Lagu Batang Sialang |
CEKAU.COM-Lagu Batang Sialang, dapat dikatakan sebagai satu-satunya lagu yang menceritakan kisah sedih batang sialang. Apalagi di mesin google saat ini, belum terlihat lagu yang berjudul sama dan berkisah sedih terkait mulai punahnya batang atau pohon sialang ini. Eksploitasi sejumlah perusahaan kayu dinilai sebagai pemicu semakin susah batang Sialang ini dicari. Padahal, batang sialang tersebut menjadi tempat bersarangnya lebah untuk membuat madu.
Dasar inilah Husni Thamrin dan anaknya Theja Fathasena membikin lagu Batang Sialang dengan lirik yang puitis dan dikemas alunan musik melayu yang bersahaja dan menyentuh. Lihat saja, diskripsi yang disampaikan dua pencipta lagu melayu ini, bahwa ada bekal yang diingat di masa silam, dan ada renungan ketika batang sialang sudah punah ranah.
Berikut petikan lirik lagu Batang Sialang ini:
LESAP BENDUL SELASAR PINTU
TEMPAT BERJUNTAI DATUK KU...HMM...
DI TEBING TEPIAN MANDI KU
RINDANG GAYAM TUMBUH DI SITU...
TEMPAT MENAMBAT SAMPAN PERAHU
KINI TAK LAGI BERTEMU ... HMM...
Lirik Batang Sialang ini mengisahkan bahwa di masa silam, ketika pencipta mengisahkan semasa kecil, bahwa Batang Sialang banyak manfaatnya. Selain untuk "Bendul" (kayu kosen pintu yang berada di atas), sering digunakan oleh datuknya untuk bergantungan. Biasanya, cara bergantungan ini digunakan untuk berolahraga atau bisa juga digunakan oleh orang tua-tua dahulu ketika menidurkan anaknya dalam buaian yang dibuat dari kain sarung dan diikat dengan tali dan digantungkan di atas kosen pintu. Sebuah kisah menyentuh hati.
Begitu pula, ketika sampan -sampan diikat saat menambat di tepian sungai pada batang sialang ini. Disanalah mereka berkisah tentang batang sialang yang juga tumbuh subur batang "gayam". Batang Gayam artinya atau sering dikenal sebagai pohon yang daunnya lebat dan dapat dipakai sebagai pembungkus makanan. Biasanya tumbuh di daerah yg banyak air dan berlembab.
Nah, Husni Thamrin, Musisi asal Riau yang dikenal dengan lagu ciptaanya "Hang Tuah" ini, sudah tahu: Batang Sialang memiliki potensi yang kini semakin dilupakan. Sebelum ajal menjemput, mendiang menyempatkan membuat lagu Batang Sialang ini dengan mengingatkan kita kisah baru, bahwa Batang Sialang yang dikenal sebagai pohon tempat lebah membuat madu ini, kini sudah punah ranah.
Cerita ke masa silam, terurai jelas satu-satu. Apalagi Lagu Batang Sialang dengan lirik yang pendek ini tetap terdengar menyentuh: ada pelajaran yang diambil, dan ada ingatan untuk direlung. Bahkan, keterlibatan anakanya membikin lagu Batang Sialang ini, membuat Theja Fathasena, berurai air mata. Maklum, baru pertama kali ini Theja bersama ayahnya, memadukan antara lirik dengan musik yang sepadan untuk bercerita soal lingkungan. Melihat perubahan alam di masa silam dan kini.
Dua generasi yang berbeda ini menjadikan, lirik dan musik Lagu Batang Sialang terkamas dalam konsep yang sederhana. Namun, membutuhkan kepiawaian yang tak udah dicapai. Apalagi, lirik ditulis dengan sastra dan musik yang memberikan alunan suasana alam lingkungan yang menyentuh. Disanalah Theja mendendangkan dengan suara serak dengan cengkok melayu.
Theja Fathasena yang dikenal sebagai pencipta dan penyanyi ini, bukan pertama kali ini membuat heboh dunia maya dan media. Sebut saja, ketika lagu ciptaannya berjudul "Bangkit Budak Melayu" sempat heboh pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XVIII di Riau, September 2012. esti bukan lagu remsi PON, namun lagu Bangkit Budak Melayu ini mampu mengalahkan lagu aslinya yang berjudul "Selamat Datang Sang Juara". Malah, ia sempat diwawancarai RCTI, lantaran lagu Bangkit Budak Melayu, justru lebih dikenal oleh masyarakar Riau, Indonesia dan di negeri Jiran.
Kini, Theja pun mempublikasi lagu Batang Sialang, sebagai dedikasi dirinya bersama sang ayah, atas partisipasi mereka terhadap alam dan lingkungan. Semoga lagu yang mengingatkan kita ke masa kecil ini, dapat memberikan ruang terhadap musik nusantara dan dunia. Batang Sialang, memang terus terusik oleh peningkatan kebutuhan kayu di dunia. Begitu pula dengan lebah, semakin sulit mencari rumah. Jika kita peduli pada Batang Sialang ini, baiklah kita ingat lirik lagu Batang Sialang ciptaan Husni Thamrin dan Theja ini:
PUNAH SUDAH... BATANG SIALANG
TEMPAT BERGANTUNG... LEBAH BERSARANG
Nah, Batang Sialang dikenal sebagai pohon tinggi berukuran besar yang banyak ditemui di daerah pesisir atau lahan bergambut di tengah hutan. Tingginya mencapai 50 meter bahkan lebih. Berdiamater batang mencapai 2 - 3 meter. Tinggi dan besarnya pohon ini, membuat lebah menyukai hidup untuk membuat madu. Ratusan sarang lebah selalu terlihat di cabang - cabang dahan yang kuat dan keras. Sementara untuk mengambil madu lebah ini, tidak semua orang bisa meraihnya. Butuh keahlian dan pengalaman yang terpatri sejak turun-temurun. Tak heran, hendak mengambil madu ini, banyak pantang dan larang yang tersemat dalam adat yang harus dilalui. Inilah bentuk kearifan lokal yang terpatri sejak nenek moyang dulu, yang hingga kini masih terlihat di Provinsi Riau.
Semoga lagu ini menambah referensi kita untuk mengingat dan memahami dengan bijak, bahwa kehidupan dunia akan datang sekali. Hidup dibekali dengan pelbagai pilihan. Bila salah memilih, maka alam pun hilang dalam sekejap. Hmm... nikmati lagu Batang Sialang ini dengan bijak.*
LIRIK LAGU BATANG SIALANG
REFF
DIMANA LAMAN MASA KANAK KU
TEMPAT BERMAIN SEMASA ITU.....
LESAP BENDUL SELASAR PINTU
TEMPAT BERJUNTAI DATUK KU...HMM...
DI TEBING TEPIAN MANDI KU
RINDANG GAYAM TUMBUH DI SITU...
TEMPAT MENAMBAT SAMPAN PERAHU
KINI TAK LAGI BERTEMU ... HMM... (2X)
DI HEMPAS.... GELOMBANG DATANG...
TAK PAGI.... TAK JUGA PETANG...
PUNAH SUDAH... BATANG SIALANG
TEMPAT BERGANTUNG... LEBAH BERSARANG...
(KEMBALI KE REFF)
Di kalimatan, pohon ini masih banyak. Terutama di Utara, perbatasan sarawak. Hukum adat harus dipertahankan, agar negara tak seenaknya memberikan izin ke perusahaan kayu utk membabatnya. Sukses lagu ini. salam dari anak kalimantan utara.
BalasHapus