NELAYAN itu berdiri tegak di atas anjungan kapal motor yang perlahan-lahan mulai menambat ke bibir pantai. Ia bersiap hendak melemparkan tali tambang ke arah batang bakau yang tampak tumbang. Wusst, tali itu tepat pada sasarannya. Batang bakau berdiamater 45cm dililit dan mesin kapal pun dimatikan.
Air mulai pasang diperairan Penyembah dekat Selat Malaka. Pasukan penangkap ikan yang berjumlah lima orang mulai melakukan aksinya. Satu-satu alat tangkap belat mulai dibuka. Setelah selesai, tiga orang terjun ke pesisir pantai, untuk menancapkan tiang pancang dengan panjang jaring 200 meter dan tinggi 2 sampai 3 meter.
Alat tangkap itu dibiarkan sampai surut tiba. Sembari menunggu ikan yang terjerat di belat, kapal motor pun berpindah ke arah Utara. Di perairan yang sama, kapal kembali merapat dan mengikat kapal kuat-kuat. Lima nelayan turun, dengan sekop di tangan. Ternyata mereka mengeruk pasir di pesisir itu. Aktivitas ini sudah lama mereka lakukan.
“Dalam seminggu bisa tiga kali, kami mencari ikan dan mengambil pasir di Pulau Mampu Beso ini,” ujar Karyanto, Ketua rombongan yang tinggal di Dumai, kepada Metro Riau, beberapa waktu lalu.
Pengakuan Karyanto, ikan-ikan di pulau ini masih banyak. Bahkan, kalau dibagi untuk lima orang hasilnya sudah bisa untuk jual dan di makan anak-bini. Selain menangkap ikan, nelayan ini juga suka mengambil pasir di wilayah pesisir, karena jenis pasirnya bisa dijual dan menimbun pondasi rumah.*