari Rp295,168 miliar di tahun 2012 lalu. "Belanja Hibah dan Bantuan Sosial juga turun sebesar 16,41 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp1,857 triliun," katanya.
"Kemudian Belanja Langsung di tahun 2013 dianggarkan Rp5,022 triliun atau naik Rp719,621 miliar atau sekitar 16,72 persen dibanding tahun 2012," lanjut Rusli Zainal.*
walah,, harus dikaji ulang dong,,
BalasHapuskurangi saja anggarang2 gk penting sperti pak Jokowi itu lo .. :)