CEKAU.COM-Semenjak adanya laporan kejadian diare pada balita di Jepang, sejumlah penelitian pada makanan pun dilakukan sejak 1997. Bahkan keberadaanya pada susu bubuk formula bayi pun turut diteliti sejak tahun 2001. Hasilnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pangan Dunia (FAO), sebelumnya pernah merekomendasikan pemeriksaan cemaran bakteri Enterobacter Sakazakii (ES) pada susu formula bubuk tahun 2005. Bagaimana di Indonesia?
Rekomendasi ini terkuak semenjak adanya laporan kejadian diare pada balita yang mengonsumsi susu tercemar ES di Jepang. Sebelumnya, ada data dari WHO, dalam kurun waktu 1961-2003 ditemukan 48 bayi yang terinfeksi di seluruh dunia. Kalau di Indonesia, belum ada laporan. WHO dalam laporannya menyebutkan, bahwa probabilitas susu bubuk formula terkontaminasi oleh bakteri ES adalah 0,025. Probabilitas susu tersebut terkontaminasi pada proses persiapan adalah 0,00625.
Bakteri ES ini bukan cuma dari susunya tapi juga dari air, botol minum dan lain-lain. Hal ini berarti bukan hanya produk susu lokal yang berisiko terkontaminasi bakteri, tetapi juga dijumpai pada produk susu impor.
Dr Abdullah Qayyum MK MM, Praktisi Kesehatan menjelaskan, bahwa di Indonesia, hingga setakat ini belum ditemukan kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri ES, penyebab utamanya Salmonella dan Ecolli. "Hingga saat ini baru diketahui terkait dengan kejadian diare pada balita. Namun, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungannya dengan kejadian penyakit lain," terangnya.
Apa Itu Enterobacter Sakazakii (ES)? Bakteri ES adalah bakteri yang dapat menghasilkan zat beracun (enterotoksin) yang digolongkan dalam jenis bakteri ganas. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini jarang terjadi dan lebih sering mengenai anak-anak. "Gejala yang timbul akibat infeksi bakteri, nafsu makan menjadi hilang dan suhu tubuh terganggu. Infeksi berat dapat mengakibatkan radang selaput otak (maningitis) sehingga mengganggu sistim saraf pusat,” jelasnya.
Selain, ia adalah sejenis bakteria, pada 1980 dipisahkan dari spesies Enterobacter cloacae berdasarkan unsur genetik penyusunnya. Bakteri ini menjadi perhatian karena tingkat mortalitas yang tinggi (40%- 80%) pada bayi yang lahir (0-6 bulan), terutama bayi prematur atau yang memiliki imunitas lebih rendah dari rata-rata bayi lainnya.
WHO dalam laporannya menyebutkan, bahwa probabilitas susu bubuk formula terkontaminasi oleh bakteri ES |
ES merupakan bakteri yang berkoloni di dalam saluran pencernakan manusia dewasa. Spesies Enterobacter ini dapat ditemukan pada produk pangan lain selain susu formula; keju, daging, sayuran, biji-bijian dan bumbu-bumbuan. Bakteri ini berkembang dengan optimal pada kisaran suhu 30-40 derajat Celcius. Waktu regenerasi bakteri ini terjadi setiap 40 menit, jika diinkubasi pada suhu 23 derajat Celcius. Selain bersifat invasif, juga memproduksi toksin (endotoxin) yang berbahaya bagi mamalia baru lahir dan belum memiliki sistem kekebalan yang baik.
Kata Qayyum lagi, ES ditemukan pada susu formula bubuk, karena susu jenis ini akan lebih bertahan lama, jadi lebih lama disimpan. Kalau pada susu cair tidak ditemukan, karena masa kadaluarsanya pun lebih cepat.
Mudah Terkontaminasi
Susu bayi biasanya hanya dicampur air hangat panas-panas kuku (suhu kurang 70 derajat Celcius) yang tidak cukup untuk mematikan bakteri ini. Pertumbuhan ES dilaporkan dapat direduksi dengan penggunaan sanitizer pada produk buah-buahan serta penyimpanan pada suhu dingin.
Penggunaan sanitizer dan penyimpanan pada suhu dingin merupakan hal yang tidak umum pada susu bubuk. Susu bubuk disimpan dalam kaleng, ataupun plastik multi lapisan untuk konsumsi hanya 1-4 hari diasumsikan relatif aman, karena pengemasan dilakukan secara aspetik.
Bakteri ini dapat hidup diberbagai media yang cocok, bukan hanya pada susu formula. Tetapi karena susu formula banyak dikonsumsi anak-anak, maka keberadaan ES di dalam susu formula menjadi perhatian serius banyak peneliti dan praktisi kesehatan.
Walaupun dipanaskan, susu formula biasanya tidak melewati proses sterilisasi. Pemanasan hanya bertujuan untuk mengubah bentuk susu dari cair menjadi susu bubuk dengan kadar air yang diinginkan (di bawah 5%). Oleh karena itulah proses pemanasan susu tidak mampu membunuh ES.
Hingga kini, angka kematian akibat infeksi ES mencapai 40-80%. Sebanyak 50% pasien yang dilaporkan menderita infeksi ES meninggal dalam waktu satu minggu setelah diagnosa. Hingga kini belum ada penentuan dosis infeksi ES, namun sebesar 3 cfu/100 gram dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi.
Heboh, Merek Susu Mengandung Enterobacter Sakazakii
Mesti terlambat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), cepat-cepat melakukan kajian. Penelitian dengan pengambilan 96 sampel produk susu formula dari berbagai merek untuk menguji kemungkinan adanya bakteri Enterobacter Sakazaki. Namun dalam pengujian sampel itu, BPOM tidak menemukan satu pun susu formula yang terkontaminasi. Hmm?
Beberapa sampel susu formula yang diuji BPOM, antara lain produksi:
- PT Mirota KSM Inc
- PT Frisian Flag Indonesia
- PT Nestle Indonsia
- PT Sari Husada
- PT Fontera Brand Indonesia
- PT Gizindo Prima Nusantara
- PT Indofood CBP Sukses Makmur
- PT Indolakto
- PT Kalbe Morinaga Indonesia
- PT Mead Johnson
- PT Mirota KSN
- PT Netania Kasih Karunia Pier
- PT Nestle Manufacturing Malaysia
- PT Nutricia Cuijk Holland
- PT Nutricia Indonesia
- PT Nutricia Indonesia Sejahtera
- PT Serena Indo Pangan Industri
- PT Sugizindo untuk PT Sari Husada
- PT Wyeth Indonesia
- PT Wyeth Nutrisional Singapore
- PT Mirota KSM
- Wyeth Nutritionals Ireland
- Abott Laboratories
- Mead Johnson Nutritition
- Nestle Netherland
Sementara berikut sebagian merek susu dan makanan bayi yang diuji BPOM:
- Frisian Flag
- Lactona
- Lactogen
- SGM
- Anmum Infacare
- Sun Baby Tomat Wortel
- SUN Beras Merah
- Indomilk
- Chilmil
- Morinaga BMT Platinum
- Enfamil
- Dancow 1 rasa madu
- Dancow full cream
- Dancow Nutri Gold
- Cerelac Nestle
- Bimbi Susu Formula
- Nutrilon Hypo Allegenic
- Anlene
- Vitalac
- S-26
- Neosure
- Pre Nan
- Anlene Actifit Vanilia
- Bebelac susu formula
- Nutrilion I
- Nan Nestle HA 1
- Nutricia Bebelac 1 (Sumber: tempo)
Cara Menghindari Infeksi Enterobacter Sakazakii
Apabila terpaksa memberikan susu formula, menurut catatan WHO yang terbit pada tahun 2007, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan tercemarnya susu bubuk formula tersebut, yaitu;
- Pastikan bahwa area tempat anda mempersiapkan susu dalam keadaan bersih. Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum mempersiapkan susu.
- Rebuslah botol minuman bayi dengan suhu hingga 100 derajat celcius sebelum digunakan Buatlah susu dengan porsi sekali habis.
- Persiapkan susu dengan cara yang benar, yaitu air dididihkan setelah itu didinginkan hingga suhunya sekitar 70 derajat celcius. Baru kemudian dicampuran dengan susu formula. Bakteri ES akan mati pada suhu di atas 60 derajat celcius.
- Usahakan agar susu yang telah disiapkan diberikan dan dihabiskan dalam waktu 4 jam. Atau bila tidak segera diminum, simpan dalam suhu di bawah 10 derajat celcius. (jangan berikan bila sudah lebih dari 24 jam).
- Bersihkan dan rebuslah peralatan makan bayi secara rutin, agar steril. (Sumber: Ikatan Dokter Indonesia)*
0 komentar:
Posting Komentar