CEKAU.COM-Biro Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa persentase jumlah UKM dibanding dengan total perusahaan pada 2001 sebesar 99,9 persen. Pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor ini mencapai 99,4 persen dari total tenaga kerja.
Demikian juga sumbangsih pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari separuh ekonomi Indonesia didukung dari produksi UKM atau mencapai 59,3 persen.
Ini dikatakan Zulkarnain Umar MS, pengamat agrobisnis Riau, mengatakan bahwa sejarah mencatat betapa usahawan yang bermodal cekak, justru terbukti punya daya tahan kuat dalam menghadapi krisis kekeringan likuiditas mulai triwulan terakhir 2008.
"Satu dekade silam, pelaku kelas teri ini, mampu bertahan di tengah bencana ekonomi regional. Meski ada pula yang gulung tikar, tidak sedikit pula yang mampu ekspansi bisnisnya," jelas Zul, sapaannya.
"Data-data ini menunjukkan bahwa peranan UKM dalam perekonomian Indonesia sangat sentral dalam penyediaan lapangan kerja dan menghasilkan keluaran yang tepat sasaran," ucapnya.
Walhasil, lanjut Zul, mereka jauh lebih imun ketimbang dengan pengusaha besar, saat menghadapi krisis mondial yang dampaknya masih terasa sampai kini. Bahkan, banyak pula yang menilai, para usahawan kelas teri, umumnya dianggap punya kelemahan mendasar: tidak bankable alias susah jika berurusan dengan kredit bank, lantaran mereka tak punya kolateral alias tak tercatat pada laporan keuangan secara memadai, misalnya.
"Justru, karena tak getol berurusan dengan bank inilah, yang membuat usaha bakal besar (UBB), istilah Om Bob Sadino, pengusaha, itu bisa bertahan lama," aku Zul, yang juga pengajar di Universitas Riau ini.
Alasannya sederhana, tambah Zul, terkait pendanaan berasal dari mereka sendiri. Dari hasil penjualan atau pinjaman dari pembeli. Itulah sebabnya, ketika perbankan menghadapi kekeringan likuiditas, membuat kucuran kredit ke dunia usaha menciut, sebaliknya dampak bagi usaha kecil tak terlalu besar.
Zul menambahkan, memang, sumbangsih usaha kecil dan menengah ini dalam perekonomian dan ekspor terbilang masih kecil. Tapi, dalam penyerapan tenaga kerja, sektor inilah yang mampu memberikan kontribusi paling besar, terutama di saat krisis.
Adanya jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM bertambah 15-20 persen pada 2011, ini diakui Sandiaga Uno, pengusaha yang banyak berkecimpung di dunia kecil. Secara keseluruhan, katanya, jumlah pengusaha kecil ini sudah mencapai 52 juta di Indonesia. Mayoritas usahawan kelas teri ini bergerak di bidang produksi makanan, jasa, dan perdagangan atau kerajinan tangan.*
0 komentar:
Posting Komentar