CEKAU.COM-Terkait aksi jahit mulut 18 warga Pulau Padang, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, mengakui sebagai konflik yang bisa diselesaikan dengan sederhana. "Kasus lahan ini bisa diselesaikan dengan sederhana, tak perlu melakukan aksi jahir mulut ini lagi," akunya dalam jumpa pers di Kantor Kemenhut, Rabu (21/12).
Kesempatan sama, Kepala Pusat Humas Kemenhut Masyhud, akan terus memproses hasil kesepakatan Sekjen Kemenhut dengan masyarakat FKM Penyelematan Pulau Padang untuk membuat surat kepada Bupati Kepulauan Meranti untuk menerbitkan rekomendasi pencabutan HTI atas nama PT RAPP. Surat juga diberikan kepada Dishut Provinsi Riau untuk tidak menerbitkan RKT atas nama perusahaan PT RAPP.
“Kita masih berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendudukkan kembali persoalan Pulau Padang ini.
Ketika ditanya kapan masalah ini akan selesai, ia menjawab: "Tentu ada proses, pertemuannya baru empat hari lalu,’’ katanya singkat.*
Tergeletak Lemas
Pantauan Metro Riau di Jakarta, kondisi warga jahit mulut di depan gerbang MPR/DPR/DPD sangat memprihatinkan. Senin (19/12) lalu, delapan warga tergeletak lemas dengan wajah pucat. Selama tiga hari tidak makan, mereka terguling lemas di atas tikar pandan.
Sementara 10 warga lain, Selasa (20/12) masih terlihat segar, dan mampu duduk bersimpuh. Sedangkan petugas medis selalu siaga mengoleskan obat merah di mulut sisi kanan dan kiri korban. Pengurus Pusat Serikat Tani Nasional dan Koordinator aksi pendudukan DPR RI, Binbin Firman Tresnadi, meminta agar kasus-kasus agraria segera dituntaskan.
"Kami datang ke sini karena advokasi yang kami lakukan terus mentok di daerah. Ada masalah dengan aparat birokrasi dan keamanan, ada tindak intimidasi dan kekerasan," kata Binbin dan Yoris.*
0 komentar:
Posting Komentar