Penanaman Bakau di Inhil |
CEKAU.COM-Wilayah pesisir dan laut Indonesia memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar di dunia. Hal ini didukung oleh adanya sumberdaya hayati dan non-hayati yang bernilai tinggi, seperti terumbu karang, ekosistem mangrove, estuaria, padang lamun, mineral, minyak bumi, dan lain sebagainya. Namun, bila ada kerusakan ekosistem mangrove maka akan mempengaruhi ekosistem lainnya.
Ini diungkapkan Pareng Rengi MSi, pemerhati wilayah esisir dan laut kepada cekau.com di ruang kerjanya di Fakultas Perikanan dan Kelautan (Faperika) Universitas Riau (UN).
Pareng menjelaskan bahwa daerah pesisir dan laut seperti di Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, dan Indragiri Hilir, bisa dikatakan sebagai kawasan yang sangat strategis di Provinsi Riau. Hal ini baik ditinjau dari segi teknis, keamanan, sosial maupun ekonomi.
"Secara administratif ketiga kabupaten ini wilayahnya adalah merupakan pesisir dan laut. Jika dikelola dengan baik maka ini sebuah potensi yang sangat menjanjikan," ungkapnya.
Pada wilayah tersebut, tambah Pareng, memiliki habitat disebut ekosistem yang produktif serta memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, yaitu ekosistem mangrove dan ekosistem estuaria.
Untuk itu, sebut Pareng, sumberdaya alam dan potensi pembangunan perikanan dan laut ini secara geografis tersebar di perairan sungai, perairan pantai, perairan laut, dan beberapa pulau yang terdapat di ketiga wilayah administrasi kabupaten ini," katanya.
Untuk mendukung pembangunan perikanan dan laut yang tersebar di wilayah tersebut, ungkap Pereng, maka diperlukan pengembangan kawasan tersebut menurut prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
"Untuk memanfaatkan potensi ini secara berkelanjutan, maka perlu diterapkan strategi pemanfaatan dalam batas-batas yang ramah lingkungan, melindungi dan mengkonservasi wilayah tertentu serta merehabilitasi wilayah pesisir yang rusak," jelasnya.
Jadi, analisis Pareng, bahwa sumberdaya utama dari wilayah pesisir dan laut itu adalah perikanan laut, baik perikanan tangkap maupun budidaya tambak dan budidaya laut. Malah, potensi perikanan ini sangat dipengaruhi oleh ekosistem utama wilayah pesisir yaitu hutan mangrove. "Maka kerusakan ekosistem mangrove akan mempengaruhi ekosistem lainnya," tutupnya.*
Ini diungkapkan Pareng Rengi MSi, pemerhati wilayah esisir dan laut kepada cekau.com di ruang kerjanya di Fakultas Perikanan dan Kelautan (Faperika) Universitas Riau (UN).
Pareng menjelaskan bahwa daerah pesisir dan laut seperti di Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, dan Indragiri Hilir, bisa dikatakan sebagai kawasan yang sangat strategis di Provinsi Riau. Hal ini baik ditinjau dari segi teknis, keamanan, sosial maupun ekonomi.
"Secara administratif ketiga kabupaten ini wilayahnya adalah merupakan pesisir dan laut. Jika dikelola dengan baik maka ini sebuah potensi yang sangat menjanjikan," ungkapnya.
Pada wilayah tersebut, tambah Pareng, memiliki habitat disebut ekosistem yang produktif serta memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, yaitu ekosistem mangrove dan ekosistem estuaria.
Untuk itu, sebut Pareng, sumberdaya alam dan potensi pembangunan perikanan dan laut ini secara geografis tersebar di perairan sungai, perairan pantai, perairan laut, dan beberapa pulau yang terdapat di ketiga wilayah administrasi kabupaten ini," katanya.
Untuk mendukung pembangunan perikanan dan laut yang tersebar di wilayah tersebut, ungkap Pereng, maka diperlukan pengembangan kawasan tersebut menurut prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
"Untuk memanfaatkan potensi ini secara berkelanjutan, maka perlu diterapkan strategi pemanfaatan dalam batas-batas yang ramah lingkungan, melindungi dan mengkonservasi wilayah tertentu serta merehabilitasi wilayah pesisir yang rusak," jelasnya.
Jadi, analisis Pareng, bahwa sumberdaya utama dari wilayah pesisir dan laut itu adalah perikanan laut, baik perikanan tangkap maupun budidaya tambak dan budidaya laut. Malah, potensi perikanan ini sangat dipengaruhi oleh ekosistem utama wilayah pesisir yaitu hutan mangrove. "Maka kerusakan ekosistem mangrove akan mempengaruhi ekosistem lainnya," tutupnya.*
0 komentar:
Posting Komentar