Hasil pengamatan tim investigasi di lapangan diketahui terdapat kebiasaan suku Duano menjadi penyebab keengganan untuk menjadikan tempat tinggal. Selama ini sebagai basis kegiatan sosial, ekonomi, dan keagamaan. Kebiasaan yaitu mereka senang menempati sebuah rumah yang kecil dengan beberapa keluarga sekaligus.
Demikian dikatakan Zulkarnain Umar, SPi, MSi, peneliti masyarakat Suku Duano di Kabupaten Indragiri Hilir dan pegajar di Universitas Riau.
Dari hasil pengamatan selama penelitian, fungsi rumah bantuan yang diberikan oleh pemerintah saat ini tidak lagi semata-mata sebagai tempat bermalam saja. Sebagian besar rumah telah digunakan sebagai sebagai aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan.
Fungsi rumah lebih cenderung sebagai tempat beristirahat atau bermalam saja. "Kebiasaan seperti ini perlahan-lahan harus dihapus," ujar Zulkarnain Umar, dalam paparannya kepada cekau.com.
Hal ini, kata Zulkarnain, disebabkan akan menghambat proses transformasi struktural mereka. Struktur sosial yang demikian akan menjadikan mereka masyarakat yang sangat membutuhkan uang dalam kegiatan ekonomi, tetapi tidak didukung oleh kondisi sosial dan budaya yang terbelakang.
Sebenarnya, kemampuan masyarakat suku Duano dalam beraktivitas terutama bidang ekonomi cukup tinggi. Mereka sebagai pekerja keras. Hal ini terbukti mereka mampu menjalankan ekonomi sebagai peran penting. Ini terdapat di Desa Kuala Patah Parang. Suku Duano yang telah menyesuaikan diri dengan kebiasaan masyarakat awam.
"Rumah yang mereka miliki justru jauh lebih baik kondisinya dari masyarakat non Duano dan penguasaan sarana produksi (sarana penangkapan ikan) cukup tinggi," ujarnya.*
0 komentar:
Posting Komentar