Candi Muara Takus |
CEKAU.COM-Mulanya, pusat kota Kerajaan Sriwijaya masih misteri. Bahkan, ada yang menyebut berada di Palembang, Sumatera Selatan. Meski bukti tidak kuat, justru kali ini dibantahkan adanya pernyataan penulis dari China, I-sing, yang mengatakan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya ternyata ada di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Ini ditunjukkan adanya pembuktian situs nasional Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau sebagai situs tertua Melayu di dunia, yang dikenal sebagai Candi Bungsu. Candi inilah satu-satunya yang ada di dunia, yang dipersembahkan untuk putri raja..
“Penelitian ini harus perlu dikaji terus, selain pentingnya keterlibatan pranata adat dan agama masih berperan dalam masyarakat pedesaan di Melayu,” terang Allatif, pemerhati Sejarah Kampar kepada cekau.com.
Ini ditunjukkan adanya pembuktian situs nasional Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau sebagai situs tertua Melayu di dunia, yang dikenal sebagai Candi Bungsu. Candi inilah satu-satunya yang ada di dunia, yang dipersembahkan untuk putri raja..
“Penelitian ini harus perlu dikaji terus, selain pentingnya keterlibatan pranata adat dan agama masih berperan dalam masyarakat pedesaan di Melayu,” terang Allatif, pemerhati Sejarah Kampar kepada cekau.com.
Selain itu, Kata Allatif, ini diperkuat dari salah seorang maharaja Sriwijaya, yang namanya dikenal dalam kronik Tiongkok yakni Sri Maharaja Cudamani Warmadewa sebagai Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa. Dalam cacatan Atisa, seorang sarjana Buddha asal Benggala, yang berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet.
Pada masa pemerintahan akhir abad ke-10 pada 1003, itu penguasa Sriwijayanagara di Malayagiri di Suvarnadvipa mendedikasikan sebuah candi untuk dipersembahkan kepada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien wan shou atau Candi Bungsu. Inilah salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus.
“Candi Bungsu ini hanya ada di Desa Muara Takus. Dan, tidak ditemukan di daerah serta negara lain,” yakin Allatif, kepada cekau.com
Sebagai Kabupaten yang memiliki potensi pariwisata sejarah tersebut, lanjut Allatif, Kabupaten Kampar harus dapat mensosialisasikan kembali sejarah Kabupaten Kampar ini.
0 komentar:
Posting Komentar