TEL AVIV - Hubungan antara Israel dengan Iran akhir-akhir ini kian memanas. Apalagi sejak dua bom meluluhlantakkan mobil digunakan Kedutaan Besar Israel di India dan Georgia, Rabu (14/2) kemarin. Diam-diam Israel dengan Amerika Serikat (AS) akan melakukan aksi sama?
Meski korban selamat atas pengoboman itu, namun, aksi serangan balasan akan dilakukan Israel bersama AS ini. Ini terbukti ketika Kepala Dinas Intelijen Israel Tamir Pardo, dikabarkan melakukan perjalanan rahasia ke Amerika Serikat (AS), guna mencari tahu reaksi Negeri Paman Sam, bila Israel melakukan serangan pada fasilitas nuklir Iran.
Pardo yang mengepalai Mossad, terlibat pembicaraan rahasia dengan rekan dari AS. Pembicaraan tersebut diketahui bocor ke media dan dikeluarkan majalah Newsweek yang berjudul "Obama's Dangerous Game With Iran" atau dalam bahasa Indonesia berarti "Permainan berbahaya Obama dengan Iran".
Meski judul artikel itu menyebutkan nama Obama, tetapi dalam tulisannya disebutkan justru memaparkan pembicaraan antara Pardo dengan Kepala Dinas Intelijen AS (CIA) David Petraeus.
Hasil pembicaraan ini disampaikan seorang pejabat AS yang menolak disebut namanya. Pejabat itu mengklaim Kepala Mossad tersebut menghujani pertanyaan kepada David Petraeus.
"Apa posisi kami (Israel) mengenai Iran? Apakah siap untuk mengebomnya? Kapan waktu yang tepat untuk melakukan itu semua? Apa yang akan terjadi bila Israel tetap melakukannya?" tanya Pardo kepada Patreaus menurut pengakuan pejabat Israel kepada Majalah Newsweek seperti dikutip okezone.com dari Daily Telegraph, Rabu (15/2).
Namun hal ini tidak dijawab Patreaus. Dirinya malah mengakui memang ada pertemuan dengan Pardo. Namun pertemuan itu dilakukan hanya membahas kekhawatiran Israel atas program nuklir Iran. Malah, ketika ditanya komite Senat AS, Patreaus malah membantah laporan dari artikel tersebut.
Israel Ledakan Bangkok
Insiden bom terjadi di Kota Bangkok, Thailand, justru Negeri Persia menolak segala bentuk tuduhan yang dilayangkan Israel. Sebaliknya, Iran menuding Israel yang melakukan aksi brutal itu.
Ini diakui Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast bahwa Israel mencoba untuk merusak hubungan Iran dan Thailand. "Republik Islam Iran yakin, ada campur tangan rezim Zionis Israel dalam tindak kejahatan ini dan Iran siap menjelaskan apapun kepada Pemerintah Thailand terkait insiden ini," ujar Mehmanparast, seperti dikutip okezone.com dari AFP, Rabu (15/2).
Selain menampik keterlibatan terhadap insiden bom Thailand, Iran juga menepis tuduhan Israel yang dalam insiden bom di India dan Georgia.*
Meski korban selamat atas pengoboman itu, namun, aksi serangan balasan akan dilakukan Israel bersama AS ini. Ini terbukti ketika Kepala Dinas Intelijen Israel Tamir Pardo, dikabarkan melakukan perjalanan rahasia ke Amerika Serikat (AS), guna mencari tahu reaksi Negeri Paman Sam, bila Israel melakukan serangan pada fasilitas nuklir Iran.
Pardo yang mengepalai Mossad, terlibat pembicaraan rahasia dengan rekan dari AS. Pembicaraan tersebut diketahui bocor ke media dan dikeluarkan majalah Newsweek yang berjudul "Obama's Dangerous Game With Iran" atau dalam bahasa Indonesia berarti "Permainan berbahaya Obama dengan Iran".
Meski judul artikel itu menyebutkan nama Obama, tetapi dalam tulisannya disebutkan justru memaparkan pembicaraan antara Pardo dengan Kepala Dinas Intelijen AS (CIA) David Petraeus.
Hasil pembicaraan ini disampaikan seorang pejabat AS yang menolak disebut namanya. Pejabat itu mengklaim Kepala Mossad tersebut menghujani pertanyaan kepada David Petraeus.
"Apa posisi kami (Israel) mengenai Iran? Apakah siap untuk mengebomnya? Kapan waktu yang tepat untuk melakukan itu semua? Apa yang akan terjadi bila Israel tetap melakukannya?" tanya Pardo kepada Patreaus menurut pengakuan pejabat Israel kepada Majalah Newsweek seperti dikutip okezone.com dari Daily Telegraph, Rabu (15/2).
Namun hal ini tidak dijawab Patreaus. Dirinya malah mengakui memang ada pertemuan dengan Pardo. Namun pertemuan itu dilakukan hanya membahas kekhawatiran Israel atas program nuklir Iran. Malah, ketika ditanya komite Senat AS, Patreaus malah membantah laporan dari artikel tersebut.
Israel Ledakan Bangkok
Insiden bom terjadi di Kota Bangkok, Thailand, justru Negeri Persia menolak segala bentuk tuduhan yang dilayangkan Israel. Sebaliknya, Iran menuding Israel yang melakukan aksi brutal itu.
Ini diakui Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast bahwa Israel mencoba untuk merusak hubungan Iran dan Thailand. "Republik Islam Iran yakin, ada campur tangan rezim Zionis Israel dalam tindak kejahatan ini dan Iran siap menjelaskan apapun kepada Pemerintah Thailand terkait insiden ini," ujar Mehmanparast, seperti dikutip okezone.com dari AFP, Rabu (15/2).
Selain menampik keterlibatan terhadap insiden bom Thailand, Iran juga menepis tuduhan Israel yang dalam insiden bom di India dan Georgia.*
0 komentar:
Posting Komentar