Mambang Mit |
CEKAU.COM-Mambang Mit calon Gubernur Riau 2013, kini harus banyak menghadapi strategi lawan politk. Berbagai batu sandungan sudah dialaminya, jauh-jauh hari. Bila ia mampu mengelak serangan itu, maka ia pun terbebas dari percikan air di dulang. Peran tokoh - tokoh lama di Riau, bisa mengakali serangan tersebut. Namun, bisa pula menghadangnya dalam selimut. Sejauhmana peran lelaki yang terbilang masih keturunan bangsawan dari keluarga—lewat darah ataupun pernikahan—dengan hampir silsilah raja-raja Indragiri ini?
Mambang Mit yang disebut MM atau ayah MM, bakal mengisi pencalonan Gubernur Riau (Pilgubri) 2013 mendatang. Keseriusan Mambang Mit ini sudah lama disampaikannya. Bahkan, sejumlah media lokal sudah dikunjunginya, jauh-jauh hari. Lelaki asal Rengat yang aktif sebagai Ketua DPD I Partai Demokrat Riau ini, selalu terusik dengan dualisme calon Gubernur Riau yang akan diusung oleh partainya. Tak pelak lagi, kepiawaian Mambang Mit dituntut untuk membereskan intern partai dan setelah itu, ia harus mampu membendung serangan lawan politik terhadapnya.
Di Riau, siapa yang tak kenal dengan tokoh Mambang Mit ini. Apalagi kalangan pengawai negeri sipil (PNS). Selain tunak selama 35 tahun lebih mengabdi pada negara, Mambang juga dikenal sebagai sosok yang pendiam. Apalagi sepak terjangnya di dunia politik Riau, tidak ada yang bisa diingat. Maklum, Mambang Mit memang tidak dilatarbelakangi dari dunia politik. Ia terlahir sebagai sosok yang pekerja dan bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang dilakoninya.
Kepiawaiannya di dunia kerja terutama soal pengabdian sebagai PNS, tidak bisa lagi berapa jumlah penghargaan yang sudah disematnya. Nah, alasan itu pula lah ia yang sudah melalangbuana di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau (dulu masih termasuk dalam administrasi Provinsi Riau) menjadi bekal untuk terus mencapai karir tertinggi di pemerintahan tingkat provinsi. Apalagi dirinya setelah digandeng Gubernur Riau HM Rusli Zainal untuk bersama-sama membangun Riau.
Nah, selama karir sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Mambang Mit pun mulai menampakkan taringnya. Hingga ia pun dipilih oleh Rusli Zainal sebagai Wakil Gubernur Riau. Namun, sepak terjang Mambang Mit ini pun mulai 'ditakuti' Rusli Zainal. Jadi tak heran banyak kalangan menilai, bahwa strategi Mambang Mit ini, menjadi 'penghalang' bagi Rusli Zainal dengan mempersiapkan kader pilihannya yang lain untuk menggantikan posisi sebagai Gubernur Riau.
"Ya, memang ada isu itu dan berkembang dikalangan masyarakat, bahwa Mambang Mit dinilai sudah melawan arus keinginan atasannya. Kader yang diciptakan gubernur sudah ada, namun nama Mambang Mit kembali disebut-sebut sebagai kader kuat. Nah, inilah alasannya," nilai Cik M Dalang, praktsi dan pemerhat sosial politik Riau kepada redaksi, akhir pekan lalu.
Namun, Dalang pun menyebutkan, bahwa bisa saja, hal ini dilakukan justru menaikan nama Mambang Mit di mata masyarakat Riau. Kasus 'penjegalan' yang biasa disebut manajemen konflik ini masih menjual, karena biasanya bila saat pemilihan pemimpin di Indonesia, cara ini dinilai ampuh. Intinya, siapa pun Gubernur Riau 2013 dipilih oleh masyarakat Riau, sebenarnya Rusli Zainal dalam hal ini, tidak memiliki kepetingan apapun. Kalau pun ada, kecil kemungkinan hal tersebut, hanya dipengaruhi situasi politik dan sosial semata.
Pantauan redaksi, bahwa sejak Mambang Mit, dinilai banyak kalangan akan maju pada pencalonan Pilgubri 2013, maka langkah Mambang Mit di sejumlah daerah selalu terhadang. Baik dilakukan sejumlah Bupati di Provinsi Riau, maupun dilakukan petinggi - petinggi Riau lainnya. Tokoh -tokoh tua yang dinilai berkompeten (Zaman pemeritahan Gubernur Riau, Saleh Djasit dan Alm Soeripto) masih memiliki peran, ikut melakukan perang strategi (mengacak - acak) politik di Bumi Lancang Kuning ini.
Tokoh-tokoh tua ini, memang tidak memiliki kedudukan jabatan maupun staf ahli di era Rusli Zainal ini, namun sebagai tokoh yang sudah lama tunak di dunia melayu ini, ternyata mereka, bergerak dengan konsep berpikir yang mampu mengalahkan warna situasi politik di Riau, saat ini. Nah, apakah strategi kisruh dualisme partai Demokrat Riau sendiri itu, sebagai upaya menaikan nama Mambang Mit di mata masyarakat Riau? Bahkan, apakah kesuksesan Bupati Rokan Hulu (Rohul) Drs H Achmad MSi mendatangi petinggi - petinggi partai Demokrat dari Jakarta ke Pasirpengaraiyan, menjadi sebuah batu hadangan bagi Mambang Mit untuk maju menjadi Gubernur Riau 2013-2018 mendatang?
Nah, ibarat memukul air di dulang, maka terpercik muka sendiri. Inilah pribahasa yang disebut oleh orang tua-tua dahulu. Hanya saja, siapa yang menepuk air di dulang itu? Yang jelas, partai Demokrat dari pusat hingga daerah (Riau, khususnya) masih diselimuti tanda-tanya terkait komitmen para kader yang digawangi Presiden Ri Bambang S Yudhoyono ini. Jika peran Bupati Rokan Hulu Achmad ingin maju pada Pilgubri 2013 ini, maka Mambang Mit pun akan terimbas percikan air ke parasnya.
Masalah internal partai menjadi batu ujian bagi Mambang Mit sebagai Ketua DPD I Demokrat Riau ini. Jika salah strategi, maka tak heran lawan politik semakin leluasa mengeranyangi sosok figur Mambang Mit yang dikenal sebutan Ayah MM. Seorang ayah, tentu harus bisa mengalah, paling tidak mengalah untuk berbuat baik demi anaknya. Tapi, apakah Ayah MM mampu melakukan ini? Nah, peran orang tua-tua dahulu, (pemikiran strategi politik orang yang masih memiliki kekuatan bawah tanah) ini, ternyata masih ikut berperan. Tinggal bagaimana Mambang Mit ikut melibatkan mereka.
Jadi, jika masyarakat Riau, menilai Mambang Mit dengan bahasa setempat, dengan sebutan sosok "Tak Banyak Cakap", (tak 'neko-neko' bahasa Jawa) maka, ia akan menjadi orang bijak bak seorang raja. Apalagi, Mambang Mit masih terhitung keturunan bangsawan. Ia mungkin punya hubungan keluarga—lewat darah ataupun pernikahan—dengan hampir silsilah raja-raja Indragiri, sebuah kerajaan Melayu yang ada di Indragiri Hulu.
Kata Indragiri diartikan sebagai Kerajaan Negeri Mahligai diperintah langsung dari Kerajaan Malaka. Sultan Indragiri pertama yang merupakan Putra Mahkota dari Kerajaan Melaka adalah Raja Kecik Mambang alias Raja Merlang I, memerintah pada 1298 – 1337.
Nampaknya, Mambang Mit semenjak kecil sudah tersemat kata 'raja' di depan namanya. Tapi, Mit, begitu teman sejawat memanggilnya, tidak terlalu mengedepankan kata raja itu. Katanya merendah, Ia hanyalah masyarakat biasa yang hidup dalam penghidupan zaman sekarang. Malah, meski banyak orang mengartikan nama Mambang sebagai 'hantu', dirinya juga tak takut dengan serangan lawan politik terhadapnya.
Barangkali, sejarah juga mengajari kita, bahwa keadaan tidak sempurna bukanlah dasar untuk terus-menerus menghalalkan berbagai cara. Keadaan tak sempurna itu justru alasan untuk kesediaan di tegur, untuk mengerti rasa malu dan bersalah. Alasan itu pula Mambang terus mengabdikan diri untuk bersikap berbekalkan petuah orang tua-tua dahulu. Karena, ia tahu, bahwa namanya aslinya sejak lahir bukanlah Mambang. Nama tersebut diganti setelah ia berusia masih kanak-kanak. Sebagai kekuatan yang akan terlahir dari hatinya.
Soal pasangannya, nampaknya Mambang Mit bakal mengumumkan dalam waktu dekat. Hal itu dinyatakan Mambang saat ditemui di Kantor Gubernur Riau, Jumat (11/1/2012). "Pasangan sudah ada, nanti ada saatnya kita umumkan. Untuk sekarang, belum saatnya yang tepat. Sabar saja," ujar Wakil Gubernur Riau ini.
Namun, banyak isu terdengar, bahwa Mambang Mit akan berpasangan dengan berbagai partai, salah satunya dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jika langkah itu benar, maka Mambang Mit akan berpasangan dengan tokoh dari pesisir. Kita lihat saja perkembangan politik dan strategi Mambang Mit ini ke depan.*
0 komentar:
Posting Komentar