Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Rabu, 16 November 2011

WWF Temukan Lima Kucing Liar di Inhu dan Kuansing Riau,Terancam Punah

JAKARTA - World Wildlife Fund (WWF) berhasil menemukan lima jenis kucing liar di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), Rengat, Inhu dan Suaka Margasatwa (SM) Rimbang Baling, Kabupaten Kuansing, Riau. Namun sayang, kawasan ini mengalami deforestrasi pembukaan lahan dalam skala besar. Bila perambahan ini berlarut-larut, ditakutkan kucing ini menghantui warga.

Organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah konservasi ini, merilis lima jenis kucing liar dan empat diantaranya dilindungi. Satwa itu berhasil ditemukan di daerah yang dikenal sebagai koridor atau jalur perlintasan satwa-penghubung dua kawasan konservasi TNBT dan SM Rimbang Baling.

”Lima jenis kucing liar ini diketahui saat melintasi dan terekam kamera otomatis yang dipasang tim peneliti WWF-Indonesia," aku Karmila Parakkasi, Koordinator Tim Riset Harimau, WWF Indonesia, Riau, Rabu (16/11).

Karmila mengatakan, kelima jenis kucing yang ditemukan itu adalah harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), macan dahan (Neofelis diardi), kucing batu (Pardofelis marmorata), kucing emas (Catopuma Temmincki) dan kucing congkok (Prionailurus bengalensis).

Selain kucing congkok, tambahnya, semua jenis kucing liar tersebut, adalah satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/ 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan & Satwa. Dalam kriteria lembaga konservasi IUCN, keempat jenis kucing liar tersebut masuk dalam kategori satwa terancam punah (endangered) hingga sangat terancam punah (critically endangered),

Menurut Karmila, temuan lima jenis kucing Sumatera ini  membuktikan keunikan dan kekayaan jenis satwa yang dimiliki lanskap hutan TNBT dan koridor penghubung di sekitarnya. “Temuan ini juga menunjukkan pentingnya melindungi kawasan tersebut dari ancaman perambahan dan penebangan hutan alam dalam skala besar,” katanya.

Sementara Aditya Bayunanda, Koordinator Program Global Forest Trade Network, WWF Indonesia, mengatakan hasil tiga bulan survei sistematik dengan kamera otomatis WWF tahun 2011, di kawasan itu telah berhasil ditemukan 404 foto kucing liar, yang terdiri dari 226 foto harimau Sumatera, 77 foto macan dahan, 70 foto kucing emas, 4 foto kucing batu, dan 27 foto kucing congkok.  Sebelumnya pada Mei 2011, WWF merilis video induk dan tiga anak harimau Sumatera yang sedang bermain-main di depan kamera video otomatis di kawasan yang sama.

”Sayangnya kawasan tersebut mengalami deforestrasi karena pembukaan hutan alam dalam skala besar oleh perusahaan maupun masyarakat untuk kebun sawit,” kata Aditya.

Menurutnya, hingga saat ini ancaman pembukaan hutan oleh perusahaan dan perambahan oleh masyarakat masih berlangsung di kawasan tersebut. Adanya bukti-bukti keberadaan 5 jenis kucing liar yang tinggal di area konsesi tersebut menunjukkan  perlu dilakukan penataan atas izin Barito Pacific untuk membuka hutan di areal tersebut karena menurut Peraturan Kementrian Kehutanan P.3/Menhut–II/2008 kawasan yang merupakan kawasan perlindungan satwa liar wajib dilindungi oleh perusahaan. *


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home