Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Rabu, 27 Juli 2011

Sungai Siak "Jantan' Pekanbaru Itu tak Seperkasa Dulu

Sunga Jantan (Siak)
CEKAU.COM - Sungai Siak—dulu disebut sungai Jantan, menjadi icon Pekanbaru menjelang PON XVIII pada 2012 mendatang. Namun, wisata kota yang banyak diminati para atlit dan wisatawan ini justru ditakutkan memberikan image negatif adanya pencemaran, sedimentasi dan polusi yang tak sedap. Sungai Jantan itu tak perkasa lagi?

Apa yang menarik bagi wisatawan lokal maupun macanegara menjadi santapan pariwisata jelang pekan olahraga nasional (PON) ke XVIII 2012 di Pekanbaru, Provinsi Riau? Wisata kota. Nah, Pekanbaru sebagai barometer pelaksanakan PON, tentunya harus menjual daya tarik berbagai potensi yang dimiliki “Kota Bertuah” ini.

Dari 287 tempat wisata, yang tersebar di Provinsi Riau, Pekanbaru juga memberikan berbagai pilihan menarik. Sebut saja, potensi wisata sejarah Mesjid Raya dengan Makam Marhum Bukit dan Marhum Pekan, di Kecamatan Senapelan, yang memberikan perjalanan sejarah tentang raja-raja di masa kerajaan Siak Sri Indrapura, hingga berdirinya kota Pekanbaru.

Pilihan wisata lain juga terdapat di Pasar Bawah yang dikenal sebagai Pasar Wisata. Pasar tradisional yang sudah disulap menjadi pasar modern, ini tetap memberikan nuansa tradisi, dengan produk-produk yang banyak dijual berasal dari negeri Jiran.

Atau, alternatif lokasi kenyamanan untuk melepaskan lelah bagi para Atlit Nasional dengan potensi alam di tengah kota, sepeti Alam Mayang—mesti milik swasta dan Danau Buatan di Rumbai—juga milik swasta dan bekerjasama dengan pemerintah kota, yang menawaran keindahan dan kesejukan.

Dan, masih ada wisata kota dengan menawarkan beberapa pilihan tentang kesuksesan pembangunan kota Pekanbaru.

Barangkali, pilihan dengan jogging atau berjalan kaki ketika senja menjemput, empat jembatan di atas sungai  Siak (dua jembatan dalam proses pekerjaan), sebagai alternatif menatap cahaya senja di atas permukaan arus sungai Siak. Tentunya ini pilihan yang bebas biaya.

Maka, dari berbagai pilihan itu, ada yang menilai, selama PON berlangsung, dan aktivitas olahraga banyak dilakukan di Pekanbaru, tentu potensi alam sungai Siak menjadi pilihan utama para atlit lokal ataupun atlit nasional. Alasannya sederhana, selain sungai Siak menjadi icon kota Pekanbaru, yang terkenal dengan kedalamannya, juga memiliki nilai sejarah kerajaan Siak Sri Indrapura tempo dulu.

“Sungai Siak bisa dijadikan sebagai icon kota Pekanbaru. Apalagi kota wisata dan sejarah, ini terlihat dari atas empat jembatan. Sungai yang terkenal kedalamannya memberikan panorama keindahan di waktu sunset  tiba,” terang Anas Aismana, tokoh muda Melayu, lama bermastautin di Tanjung Rhu, Pekanbaru kepada Metro Riau, pekan lalu.

Tapi, apakah sungai Siak, yang dulu disebut sungai Jantan ini memberikan nilai jual bagi pengunjung? Ada anggapan, kata Anas lagi, sungai Siak bisa terkenal dan dikenal oleh pendatang karena historis dan kelebihannya dari sungai-sungai lain di Indonesia. Namun ada pula memandang miris saat pengunjung melihat iba atas sungai Siak yang kini sudah tercemar berbagai limbah.

“Tak usahlah kita mencicipi air sungai Jantan ini, tapi cobalah petang atau pagi hari, kita berdiri di atas Jembatan Siak I. Disana akan tercium bau tak sedap dari limbah karet yang dihasilkan pabrik di dekat sungai itu,” jelas Anas, yang juga Seniman Riau ini.

Bau tak sedap yang menyengat hidung itu, lanjut Anas, tentu hal biasa bagi masyarakat setempat. Tapi, bila pejabat pemerintah melewati jembatan ini dengan membuka kaca jendela mobil dinasnya, tentu beda pula. Yang memalukan, apabila bau ini tercium oleh para atlit yang bertandang di Kota Pekanbaru.

“Kalau bau tak sedap ini tercium oleh para atlit, alamak, bisa kalah mereka sebelum bertanding,” ujar Anas, sembari tertawa.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home