CEKAU.COM-Puisi cinta kepada illahi menjadi renungan bersama dalam sebuah penyendirian yang dilakukan seorang hamba yang lemah. Dalam renungan tersebut membuahkan hasil yang takjub dalam bentuk puisi juga bisa dikatakan dalam sebuah prosa lama. Puisi cinta ini tersemat dalam untaian kata-kata syahdu, namun memberikan kesadaran yang dalam pada diri seorang manusia. Nah, dengan begitu, kita tahu bahwa diantara dia ada 'Dia', yang tersemat dalam hati yang paling dalam.
Puisi cinta yang dikemas dengan apik oleh sipenulis pena Encik Bet, memberikan kita ruang yang dalam. Ada satu garis dalam kehidupan, dan ada jalan menuju arah yang lurus. Namun, kita akan dibawa dalam suatu renungan yang panjang, bahwa waktu akan memberikan kita jawaban. 'Dia' yang ditulis oleh penyair adalah Illahi, menyadarkan akan kekuatan esa yang tiada kira.
Inilah nikmatnya, bila kita tahu, bahwa ada yang lebih kuasa di atas segalanya. Ada yang mengatur akan jalan hidup manusia. Ada yang memberi dan menyampaikan bahwa yang jahat dan baik semua berasal dari 'Nya'. Kita harus tahu pula bahwa dia juga lebih maha tahu. Bersabar adalah jalan terbaik dalam hidup di dunia ini. Inilah cobaan yang harus dimengerti dan dipahami.
Aasan itu pula, penyair memberikan kita uraian bahwa hidup adalah zikir. Dengan berzikir, semua akan hidup lebih tenang hingga wakt yang terrentang jauh. Berzikir yang terpatri dalam syair ini, juga tak lekang oleh waktu, sehingga dalam penyampaian yang tertulis tersebut, penyair membentuk diri: siapa aku?
Tauhid. Inilah syair yang terkemas dalam mengagungkan keesaan tuhan. Syair ini pula manusia dituntut hars mampu mencapai ke arah sana. Kekatan diri, akan tercapai bila kita tahu akan jalan yang telah digariskannya. Nah, semoga syair ini memahami kita akan kekuatan keesaan dalam menjalani hidup di dunia ini. Amiin.
Illahi (1)
Dengan Bismillah...
Bunyilah gendang tali kecapi
Dimainkan oleh sianak negeri
Marilah kite mambangun negeri
Rakyat Riau jatilah diri
Tanamkan iman di dalam hati
Kepada tuhan jangan lupakan
Kepada Allahhu...bermohon Rahmat
Sentuhan hati dalam renungan
Dihadapan Illahi Robbi...
Illahi...
Dalam harta kekayaan Mu aku adalah fakir
Sedangkan dalam kefakiran, akupun merasakan fakir
Karena aku adalah orang yang fakir
Illahi...
Akulah orang jahil dalam ilmu
Betapa hal ini
Tiada lebih bodoh dari kebodohanku
Illahi...
Dengan sifat-sifat Mu yang lembut
Dengan halusnya belas kasih
Engkau pun tahu aku lemah
Tiada lah engkau menolak
Dengan sifat lembut dan belas kasih Mu
Dan kelemahan diriku
Illahi...
Bila ada padaku kebaikan
Karena kasih dan karunia Mu
Engkau menuntut
Jika ada kejahatanku
Itu semua karena keadilan Mu
Engkau berhak menuntutku
*********
Illahi (2)
Bagaimana aku menjadi wakil Mu
Untuk mengurus diriku
Padahal Engkau penjamin bagiku
Padahal Engkau sang penolong
Bagaimana mungkin aku kecewa
Padalah Engkau Maha Pengasih
Illahi...
Aku datang kepada Mu
Dengan tangan ku yang fakir
Bagaimana aku perantara
Padahal mustahil aku sampai kepada Mu
Pada Mu aku adukan diriku
Padahal tiada yang tersembunyi pada Mu
Betapa aku mesti beri penjelasan
Padahal semua dari Mu jua
Mengapa aku harus kecewa
Padahal dihadapan Mu aku selalu berdo’a
Illahi...
Mengapa aku tiada menjadi baik
Padahal semua dating dari pada dan kepada Mu
Betapa diriku mendapat elus kehalusan Mu
Yang Maha Agung
Padahal aku bodoh dalam kejahilan
Besar nian Rahmat Mu
Karena begitu buruk perilaku diriku
*********
Illahi (3)
Sangat besar kasih Mu
Ada apa gerangan
Yang menutup antara aku dengan Mu...?
Illahi...
Dosa telah menutup pandanganku
Kemurahan Mu membisikkan pada ku
Ketika keputusan menggerogoti jiwaku
Aku menemukan Rahmat Mu
Karena aku insan rendahan
Karunia Mu jua yang membuat harapan
Illahi...
Diantara salahnya kebaikan insani
Betapa kesalahan itu bukan suatu dosa
Ketika ilmu menjadi pengakuan belaka
Betapa kesalahan itu bukan kepalsuan jua
Illahi...
Hukum Mu memang pasti
Kehancuran Mu juga harus terjadi
Tiada kesempatan bagi yang pandai
Bisa berkata apa-apa
Tiada juga
Bagi yang sakit menunjukkan keadaannya
Illahi...
Betapa banyak pun ketaatanku
Betapa banyak pun keadaanku
Dapat kuhapuskan
Tetapi tiba-tiba keadilan Mu yang berlaku
Karena karunia Mu jua
Tiadalah aku bergantung pada amal ku semata
*********
Illahi (4)
Engkau maha tahu hal diri ku
Hal amalku
Tiada ku memadukan kesinambungan
Tetapi aku tiada putus menetapkan niat
dan cintaku pada semua amal
Illahi...
Betapa bisa jadi alasan
Yang menunjukan semua wujud kejadian
Berhajat pada Mu
Tiada yang lebih terang dari Mu
Semaunya jadi penjelasan
Kapan kegaiban memerlukan keterangan
Kapan engkau menjadi jauh
Padahal alam mendekatkan hajatnya pada Mu
Illahi...
Sunguh mata hamba menjadi buta
Karna tiada melihat pengawasan Mu selalu ada
Sungguh rugi perniagaan hamba
Tiada dapat dari Mu rasa kasih dan cinta
Illahi...
Engkau suruh aku perhatikan alam
Pada peliputan selubung dalam
Nur cahaya Mu bagai mentari semesta alam
Sebagaimana ketika aku masuk dalam mahligai Mu
Menjadikan terpeliharanya hati ku
Illahi Ya Rabbi...
Engkau Tuhan, tiada sesembahan kecuali engkau
Engkau kenalkan diri Mu pada segala sesuatu
Sehingga tiada sesuatu jua
Tak mengenal pada Mu
Engkau yang mengenalkan diri Mu
Sampai aku bisa memandang Mu sangat jelas
Illahi...
Engkau sangat jelas pada apa pun
Wahai zat yang bertahta di ’arsyi
Dengan sifat kasih Mu ‘arsyi itu ghaib dari mata ku
Dengan kasih dan cinta Mu
Sebagai mana alam ini musnah di dalam ‘arsyi Mu
Engkau telah musnahkan alam dengan ‘arsyi Mu
Engkau tutupi ‘arsyi itu dengan cakrawala yang bertahta
Wahai zat yang menjelmakan keindahan
Penuh kesempurnaan
Terbukti itu dalam hati dan perasaan
Engkau tampak jelas walau dalam persembunyian
Engkau maha ghaib tetapi memberi pengawasan
Engkau Taufiqurrahman
Dan......
Kami mengajukan permohonan,
Amiiin...
0 komentar:
Posting Komentar