Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Kamis, 14 Juli 2011

Abdullah Qayyum, Merekat Kesederhanaan

Abdullah Qayyum bersama Keluarga
CEKAU.COM-Abdullah Qayyum, adalah seorang dokter muda, yang tunak dengan kegiatan sosial kemasyarakatan. Selain aktif di Yayasan Sumber Daya Manusia Selasih, yang bergerak pada kesehatan masyarakat, juga memberikan pelayanan yang sama di organisasi massa Nasional Demokrat (Nasdem) Pengurus Daerah Pekanbaru.
 
Sebagai Ketua Nasdem, ternyata Dr Abdullah Qayyum, DK, MM, juga melayani pelayanan kesehatan di Praktek Abdullah Qayyum, Jalan Gatoto Subrota No 24, Pekanbaru. Nah, di sini, ia memberikan rekomendasi pengobatan bila pasien hendak berobat ke Malaka, Malaysia.

Suami Ir Elina Rachman, sibuk pula dengan berbagai aktivitas lain: sebagai narasumber di media cetak dan elektonik maupun sebagai pengajar. Meski demikian, ia masih menyempatkan diri bermain bersama ketiga anaknya di rumah. Ada yang harus ia torehkan dalam menciptakan disiplin dalam keluarga. Jauh sebelum ia sukses, Qayyum memberikan petuah kepada keluarganya. Hidup sederhana, dan memberikan layanan terbaik kepada setiap masyarakat.

"Hidup sederhana memang saya tanamkan pada keluarga. Inilah menjadi bekal hidup di kemudian hari," ucapnya.
 
Lulus sekolah dasar Negeri 9 Kecamatan Rintis 1980, ia melanjutkan ke sekolah menengah pertama Negeri 4 tahun 1983 dan sekolah menengah umum atas Negeri 6 tahun 1986. Semua jenjang pendidikan itu yang tamatkan di Kota Pekanbaru.

Dalam dunia pendidikan, Ia memang menomorsatukan. Begitu pula pada anak-anaknya. Ia bicara pentingnya pendidikan bagi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.
 
Ketika muda, Qayyum berbicara tentang keikhlasan dan kesederhanaan. Sebuah layanan kesehatan masyarakat yang terpatri semenjak kecil. Maklum, semasa kanak-kanak, lelaki murah senyum ini selalu iba melihat nasib masyarakat kecil bila menderita sakit.

"Jangankan untuk memenuhi kesehatan keluarga mereka sendiri, untuk mencari sesuap nasi saja mereka sulit," ucap lelaki lulusan Strata dua di Universitas Riau ini.

Untuk itu, Ia tak hendak membayangkan sebuah kebijakan sekali lewat. Juga bukan sesaat. Pada mulanya adalah niat. Dari niat itulah menjalankan prinsip keilmuannya. Pandangan dan pikiran tentang kebebasan berpendapat sudah terpatri di hatinya. Kala itu, ia ekstrem memang.

Ia pun bertekad untuk hidup sesuai dengan kebenaran yang diyakininya. Bukan untuk jadi teladan, tapi sebagai dedikasi yang penuh disiplin.*


~ 1 komentar ~

  1. Tahniah, semoga niat baik berbuah emas. Siapa lagi yang peduli ke rakyat ini. Semoga berhasil.

    BalasHapus

Prev Post Next Post Home