Sungai Jantan atau Sungai Siak |
CEKAU.COM - DARI 287 lokasi wisata, yang tersebar di Provinsi Riau, Pekanbaru juga menyajikan potensi objek wisata menarik. Salah satunya Sungai Siak—dulu disebut Sungai Jantan, bisa menjadi ikon Pekanbaru, pada helat Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, 2012 di Provinsi Riau mendatang. Dengan menyuguhkan sungai terdalam di Indonesia, juga memiliki sejarah yang panjang untuk dinikmati. Lalu, bagaimana potensi ini dapat memberikan daya tarik dan mampu menjemput kesuksesan promosi daerah?
Nah, bila para wisatawan memilih Sungai Siak sebagai objek wisata untuk melepas lelah, tentu dapat dilakukan dengan jogging atau berjalan kaki. Empat jembatan yang terbentang di atas Sungai Siak-dua jembatan dalam proses pekerjaan, sebagai alternatif menatap cahaya senja. Atau, ketika senja menjemput, mereka dapat menaiki sampan mengitari sungai, yang berwarna kecoklatan itu. Inilah fasilitas yang diberikan pemerintah secara cuma-cuma.
“Sungai Siak bisa dijadikan sebagai ikon kota Pekanbaru. Apalagi kota wisata dan sejarah, ini terlihat dari atas empat jembatan. Sungai yang terkenal kedalamannya memberikan panorama keindahan di waktu sunset tiba,” terang Anas Aismana, tokoh muda Melayu, lama bermastautin di di pesisir Sungai Siak, Tanjung Rhu, Pekanbaru.
Tapi, apakah sungai Siak, ini memberikan nilai jual bagi pengunjung? Ada anggapan, kata Anas lagi, sungai Siak bisa terkenal dan dikenal oleh pendatang karena historis dan kelebihannya dari sungai-sungai lain di Indonesia. Namun ada pula memandang miris bila pengunjung melihat iba atas sungai yang kini sudah tercemar berbagai limbah dan pendangkalan suatu waktu.
“Tak usahlah kita mencicipi air sungai Jantan ini lagi, tapi cobalah petang atau pagi hari, kita berdiri di atas Jembatan Siak I. Disana akan tercium bau tak sedap dari limbah karet yang dihasilkan pabrik dekat sungai itu,” jelas Anas, yang juga Seniman Riau ini.*
Nah, bila para wisatawan memilih Sungai Siak sebagai objek wisata untuk melepas lelah, tentu dapat dilakukan dengan jogging atau berjalan kaki. Empat jembatan yang terbentang di atas Sungai Siak-dua jembatan dalam proses pekerjaan, sebagai alternatif menatap cahaya senja. Atau, ketika senja menjemput, mereka dapat menaiki sampan mengitari sungai, yang berwarna kecoklatan itu. Inilah fasilitas yang diberikan pemerintah secara cuma-cuma.
“Sungai Siak bisa dijadikan sebagai ikon kota Pekanbaru. Apalagi kota wisata dan sejarah, ini terlihat dari atas empat jembatan. Sungai yang terkenal kedalamannya memberikan panorama keindahan di waktu sunset tiba,” terang Anas Aismana, tokoh muda Melayu, lama bermastautin di di pesisir Sungai Siak, Tanjung Rhu, Pekanbaru.
Tapi, apakah sungai Siak, ini memberikan nilai jual bagi pengunjung? Ada anggapan, kata Anas lagi, sungai Siak bisa terkenal dan dikenal oleh pendatang karena historis dan kelebihannya dari sungai-sungai lain di Indonesia. Namun ada pula memandang miris bila pengunjung melihat iba atas sungai yang kini sudah tercemar berbagai limbah dan pendangkalan suatu waktu.
“Tak usahlah kita mencicipi air sungai Jantan ini lagi, tapi cobalah petang atau pagi hari, kita berdiri di atas Jembatan Siak I. Disana akan tercium bau tak sedap dari limbah karet yang dihasilkan pabrik dekat sungai itu,” jelas Anas, yang juga Seniman Riau ini.*
0 komentar:
Posting Komentar