 |
| Abdullah Qayyum |
CEKAU.COM-Anak Jati Riau ini, yakin dengan suatu kebebasan. Kebebasan baginya sebuah kemuliaan yang sederhana. Ia juga menunjukkan bahwa banyak persoalan masih tetap sama dalam hidup kita. Katanya: “Kita tidak boleh berhenti pada pengagungan kebebasan, bahkan sebaliknya pembebasan individu harus terus dilihat dalam fungsi kemasyarakatan”.
Baginya, kehidupan dalam bermasyarakat yang terpenting adalah kita harus bisa memberi. Barangkali, dari sinilah kita dapat merenungkan kenyataan-kenyataan kita sebenarnya, bahwa ada yang terpenting dari kesehatan dalam kehidupan bermasyarakat, yakni perlakuan yang mengarah pada kepedulian dan sentuhan hati.
Disamping itu memang ada pertimbangan yang lebih sederhana, tapi penting. Ia bukan tak hendak mencari nama. Bukan pula tak hendak untuk menopang hidup. Ia memberikan kebebasan berpikir. Kebebasan berpikir baginya adalah kreativitas. Kreativitas memberikan ia tanggungjawab.
Baginya, kebebasan akan terlihat sebagai sesuatu yang berperan. Ia bukan kemewahan yang nikmat. Ia adalah kewajiban yang dalam. Maka, dengan kebebasanlah kemungkinan-kemungkinan baru tercipta.
Dengan kebebasan pula alternatif dapat diperoleh. Karena itu, bila kebebasan itu mati, seperti kata seorang cerdik-pandai, ia tidak mati sendirian.
Lelaki berkaca mata ini ternyata terbiasa untuk disiplin. Disiplin diri bukanlah dihadirkan. Tapi memang tercipta semenjak ia masih kanak-kanak. Di lingkungan keluarga, Qayyum dikenal sebagai anak yang memiliki prinsip dalam ilmu dan seorang pekerja keras.*
Disamping itu memang ada pertimbangan yang lebih sederhana, tapi penting. Ia bukan tak hendak mencari nama. Bukan pula tak hendak untuk menopang hidup. Ia memberikan kebebasan berpikir. Kebebasan berpikir baginya adalah kreativitas. Kreativitas memberikan ia tanggungjawab.
Baginya, kebebasan akan terlihat sebagai sesuatu yang berperan. Ia bukan kemewahan yang nikmat. Ia adalah kewajiban yang dalam. Maka, dengan kebebasanlah kemungkinan-kemungkinan baru tercipta.
Dengan kebebasan pula alternatif dapat diperoleh. Karena itu, bila kebebasan itu mati, seperti kata seorang cerdik-pandai, ia tidak mati sendirian.
Lelaki berkaca mata ini ternyata terbiasa untuk disiplin. Disiplin diri bukanlah dihadirkan. Tapi memang tercipta semenjak ia masih kanak-kanak. Di lingkungan keluarga, Qayyum dikenal sebagai anak yang memiliki prinsip dalam ilmu dan seorang pekerja keras.*
0 komentar:
Posting Komentar