CEKAU.COM-Ujian Nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di Provinsi Riau telah selesai digelar, Kamis (18/4). Setelah 'dag dig dug' menghadapi naskah soal, kini sejumlah siswa diliputi rasa takut akan gagal atau tak lulus ujian.
"Saya takut dan cemas karena soal UN lumayan sulit. Apalagi saat ujian pengawasan sangat ketat sehingga saya merasa gagap untuk menjawab soal," ungkap NN, salah seorang siswa SMA swasta di Pekanbaru.
NN menambahkan, untuk UN hari terakhir kemarin, soal Kimia dan Biologi sangat sulit. Bahkan, menurutnya, ada beberapa soal yang tidak pernah dipelajari selama ia sekolah. NN pun hanya bisa pasrah dengan hasil kelulusan nanti.
"Saya berharap lulus. Saya pasrah dengan hasil yang saya kerjakan dari hari pertama hingga akhir. Pokoknya Ujian Nasional ini benar-benar hancur sekali," kata NN sambil menjerit.
Sementara itu, pengakuan mengejutkan meluncur dari siswa lainnya, VN. "Saya pernah mendapatkan soal UN yang rumit, lalu saya sengaja merusak lembar jawaban agar diganti. Dibandingkan soal yang saya dapat pertama, soal penggantinya lumayan bisa saya cerna," ungkapnya.
Psikolog dan dokter Sonia Wibisono menjelaskan, idealnya, sebelum mengikuti UN, orangtua harus menyiapkan mental anak, terutama jika ternyata belakangan tidak lulus ujian. Menurutnya, orangtua manapun tentu ingin anak mereka menuai sukses. Tetapi orangtua melupakan bahwa terkadang hidup ini ada naik dan turun, ada sukses dan ada juga kegagalan.
"Pola asuh anak seharusnya membuat anak terbiasa mempersiapkan dua sisi yaitu sukses dan gagal," katanya. "Dengan pola asuh macam itu, anak terbiasa mempersiapkan dan mengolah pengalaman kehidupannya menjadi sesuatu," ujar Sonia seperti dilansir tempo.co.
Sonia memiliki sejumlah tips untuk orangtua yang anaknya menghadapi kegagalan UN. Pertama, tanamkan perasaan selalu bahagia dan tetap tersenyum menghadapi kegagalan. Kedua, ingat kegagalan bukan berati fatal tapi bermakna sukses yang tertunda.
Ketiga, berjiwa besar bahwa menikmati kegagalan ujian meski sudah belajar, mempersiapkan diri dan berjuang keras itu indah dan menjadi pendewasaan dan evaluasi diri. Keempat, selalu berpikir positif dengan menanamkan bahwa gagal ujian bukan karena malas belajar tetapi ada faktor lain.
Kelima, biasakan diri menerapkan sikap ketika menuai sukses bukan sesuatu yang istimewa dan gagalpun soal biasa. Keenam, lebih mempersiapkan diri untuk mengulang untuk menempuh ujian berikutnya. Ketujuh, tidak menyalahkan orangtua, keluarga, lingkungan, guru dan sekolah dan kedelapan, melakukan penghiburan diri bisa rekreasi, menonton ke bioskop, makan, main game yang pokoknya kegiatan yang membuat hati bahagia bukan perasaan terpuruk.
Sebelumnya, pada H-4, naskah UN jenjang SMP/MTs tiba di Riau. Namun kedatangan naskah yang dikirim melalui jalur udara via kargo tersebut masih belum lengkap atau baru sebagian.
Ketua UN Riau 2013, Sri Petri Haryanti mengatakan, naskah yang sudah tiba itu diperuntukkan bagi beberapara wilayah, khususnya kawasan yang berada di remote area atau daerah terpencil. Katanya, naskah soal ini akan didahulukan untuk Kabupaten Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Kepulauan Meranti, Bengkalis dan Pelalawan.
Sebelum dididistribusikan, terang Kabid Pengembangan SMP Dinas Pendidikan Riau ini, terlebih dahulu naskah soal akan diperiksa kelengkapannya. "Jika sudah lengkap, panitia langsung mendistribusikannya ke daerah. Sebaliknya, naskah belum lengkap akan menunggu pengiriman berikutnya," lanjutnya.
Mengenai UN susulan SMA/MA/SMK, Petri belum bisa memastikan, apakah pendistribusian kali ini turut disertakan. "Kita mendata dulu jumlah siswa yang akan ikut UN susulan. Lalu data tersebut disampaikan ke panitia pusat, agar diketahui berapa naskah UN susulan yang dibutuhkan di Provinsi Riau," katanya.
Sedangkan hingga kini Disdik kabupaten/kota masih menunggu pengiriman naskah UN susulan SMA/MA/SMK, termasuk Kota Pekanbaru. Menurut Ketua Pelaksana UN Pekanbaru, Abdul Jamal, naskah soal ujian susulan belum dikirim.
"Untuk siswa yang ikut UN susulan, kita masih mendata jumlahnya. Sebab hingga berakhirnya ujian SMA sederajat, kita baru mendapatkan data hingga hari kedua, belum menerima laporan hari ketiga dan keempat.
Hingga hari kedua di Pekanbaru ada sekitar 13 siswa yang dipastikan ikut UN susulan," ucapnya.
Jamal mengaku, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan pelaksanaan UN tingkat SMP/MTs yang digelar mulai 22 hingga 25 April mendatang. Pihaknya telah mendapat informasi dari Disdik Riau bahwa naskah soal UN SMP/MTs Pekanbaru baru didistribusikan pada Sabtu besok.
Berdasarkan data Disdik, ada 12.153 peserta UN SMP 2013 di Pekanbaru. Sementara MTs ada 1.921 orang, ditambah SMPLB 10 orang. Lalu, ada 753 ruang ujian dipakai dengan 1.506 pengawas. Sementara itu, untuk UN Pendidikan Kesetaraan Paket B diikuti 364 peserta. Ujian akan dipusatkan di SMAN 9 Pekanbaru dengan menggunakan 19 ruangan dan 38 pengawas.
Khusus UN SMP/MTs ini, Disdik telah mempersiapkan tiga sub rayon. Untuk SMP negeri, sub rayonnya dipusatkan di SMPN 4 Pekanbaru. Sub rayon SMP swasta di SMP Al Azhar Syifa Budi dan sub rayon MTs negeri/swasta dipusatkan di MTS Negeri 1 Pekanbaru.
Terlalu Tipis
Ketua Sub Rayon I SMA negeri, Azmi Has mengatakan, masalah lain yang dijumpai saat pelaksanaan UN SMA sederajat ini adalah lembaran jawaban yang terlalu tipis. Sehingga gampang sobek jika siswa terlalu menekan pensil atau penghapusnya.
"Agar tidak banyak LJUN sobek, maka kita imbau kepada panitia agar memberitahukan kepada siswa agar lebih berhati-hati saat menekan pensil atau pengharus LJUN tersebut," ujarnya.
Menurutnya, dengan kondisi tipisnya lembar LJUN itu, sehingga banyak peserta UN harus terpaksa mengganti LJUN mereka karena sobek. Alasan itulah, ia bersama panitia lain, terpaksa membuat pengumuman khusus, guna mengingatkan siswa agar hati-hati ketika menjawab atau menghapus.
"Jika terjadi sobekan itu, maka kita harus mengganti secara utuh baik naskah soal dan LJUN-nya sekaligus dikarenakan keduanya menyatu. Selainnya, ini kita buatkan berita acara kejadian dan dilaporkan ke pihak perguruan tinggi, Universitas Riau (UR)," pungkasnya.*
"Saya takut dan cemas karena soal UN lumayan sulit. Apalagi saat ujian pengawasan sangat ketat sehingga saya merasa gagap untuk menjawab soal," ungkap NN, salah seorang siswa SMA swasta di Pekanbaru.
NN menambahkan, untuk UN hari terakhir kemarin, soal Kimia dan Biologi sangat sulit. Bahkan, menurutnya, ada beberapa soal yang tidak pernah dipelajari selama ia sekolah. NN pun hanya bisa pasrah dengan hasil kelulusan nanti.
"Saya berharap lulus. Saya pasrah dengan hasil yang saya kerjakan dari hari pertama hingga akhir. Pokoknya Ujian Nasional ini benar-benar hancur sekali," kata NN sambil menjerit.
Sementara itu, pengakuan mengejutkan meluncur dari siswa lainnya, VN. "Saya pernah mendapatkan soal UN yang rumit, lalu saya sengaja merusak lembar jawaban agar diganti. Dibandingkan soal yang saya dapat pertama, soal penggantinya lumayan bisa saya cerna," ungkapnya.
Psikolog dan dokter Sonia Wibisono menjelaskan, idealnya, sebelum mengikuti UN, orangtua harus menyiapkan mental anak, terutama jika ternyata belakangan tidak lulus ujian. Menurutnya, orangtua manapun tentu ingin anak mereka menuai sukses. Tetapi orangtua melupakan bahwa terkadang hidup ini ada naik dan turun, ada sukses dan ada juga kegagalan.
"Pola asuh anak seharusnya membuat anak terbiasa mempersiapkan dua sisi yaitu sukses dan gagal," katanya. "Dengan pola asuh macam itu, anak terbiasa mempersiapkan dan mengolah pengalaman kehidupannya menjadi sesuatu," ujar Sonia seperti dilansir tempo.co.
Sonia memiliki sejumlah tips untuk orangtua yang anaknya menghadapi kegagalan UN. Pertama, tanamkan perasaan selalu bahagia dan tetap tersenyum menghadapi kegagalan. Kedua, ingat kegagalan bukan berati fatal tapi bermakna sukses yang tertunda.
Ketiga, berjiwa besar bahwa menikmati kegagalan ujian meski sudah belajar, mempersiapkan diri dan berjuang keras itu indah dan menjadi pendewasaan dan evaluasi diri. Keempat, selalu berpikir positif dengan menanamkan bahwa gagal ujian bukan karena malas belajar tetapi ada faktor lain.
Kelima, biasakan diri menerapkan sikap ketika menuai sukses bukan sesuatu yang istimewa dan gagalpun soal biasa. Keenam, lebih mempersiapkan diri untuk mengulang untuk menempuh ujian berikutnya. Ketujuh, tidak menyalahkan orangtua, keluarga, lingkungan, guru dan sekolah dan kedelapan, melakukan penghiburan diri bisa rekreasi, menonton ke bioskop, makan, main game yang pokoknya kegiatan yang membuat hati bahagia bukan perasaan terpuruk.
Sebelumnya, pada H-4, naskah UN jenjang SMP/MTs tiba di Riau. Namun kedatangan naskah yang dikirim melalui jalur udara via kargo tersebut masih belum lengkap atau baru sebagian.
Ketua UN Riau 2013, Sri Petri Haryanti mengatakan, naskah yang sudah tiba itu diperuntukkan bagi beberapara wilayah, khususnya kawasan yang berada di remote area atau daerah terpencil. Katanya, naskah soal ini akan didahulukan untuk Kabupaten Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Kepulauan Meranti, Bengkalis dan Pelalawan.
Sebelum dididistribusikan, terang Kabid Pengembangan SMP Dinas Pendidikan Riau ini, terlebih dahulu naskah soal akan diperiksa kelengkapannya. "Jika sudah lengkap, panitia langsung mendistribusikannya ke daerah. Sebaliknya, naskah belum lengkap akan menunggu pengiriman berikutnya," lanjutnya.
Mengenai UN susulan SMA/MA/SMK, Petri belum bisa memastikan, apakah pendistribusian kali ini turut disertakan. "Kita mendata dulu jumlah siswa yang akan ikut UN susulan. Lalu data tersebut disampaikan ke panitia pusat, agar diketahui berapa naskah UN susulan yang dibutuhkan di Provinsi Riau," katanya.
Sedangkan hingga kini Disdik kabupaten/kota masih menunggu pengiriman naskah UN susulan SMA/MA/SMK, termasuk Kota Pekanbaru. Menurut Ketua Pelaksana UN Pekanbaru, Abdul Jamal, naskah soal ujian susulan belum dikirim.
"Untuk siswa yang ikut UN susulan, kita masih mendata jumlahnya. Sebab hingga berakhirnya ujian SMA sederajat, kita baru mendapatkan data hingga hari kedua, belum menerima laporan hari ketiga dan keempat.
Hingga hari kedua di Pekanbaru ada sekitar 13 siswa yang dipastikan ikut UN susulan," ucapnya.
Jamal mengaku, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan pelaksanaan UN tingkat SMP/MTs yang digelar mulai 22 hingga 25 April mendatang. Pihaknya telah mendapat informasi dari Disdik Riau bahwa naskah soal UN SMP/MTs Pekanbaru baru didistribusikan pada Sabtu besok.
Berdasarkan data Disdik, ada 12.153 peserta UN SMP 2013 di Pekanbaru. Sementara MTs ada 1.921 orang, ditambah SMPLB 10 orang. Lalu, ada 753 ruang ujian dipakai dengan 1.506 pengawas. Sementara itu, untuk UN Pendidikan Kesetaraan Paket B diikuti 364 peserta. Ujian akan dipusatkan di SMAN 9 Pekanbaru dengan menggunakan 19 ruangan dan 38 pengawas.
Khusus UN SMP/MTs ini, Disdik telah mempersiapkan tiga sub rayon. Untuk SMP negeri, sub rayonnya dipusatkan di SMPN 4 Pekanbaru. Sub rayon SMP swasta di SMP Al Azhar Syifa Budi dan sub rayon MTs negeri/swasta dipusatkan di MTS Negeri 1 Pekanbaru.
Terlalu Tipis
Ketua Sub Rayon I SMA negeri, Azmi Has mengatakan, masalah lain yang dijumpai saat pelaksanaan UN SMA sederajat ini adalah lembaran jawaban yang terlalu tipis. Sehingga gampang sobek jika siswa terlalu menekan pensil atau penghapusnya.
"Agar tidak banyak LJUN sobek, maka kita imbau kepada panitia agar memberitahukan kepada siswa agar lebih berhati-hati saat menekan pensil atau pengharus LJUN tersebut," ujarnya.
Menurutnya, dengan kondisi tipisnya lembar LJUN itu, sehingga banyak peserta UN harus terpaksa mengganti LJUN mereka karena sobek. Alasan itulah, ia bersama panitia lain, terpaksa membuat pengumuman khusus, guna mengingatkan siswa agar hati-hati ketika menjawab atau menghapus.
"Jika terjadi sobekan itu, maka kita harus mengganti secara utuh baik naskah soal dan LJUN-nya sekaligus dikarenakan keduanya menyatu. Selainnya, ini kita buatkan berita acara kejadian dan dilaporkan ke pihak perguruan tinggi, Universitas Riau (UR)," pungkasnya.*
0 komentar:
Posting Komentar