Hubungi Kami | Tentang Kami | Disclaimer

Selasa, 02 Agustus 2011

Menjemput Usaha Bakal Besar Jelang PON 2012 Riau

Tekat Melayu Riau
CEKAU.COM - ADA baiknya istilah baru: Usaha Bakal Besar (UBB) yang disampaikan Bob Sadino perlu diilhami bagi kalangan usahawan kelas teri di Provinsi Riau. Pasalnya, sebutan dari pemerintah untuk kalangan ini sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah-biasa disingkat UMKM, justru dinilai kurang memotivasi menjadi pengusaha besar yang sukses.

Dengan istilah baru ini, setidaknya usahawan dapat merangkak mesti dengan modal pas-pasan. Alasan itu pula, mengapa sejumlah pengusaha kelas teri di bidang kriya di Provinsi Riau, yakin bahwa usaha yang digelutinya akan berkembang di kemudian hari. Nah, ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-18, pada 2012 di Provinsi Riau, mendatang, mereka akan membuktikan itu.

Inilah motivasi Bob Sadino, juragan supermarket Kemchicks kepada sejumlah pengusaha kelas teri.  Dulu ia pernah pernah mengkritik sebutan pemerintah terhadap pengusaha yang sedang merintis bisnis kecil-kecilan. Bahkan,  ia tak setuju kalau para usahawan kelas teri dikatagorikan dalam UMKM. Apalagi kalau dianggap, masih mengharap uluran tangan pemerintah dan sederet bantuan lain.

Tapi, laki-laki yang terkenal dengan ciri khas "baju dinas" berupa hem lengan pendek, plus celana pendek jins belel ini, lebih cenderung dengan sebutan usaha bakal besar (UBB). Alasan Om Bob, sapaanya, sangat sederhana, bahwa pengusaha kalangan bawah ini justru banyak bertahan dalam menghadapi krisis finansial global pada akhir Mei 2008.

Pengusaha yang memulai bisnis sayur hidroponik ini, tak bermaksud berdebat soal nama ini. Namun, sinyal yang ia sampaikan sangat jelas, bahwa para pengusaha kelas teri ini tak boleh mudah menyerah dan harus bertekad menjadi pengusaha besar.

Hal ini diakui Zulkarnain Umar MS, pengamat agrobisnis Riau, mengatakan bahwa sejarah mencatat betapa usahawan yang bermodal cekak, justru terbukti punya daya tahan kuat dalam menghadapi krisis kekeringan likuiditas mulai triwulan terakhir 2008. "Satu dekade silam, pelaku kelas teri ini, mampu bertahan di tengah bencana ekonomi regional. Meski ada pula yang gulung tikar, tidak sedikit pula yang mampu ekspansi bisnisnya," jelas Zul, sapaannya.

Walhasil, lanjut Zul, mereka jauh lebih imun ketimbang dengan pengusaha besar, saat menghadapi krisis mondial yang dampaknya masih terasa sampai kini. Bahkan, banyak pula yang menilai, para usahawan kelas teri, umumnya dianggap punya kelemahan mendasar: tidak bankable alias susah jika berurusan dengan kredit bank, lantaran mereka tak punya kolateral alias tak tercatat pada laporan keuangan secara memadai, misalnya.

"Justru, karena tak getol berurusan dengan bank inilah, yang membuat UBB, istilah Om Bob, itu bisa bertahan lama," akunya.*


0 komentar:

Posting Komentar

Prev Post Next Post Home