KABUL-Akibat serangan udara yang dilancarkan North Atlantic Treaty Organization (NATO) di Afghanistan, maka sejumlah anak banyak yang tewas. Ini ditudingkan oleh Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Tuduhan terbaru dari Presiden Karzai dikhawatirkan dapat membuka ketegangan baru antara Pemerintah Afghanistan dengan sekutu baratnya, menyusul meningkatnya jumlah korban warga sipil yang tewas.
Pasukan koalisi NATO dikabarkan tidak mengkonfirmasi angka kematian dari anak-anak. Tetapi pihak NATO sendiri mengaku tengah menyelidiki laporan korban anak-anak, yang diketahui terjadi di Distrik Najrab di wilayah timur Provinsi Kapisa.
"Presiden Hamid Karzai mengecam keras serangan udara pasukan koalisi asing yang menyebabkan tewasnya sejumlah anak-anak," pernyataan kantor Presiden Afghanistan seperti dikutip okezone.com dari Reuters, Jumat (10/2).
Karzai pun dikabarkan langsung langsung mengirim penasihatnya Mohammad Zahir Safi ke wilayah lokasi serangan untuk menyelidiki insiden tersebut. Kemarahan Karzai ini tidak lepas dari serangan udara pasukan koalisi asing yang menewaskan delapan anak-anak di desa Giawa pada Rabu (8/2). Serangan itu kemudian diikuti penggerebakan di malam hari guna mencari tersangka militan.
Sebuah laporan PBB pekan lalu menyebutkan, jumlah warga sipil yang tewas dan cedera dalam perang Afghanistan meningkat untuk tahun kelima secara berturut-turut. Pada 2010 jumlah warga sipil yang tewas mencapai 2.790, sementara pada 2011 naik menjadi 3.021.
3.021 Warga Tewas
Seperti diberitakan antara dari AFP, Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi pada 2010 ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun itu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.*
0 komentar:
Posting Komentar