Ochar dan Nedi di Kelok Sembilan |
CEKAU.COM-Berpetualang dengan bersepeda di alam bebas (cycling) dilakoni para Fixier Pekanbaru Riau ini harus diacungkan jempol. Pasalnya, mereka yang tergabung dalam Komunitas Rumbai Raiders Fixie (RRF) Club Riau sudah melakukan sosialisasi cinta lingkungan, dengan melintasi jalan sejauh 220 Kilometer selama 20 jam, antara Bukittinggi, Sumatera Barat menuju Pekanbaru, Riau, pada Senin (1/1) lalu.
Terbentuk sejak 7 September 2007, komunitas yang dulunya bernama Rumbai Rider ini, semula mengusung sepeda unik hingga low rider. Namun, seiring waktu, berubah nama menjadi RRF Club yang kini berjumlah 25 anggota, yang aktif.
Gagasan atas perjalanan panjang dari Bukittinggi-Pekanbaru, bukanlah tak terencana. Jauh-jauh hari sudah mereka siapkan, dengan konsep bahwa anggota fixier tetap mengedepankan ramah lingkungan.
Nah, dari sinilah ide tersebut terkuak, bahwa cinta lingkungan menjadi bagian program kegiatan para fixier ini agar dunia akan bebas dari polusi. Kembali ke alam adalah bagian hidup yang tak terelakkan dari setiap keinginan para anggota.
"Konsep inilah yang dikenalkan bagi seluruh anggota RRF Club ketika menjelajahi alam bebas dari Kota Bukittinggi, Sumatera Barat menuju Pekanbaru, Provinsi Riau, yang ditempuh selama 20 jam," kata Al Kausar, yang disapa Ochar kepada cekau.com.
Gagasan atas perjalanan panjang dari Bukittinggi-Pekanbaru, bukanlah tak terencana. Jauh-jauh hari sudah mereka siapkan, dengan konsep bahwa anggota fixier tetap mengedepankan ramah lingkungan.
Nah, dari sinilah ide tersebut terkuak, bahwa cinta lingkungan menjadi bagian program kegiatan para fixier ini agar dunia akan bebas dari polusi. Kembali ke alam adalah bagian hidup yang tak terelakkan dari setiap keinginan para anggota.
"Konsep inilah yang dikenalkan bagi seluruh anggota RRF Club ketika menjelajahi alam bebas dari Kota Bukittinggi, Sumatera Barat menuju Pekanbaru, Provinsi Riau, yang ditempuh selama 20 jam," kata Al Kausar, yang disapa Ochar kepada cekau.com.
Keempat fixier ini, yang mengikuti tour tahun baru itu masing-masing Al Kausar (Ochar), Nedi (Bang Panjang), Arip (Ndut Oye) dan Kinoi (Kiting).
Ochar menjelaskan bahwa, persiapan yang diterapkan hanya bermodalkan keberanian, kecakapan dan niat. Maka, bisa dikatakan kegiatan ekstrem ini sangat berat dilakukan seorang fixier, apalagi dengan kondisi sepeda jenis fixie, yang terbilang 'apa adanya'.
"Ya, sepeda dengan kondisi tanpa rem, harus melintasi jalan berbukit-bukit, curam, bahkan jurang yang dalam, sepanjang 220 Kilometer," terang Ochar, yang juga Ketua Tim tour fixier Tahun Baru RRF Club Bukittinggi-Pekanbaru 2011 pada 1 Januari 2012. Baca: Bersepeda Fixie dari Bukittinggi ke Pekanbaru, http://www.cekau.com/2012/01/bersepeda-fixie-dari-bukit-tinggi-ke.html.
Selain tiga modal utama tadi, Nedi, yang juga sebagai teknisi di kepengurusan RRF, mengatakan bahwa, kode etik yang diusung para RRF Club pun harus tetap dipikul, yakni berpegang teguh dan berpartisipasi melestarian lingkungan hidup. "Inilah konsep RRF Club yang kami ketengahkan ke khalayak ramai," akunya.
Dalam tim RRF Club ini, jelas Al Kausar lagi, kode etik petualang itu pertama, take nothing but pictusre (jangan mengambil apapun kecuali gambar). Kedua, leave nothing but foot print (jangan meninggalkan apapun kecuali tapak kaki atau jejak), dan ketiga, kill nothing but time (jangan membunuh apapun kecuali waktu).
Ochar menjelaskan bahwa, persiapan yang diterapkan hanya bermodalkan keberanian, kecakapan dan niat. Maka, bisa dikatakan kegiatan ekstrem ini sangat berat dilakukan seorang fixier, apalagi dengan kondisi sepeda jenis fixie, yang terbilang 'apa adanya'.
"Ya, sepeda dengan kondisi tanpa rem, harus melintasi jalan berbukit-bukit, curam, bahkan jurang yang dalam, sepanjang 220 Kilometer," terang Ochar, yang juga Ketua Tim tour fixier Tahun Baru RRF Club Bukittinggi-Pekanbaru 2011 pada 1 Januari 2012. Baca: Bersepeda Fixie dari Bukittinggi ke Pekanbaru, http://www.cekau.com/2012/01/bersepeda-fixie-dari-bukit-tinggi-ke.html.
Selain tiga modal utama tadi, Nedi, yang juga sebagai teknisi di kepengurusan RRF, mengatakan bahwa, kode etik yang diusung para RRF Club pun harus tetap dipikul, yakni berpegang teguh dan berpartisipasi melestarian lingkungan hidup. "Inilah konsep RRF Club yang kami ketengahkan ke khalayak ramai," akunya.
Dalam tim RRF Club ini, jelas Al Kausar lagi, kode etik petualang itu pertama, take nothing but pictusre (jangan mengambil apapun kecuali gambar). Kedua, leave nothing but foot print (jangan meninggalkan apapun kecuali tapak kaki atau jejak), dan ketiga, kill nothing but time (jangan membunuh apapun kecuali waktu).
RRF Club ini diketuai Eri Marcy, Wakil, Mas Bob, Bendahara Sutarman, dan Sekretaris, Al Kausar. Nedi dan Muktar Lubis sebagai Mekanik Baca pula: Bersepeda Fixie Bukittinggi-Pekanbaru Disambut Cewek Cantik, http://www.cekau.com/2012/01/bersepeda-fixie-bukittinggi-pekanbaru.html
Bila Anda tertarik ingin bergabung bersama Komunitas Rumbai Raiders Fixie (RRF) Club Riau ini, silahkan hubungi redaksi www.cekau.com. Atau silahkan tuliskan pendapat Anda ke email atau facebook di bawah. Semoga informasi ini bermanfaat. Terimakasih.*
Boleh minta Contact Person RRF nya min?
BalasHapus