Said Aqil Sradj |
CEKAU.COM-Islam tidak memperkenankan dan melarang aksi jahit mulut seperti yang dilakukan masyarakat atas nama Serikat Tani Riau (STR) Kabupaten Kepulauan Meranti di DPR RI Jakarta, untuk menuntut pencabutan izin HTI PT RAPP di Pulang Padang.
Ini ditegaskan Ketua PBNU Prof Dr Said Aqil Siradj MA kepada Metro Riau di Masjid Istiqomah Desa Alahair, Kecamatan Tebing Tinggi, usai memberikan ceramah pada acara Khaul Masyayikh Badan Kerjasama Alumni Pondok Pesantren (BKAPP) Kabupaten Kepulauan Meranti, Selasa (20/12) malam.
"Islam itu tidak mengenal perjuangan dengan cara menyakiti diri, tapi Islam mengajarkan proses perjuangan secara bertahap dan dengan cara yang ma'ruf (baik)," ujarnya kepada Metro Riau, Rabu (21/12) kemarin.
Ia mengemukakan, aksi jahit tersebut dilarang agama karena dengan sengaja merusak diri sendiri. Padahal bentuk protes bisa dilakukan dengan ibadah Qunut Nazilah. “Lakukan qunut Nazilah dan lakukan Muzoharoh. Inilah bentuk protes yang benar yang tidak bertentangan dengan Islam,” terangnya.
Menurutnya, perjuangan secara bertahap dan dengan cara yang ma`ruf sebagaimana diajarkan Islam. "Tujuan mereka baik, sehingga mereka menempuh cara revolusi dengan menciptakan martir melalui aksi jahit mulut ini," akunya.
Namun, tambahnya, perjuangan tak boleh dilakukan dengan cara-cara yang tidak baik termasuk menyakiti diri sendiri. "Jadi, tujuan mereka itu baik, tapi cara yang dilakukan tidak dibenarkan agama," katanya.
Untuk itu, ia berharap kepada para pendemo khususnya anggota NU, sebaiknya segera meninggalkan kegiatan tersebut, karena itu bukan aktivitas keluarga besar NU.” tegasnya.*
Ini ditegaskan Ketua PBNU Prof Dr Said Aqil Siradj MA kepada Metro Riau di Masjid Istiqomah Desa Alahair, Kecamatan Tebing Tinggi, usai memberikan ceramah pada acara Khaul Masyayikh Badan Kerjasama Alumni Pondok Pesantren (BKAPP) Kabupaten Kepulauan Meranti, Selasa (20/12) malam.
"Islam itu tidak mengenal perjuangan dengan cara menyakiti diri, tapi Islam mengajarkan proses perjuangan secara bertahap dan dengan cara yang ma'ruf (baik)," ujarnya kepada Metro Riau, Rabu (21/12) kemarin.
Ia mengemukakan, aksi jahit tersebut dilarang agama karena dengan sengaja merusak diri sendiri. Padahal bentuk protes bisa dilakukan dengan ibadah Qunut Nazilah. “Lakukan qunut Nazilah dan lakukan Muzoharoh. Inilah bentuk protes yang benar yang tidak bertentangan dengan Islam,” terangnya.
Menurutnya, perjuangan secara bertahap dan dengan cara yang ma`ruf sebagaimana diajarkan Islam. "Tujuan mereka baik, sehingga mereka menempuh cara revolusi dengan menciptakan martir melalui aksi jahit mulut ini," akunya.
Namun, tambahnya, perjuangan tak boleh dilakukan dengan cara-cara yang tidak baik termasuk menyakiti diri sendiri. "Jadi, tujuan mereka itu baik, tapi cara yang dilakukan tidak dibenarkan agama," katanya.
Untuk itu, ia berharap kepada para pendemo khususnya anggota NU, sebaiknya segera meninggalkan kegiatan tersebut, karena itu bukan aktivitas keluarga besar NU.” tegasnya.*
0 komentar:
Posting Komentar