Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Sabtu, 09 Maret 2013

Banjir Rokan Hulu, Dibalik Penderitaan Warga


CEKAU.COM-Banjir di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, menyisakan duka bagi masyarakat. Banjir melanda sejak Jumat 15 Februari pada Subuh itu, membuat ketinggian air di sejumlah titik di beberapa kecamatan sempat mencapai tiga meter. Malah, pada Senin 18 Februari, air sudah mulai surut, tetapi warga yang sempat mengungsi sudah pulang ke rumah. Namun, bagi keluarga Saidin (54) dan Salmah (49), rumah warga Tanjung Harapan, Kelurahan Pasir Pangaraian, Kecamatan Rambah menyisakan rasa pedih. Pasalnya, rumah mereka hancur dihantam derasnya air luapan Sungai Batang Lubuh. Yang tersisa hanya pintu dan jendela. Harta bendanya pun hanyut, hanya tinggal pakaian melekat di badan.

Pemandangan memilukan terlihat saat Wakil Bupati Rohul, H Hafith Syukri melakukan pemantauan, Senin pagi. Ia melihat langsung rumah warga yang hancur dan rusak serta bergeser terseret banjir di Tanjung Harapan. Di wilayah tersebut terdata satu rumah beton semi permanen bantuan pemerintah hancur, dua lainnya rusak dan satu hanyut. Saat itu, air masih menggenangi jalanan di kawasan itu setinggi betis orang dewasa.

Seperti diberitakan media harian pagi lokal Riau, seperti Riau Pos, Tribune Pekanbaru dan Metro Riau, salah satu rumah yang hancur diketahui milik Saidin dan Salmah. Rumah pasangan tersebut hanya tersisa bagian pintu depan dan dua jendela. Sedangkan bagian tengah hingga belakang rata dengan tanah. Atap dan seluruh harta benda mereka pun hanyut terseret luapan air sungai. Kerugian yang dialami Saidin diperkirakan sekitar Rp85 juta. "Kami berharap ada bantuan dari pemerintah. Seluruh harta benda yang ada disapu bersih banjir, hanya tinggal pakaian di badan saja," kata Saidin.

Selain itu, sesuai informasi dari salah satu Ketua RW di Tanjung Harapan, Mulyoto yang disampaikan kepada Wabup, dua rumah warga lainnya yang rusak milik almarhum Taslim dan Khalifah Usman. Sementara rumah yang bergeser sekitar 30 meter dari letak semula dibawa arus banjir milik Ridwan.

"Di wilayah kami ada 160 Kepala Keluarga (KK) atau 450 jiwa yang rumahnya terendam banjir. Hingga kini, mereka masih mengungsi di Masjid Nurul Iman dan rumah warga yang aman. Mereka trauma karena banjir pasang surut dan tahun ini terbesar," jelas Mulyoto di hadapan Wabup.

Penderitaan warga ketika banjir melanda di Riau
Banjir, menurut Mulyoto juga mengakibatkan sekitar 15 meter tanah warga di tepian sungai, habis terseret air. Termasuk tanaman kelapa sawit, kelapa dan lainnya ikut hanyut. Bahkan dua rumah warga yang berada di tepian sungai, kini juga terancam roboh ke dasar sungai.

Wabup menyatakan, Pemkab akan memprioritaskan membantu para korban banjir yang rumahnya hancur dan rusak. Bahkan ia akan memasukan anggaran tersebut ke APBD Perubahan Rohul 2013, namun bila tidak terakomodir mengajukannya ke APBD Riau maupun APBN. "Kita akan priroritaskan untuk bantuan rumah warga yang hancur. Perangkat kelurahan yang mencarikan lokasi untuk direlokasi, jauh dari kawasan Sungai Batang Lubuh. Termasuk usulan warga, meminta dibangun turap penahan tebing sepanjang 300 meter, menyambung turap yang ada di hulu sungai. Kita akan coba merealisasikannya, baik melalui APBD P Rohul 2013, atau bila tidak bisa melalui APBD Riau maupun APBN," terangnya.

Selain memantau pasca banjir di Tanjung Harapan, Wabup juga meninjau kawasan Dusun Nogori, Desa Babussalam. Kawasan itu juga termasuk yang terparah dilanda banjir. Namun, karena air sudah surut, warga kini melakukan bersih-bersih rumah seperti menyapu, mengepel dan membersihkan isi rumah yang terkena lumpur.

Selain itu, sebagian warga sibuk menampung air bersih yang disalurkan pihak Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (TRCK) dibantu pihak Pemadam Kebakaran. Pasca banjir warga di wilayah itu masih kesulitan mendapatkan air bersih.

Sementara di posko banjir di kawasan Water Front City atau Pujasera Kelurahan Pasir Pangaraian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul dibantu sejumlah kaum ibu, Palang Merah Indonesia (PMI) dan tim relawan serta sejumlah OKP, sibuk menyiapkan nasi bungkus bantuan perusahaan, dinas, badan, kantor dan perorangan. Kesibukan di dapur umum juga terlihat, dimana nasi bungkus yang sudah siap masak langsung disalurkan ke masyarakat korban banjir yang membutuhkan.

Kepala BPBD Rohul, Aceng Herdiana mengatakan, walaupun air di Kecamatan Rambah dan Rambah Hilir mulai surut, namun lima kecamatan lainnya saat ini masih dilanda banjir, seperti di Kunto Darussalam, Kepenuhan Hulu, Bonai Darusalam dan Kepenuhan. BPBD mencatat hingga kemarin korban banjir meningkat menjadi 5.575 KK atau 22.791 jiwa. Warga yang masih mengungsi sebanyak 771 KK (3.452 jiwa) dan kerugian secara keseluruhan diprediksi Rp4.796.000.000.

Di Kecamatan Rambah ada lima desa yang terendam, yakni Babussalam jumlah korban 500 KK atau 2.000 jiwa, korban mengungsi 13 KK atau 50 jiwa. Jenis kerugian tanaman median jalan 1 KM Rp50 juta, jalan aspal sepanjang 70 meter ditaksir Rp140 juta dan rumah terendam 800 unit Rp1,6 miliar.

Kemudian di Desa Pematang Berangan, korban 400 KK (1.600 jiwa) dan korban mengungsi 40 KK (160 jiwa). Akibat banjir, kerugian tiga unit rumah hanyut Rp60 juta. Di Kelurahan Pasir Pangaraian jumlah korban 212 KK (900 jiwa), korban mengungsi tidak ada, kerugian tambak ikan lele 24 petak Rp45 juta, dua unit sekolah MDA Rp40 juta, 212 rumah terendam Rp424 juta satu unit box culvert Rp100 juta dan satu rumah hanyut Rp20 juta.

Di Desa Koto Tinggi, korban 82 KK (410 jiwa) yang mengungsi 25 KK (120 jiwa), kerugian dua unit rumah hanyut Rp40 juta, satu sepeda motor Rp10 juta dan satu ekor ternak sapi Rp7 juta. Di Desa Rambah Tengah  Hulu atau Pawan korban 35 KK (147 jiwa).

Di Kecamatan Rambah Hilir, seperti Desa Rambah Hilir Tengah korban 125 KK (550 jiwa), di Desa Serombo Indah 32 KK (125 jiwa), Rambah Hilir Timur 55 KK (170 jiwa), Muara Musu 41 KK (180 jiwa) dan Desa Rambah 124 KK (527 jiwa), korban mengungsi 20 KK (115 jiwa) kerugian Rp20 juta akibat 10 rumah terendam.

Di Kecamatan Pagaran Tapah saat ini masih dilanda banjir, bahkan informasi ketinggian air bertambah, dan kini masih melanda Desa Sangkir Indah korban 246 KK (1.100 jiwa), korban mengungsi 246 KK (1.100 jiwa) dengan kerugian Rp300 juta akibat 150 rumah terendam. Di Desa Kembang Damai korban 20 KK (100 jiwa), kerugian belum terdata.

di Kecamatan Rokan IV Koto, di Desa Rokan Koto Ruang korban 27 KK (135 jiwa) yang mengungsi 27 KK (135 jiwa), dan kerugian akibat 20 rumah terendam Rp40 juta. Di Kepenuhan Hulu saat ini banjir terus meningkat, dan merendam Desa Pekan Tebih Dusun Kampung Baru korban 70 KK (322 jiwa) dan mengungsi 70 KK (322 jiwa) kerugian akibat 50 rumah terendam Rp100 juta, di Dusun Surau Hulu korban 173 KK (650 jiwa).

Di Kecamatan Kepenuhan juga banjir terus meningkat. Kini merendam Desa Bunga Tanjung (Ulpa) dengan korban 180 KK (1.450 jiwa), korban mengungsi 180 KK (1.450 jiwa) dengan kerugian akibat 4 Km base jalan rusak Rp1,4 miliar. Kemudian di Kelurahan Kepenuhan Tengah, korban 50 KK (210 jiwa) kerugian akibat 200 unit rumah terendam Rp400 juta. Kepenuhan Barat (Tanung Alam) korban 134 KK (500 jiwa).

Di Desa Sungai Rokan Jaya korban 51 KK (225 jiwa), Kepenuhan Timur 120 KK (480 jiwa), Kasimang 332 KK (1.660 jiwa), Kepenuhan Hilir 70 KK (350 jiwa). Sementara di Kecamatan Bonai Darussalam yang merupakan kecamatan paling hilir dua sungai, Rokan dan Batang Lubuh, daerah yang biasanya terparah dilanda banjir bisa menyebabkan banjir hingga berbulan-bulan.

Dari data BPBD Rohul, kawasan yang terendam di Desa Teluk Sono korban 250 KK (800 jiwa), merendam kantor desa, satu unit SD 002 di Teluk Sono dan Masjid Al Falah. Lalu di Kasang Mungkal, korban 280 KK (840 jiwa), banjir juga merendam satu kantor Kades dan Kantor UED SP, SD 003 Kasang Mungkal dan satu unit PAUD Tunas Harapan. Di Titian Gading korban 325 KK (1.170 jiwa) dan Sontang 500 KK (2.050 jiwa).

Di Kecamatan Kunto Darussalam, air merendam Desa Kota Intan korban 130 KK (650 jiwa), Dusun Pelanduk (Kelurahan Kota Lama) 300 KK (1.500 jiwa) serta di Sungai Kuti korban 280 KK (1.400 jiwa), kerugian belum terdata. "Kita sudah menyalurkan bantuan tanggap darurat mencapai 99 persen, hanya untuk bangunan yang rusak belum dibantu," kata Aceng. 

Penyakit Mulai Menyerang

Sejak banjir, 346 warga sudah berobat ke Puskesmas terdekat. Para korban yang berobat, mengelukan penyakit batuk pilek atau influenza, gangguan persendian, asam lambung (maagh), demam, alergi gatal-gatal dan delapan warga lainnya terkena diare. "Ditangani dengan baik," kata Kepala Dinas Kesehatan Rohul, Wildan.

Katanya, upaya meminimalisir penyakit yang menyerang warga selama dan pasca banjir, Diskes Rohul membagikan 1.000 kaporit tablet di masing-masing Puskesmas. Kaporit tersebut berfungsi meminimalisir sumber penyakit di air yang akan dikonsumsi masyarakat korban banjir dengan takaran penggunaan satu tablet digunakan untuk satu galon air. "Kaporit itu juga pernah digunakan saat bencana Tsunami di Aceh beberapa tahun silam," jelasnya.

Pasca banjir, Diskes juga akan membantu normalisasi sumur masyarakat dengan membagikan kaporit khusus untuk pembersih air. Termasuk, melakukan fogging untuk menghindari DBD dan cikungungya.

Di tempat terpisah, Kepala Seksi Penanggulan Bencana Dinas Sosial Provinsi Riau, Drs Aulia Ksatria Aldi mengatakan pihaknya akan mengirimkan bantuan ke korban banjir. "Beras 1,5 ton, kecap manis 240 botol, makanan ringan 100 paket, 600 kaleng sarden, 100 lembar matras, 240 kaleng sambal pedas, 100 set rantang susun dan beberapa perahu karet dan fiber," katanya.

Sementara itu, Kepala BPBD Riau, Syamsurizal mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan berupa logistik dan bantuan dana. Bantuan tak hanya disalurkan ke Rohul, tapi juga ke Kampar yang beberapa wilayahnya juga terendam.*



0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home